• July 13, 2025
3 bersaudara tewas dalam kejahatan narkoba terkait sindikat narkoba

3 bersaudara tewas dalam kejahatan narkoba terkait sindikat narkoba

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Kapolres Mandaue Kota Inspektur Senior Roberto Alanas mengklaim Umpad bersaudara – Ruben, 25; John Vincent, 26; dan Jerome, 28 tahun, menjadi anggota Kelompok Narkoba Sadaya saat berada di Penjara Kota Mandaue

CEBU, Filipina – Polisi mengklaim 3 bersaudara yang tewas dalam operasi anti-narkoba pada Senin, 2 Oktober, di dalam rumah mereka di kompleks Cebu International Convention Center (CICC), diduga anggota sindikat narkoba terkenal yang beranggotakan di Kota Mandaue Penjara.

Dalam jumpa pers Selasa, 3 Oktober, Kepala Kantor Polisi Mandaue City (MCPO) Inspektur Senior Roberto Alanas mengaku Umpad bersaudara – Ruben, 25; John Vincent, 26; dan Jerome, 28 tahun, menjadi anggota Kelompok Narkoba Sadaya saat berada di Penjara Kota Mandaue.

Saudara-saudara menghabiskan lima tahun di penjara tersebut karena kasus pembunuhan. Namun, mereka dibebaskan Jumat lalu, 29 September, dalam program Enhanced Justice on Wheels Mahkamah Agung.

“Mereka dilatih oleh anggota Kelompok Narkoba Sadaya saat berada di dalam. Ketika mereka dibebaskan Jumat lalu, mereka langsung menjual narkoba,” kata Alanas, membantah klaim ibu Umpad bersaudara, Jean, yang menyatakan bahwa putra-putranya tidak terlibat dalam narkoba.

Meski demikian, Alanas meyakinkan MCPO akan mengusut jalannya operasi tangkap tangan yang digagas oknum Polsek 3 Mandaue Kota tersebut, meski ia tidak melihat adanya kejanggalan dalam operasi tersebut.

Inspektur Kepala Inspektur Michelangelo Beltran, kepala Kantor Polisi Mandaue 3, menegaskan bahwa operasi tersebut sah dan penggerebekan telah selesai. Dia sebelumnya mengklaim bahwa salah satu saudaranya melepaskan tembakan ke arah agen tersebut, sehingga polisi membalas tembakannya.

Cari investigasi CHR

Sementara itu, pihak Kepolisian Daerah (PRO) 7 menyatakan tidak menentang langkah keluarga Umpad yang meminta bantuan Komisi Hak Asasi Manusia (CHR) 7 untuk mengusut kasus tersebut.

Inspektur Senior Jonathan Cabal, kepala divisi intelijen regional PRO 7, mengatakan meskipun penyelidikan sedang berlangsung, ada kecurigaan adanya keteraturan dalam pelaksanaan operasi yang menyebabkan kematian Umpad bersaudara.

Tidak ada sama sekali Astaga pada PNP jika ada kesalahan tapi ada anggapan akan adanya keteraturan sampai hasil penyelidikan diketahui,” kata Cabal kepada wartawan.

(Tidak ada sapi suci di PNP jika seseorang bersalah, namun ada praduga keteraturan sampai hasil penyelidikan keluar.)

Ditambahkannya, PRO 7 juga akan melakukan penyelidikan sesuai perintah Direktur PRO 7, Chief Supt. Jose Mario Espino.

“Keputusan PRO 7 akan memberikan manfaat yang lebih besar,” kata Cabal.

Ibu dari Umpad bersaudara belum secara resmi mengajukan pengaduan ke CHR karena dia mengkhawatirkan keselamatan putranya yang lain, Rustom, yang ditahan polisi, begitu dia mengajukan pengaduan ke polisi. – Rappler.com

situs judi bola