13 jenazah yang diyakini warga negara Indonesia ditemukan tewas di pantai Malaysia
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Dua paspor ditemukan, keduanya warga negara Indonesia
JAKARTA, Indonesia – Sebanyak 13 jenazah yang diyakini berasal dari Indonesia ditemukan di perairan Johor Bahru, Malaysia, pada Selasa pagi, 26 Januari, sekitar pukul 07.00 waktu setempat. Mereka diduga merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mencoba masuk ke Malaysia secara ilegal.
“Kami belum bisa memastikan puluhan jenazah yang ditemukan adalah WNI. Namun berdasarkan informasi dari kepolisian Malaysia yang kami terima setengah jam lalu, mereka menemukan dua paspor Indonesia saat menemukan jenazah tersebut,” kata Konsul Jenderal Indonesia di Johor Bahru Taufiqur Rijal kepada Rappler melalui telepon, Selasa.
Ke-13 jenazah tersebut kini telah dibawa ke RS Sutan Aminah, Johor Bahru.
Taufiqur mengatakan, dia akan memeriksa apakah paspor tersebut cocok dengan jenazah yang ditemukan untuk memverifikasi bahwa mereka berasal dari Indonesia.
“Kami masih memerlukan waktu untuk proses identifikasi,” kata Taufiqur.
Dari 13 jenazah tersebut, 9 perempuan dan 4 laki-laki. Mereka ditemukan mengambang di perairan Pantai Kelise di Johor Bahru, kapal mereka diyakini dihantam gelombang setinggi 3 meter.
Taufiqur mengatakan, kapal tersebut datang dari arah Indonesia dan hendak menuju Johor Bahru.
“Informasi tersebut kami peroleh setelah berulang kali melakukan konfirmasi ke pihak kepolisian Malaysia. Kemungkinan besar mereka berasal dari Batam karena dari sana letak pantai di Malaysia tidak terlalu jauh,” kata Taufiqur.
Malaysia adalah negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Asia Tenggara dan menjadi magnet bagi pekerja migran dibandingkan negara-negara tetangganya yang lebih miskin, yang sebagian besar berasal dari Indonesia.
Sekitar dua juta warga Indonesia, banyak dari mereka bekerja secara ilegal, kini berada di Malaysia dan melakukan berbagai pekerjaan dengan upah rendah.
Kecelakaan fatal di selat ini sering terjadi, dan para pelancong biasanya mencoba menyeberang dengan kapal reyot dan seringkali pada malam hari untuk menghindari deteksi.
Pada bulan September 2015, sebuah perahu kayu yang penuh sesak terbalik dan tenggelam di laut yang ganas sekitar 16 kilometer (10 mil) di lepas pantai negara bagian Selangor di Malaysia tengah. Rombongan meninggalkan Malaysia untuk kembali ke Sumatera di Indonesia, melintasi Selat Malaka. Lebih dari 60 orang dilaporkan tewas.
Pada bulan Juni 2014, lebih dari selusin orang tenggelam ketika sebuah kapal yang memuat sekitar 100 orang Indonesia tenggelam saat membawa penumpang pulang untuk bulan puasa Ramadhan. – Rappler.com/dengan laporan dari Agence France-Presse