Pengalaman Pastor Evensius saat menyambut Raja Salman di Bandara Ngurah Rai
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Raja Salman menyentuh jubah Pastor Evensius dan bertanya apakah dia seorang Katolik.
NUSA DUA, Indonesia – Pastor Evensius Dewantoro tak akan pernah melupakan momen menyambut kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz pada Sabtu sore, 4 Maret, di Bandara Ops Ngurah Rai, Bali. Ia mengaku menyapa Raja Salman dalam bahasa Arab.
Sambutan Pastor Evensius kepada Raja Salman disambut baik oleh pemimpin berusia 81 tahun itu.
“Saya sapa menggunakan bahasa Arab ‘ahlan wa sahlan ya Malik’ yang artinya selamat datang, Baginda,” ujarnya di Nusa Dua, Minggu, 5 Maret.
Pastor Evensius mengatakan, dirinya hadir di Bandara Ngurah Rai bersama tokoh agama lain yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali. Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Kapolda Bali Irjen Petrus R. Golose, dan Menteri Pariwisata Arief Yahya tampak mendampingi memberikan sambutan. Sebanyak 50 orang penari cilik menarikan tarian Pendet menyambut kedatangan Raja.
Pastor Evensius mengatakan, mendengar sapaan dalam bahasa Arab, Raja Salman tersenyum dan menyentuh jubah pastor yang bertugas di Gereja Paroki Bunda Segala Bangsa, Nusa Dua. Raja Salman juga berbicara dengan penerjemahnya.
“Dia bertanya padaku, apakah kamu (seorang) Katolik?” kata ayah Evensius menirukan.
Diakuinya, pertemuannya dengan Raja Salman berlangsung singkat. Meski hanya berdurasi tiga menit, namun meninggalkan kesan mendalam. Sosok Raja Salman, kata Pastor Evensius, menunjukkan sikap terbuka terhadap keberagaman umat beragama.
“Wajah Islami Raja Salman yang menyambut semua orang sebagai saudara. Saya lihat rajanya memeluk Islam, rahmatan lil ‘alamin,” ujarnya.
Ia berharap usai pertemuan ada kesempatan lagi untuk berdiskusi lebih panjang dengan Raja Salman.
“Tadi malam saya sangat bahagia. “Mudah-mudahan kita bisa bertemu dengan Raja lagi,” ucapnya.
Menurut Romo, yang ingin disampaikannya adalah berbicara tentang keberagaman suku dan agama di Indonesia.
“Bukan tidak mungkin keberagaman yang ada di Indonesia menjadi berkah bagi banyak orang, oleh karena itu harus dilindungi, dijaga, dan dirawat,” ujarnya.
Pastor Evensius memiliki latar belakang pendidikan Islamologi di Institut Studi Bahasa Arab Dar Comboni di Mesi.
“Saya belajar (Bahasa Arab) di Kairo sejak 2003-2004,” ujarnya.
Dar Combine Institute for Arab Studies bekerja sama dengan Vatikan yang dijalankan oleh para pendeta Eropa yang telah lama tinggal di negara-negara Islam. Selanjutnya pada tahun 2003-2005, Romo Evensius melanjutkan studi Islamologi di Pontificio Istituto di Studi Arabi e d’Islamistica (PISAI), Roma.
Sebelumnya di Jakarta, Presiden Joko “Jokowi” Widodo menjadi tuan rumah dialog antaragama dengan Raja Salman. Dalam pertemuan pertama ini, hadir 28 tokoh lintas agama. (BACA: Temui 28 Tokoh Lintas Agama, Raja Salman Cetak Sejarah Baru)
Pemimpin negeri Petro Dollar ini memuji kondisi ekonomi dan politik Indonesia yang stabil, salah satunya karena tingkat toleransi warganya yang cukup tinggi. – Rappler.com