3 catatan ‘Trinity Traveller’ tentang pariwisata Indonesia sebelum MEA
- keren989
- 0
Pekerja pariwisata asal Filipina merupakan pesaing terberat Indonesia
JAKARTA, Indonesia—Dalam hitungan jam, kawasan Masyarakat Ekonomi ASEAN akan mulai beroperasi. Tepatnya pada tanggal 1 Januari 2016.
Menurut Qerja.com, ada 8 profesi yang akan bersaing setelah MEA diterapkan. Salah satunya adalah pekerja pariwisata.
Pekerja pariwisata merupakan salah satu profesi yang sangat dibutuhkan di Indonesia karena potensi objek wisata Indonesia cukup besar.
Pada dasarnya jenis tenaga kerja pariwisata cukup banyak karena banyaknya pekerjaan yang berkaitan dengan sektor ini.
Beberapa contohnya adalah sektor penerbangan yang meliputi agen tiket, pilot, pramugari, katering dan lain-lain.
Bisa juga di sektor perhotelan, dimana orang-orang yang terlibat adalah manajer hotel, staf layanan kamar, pengontroldan lain-lain.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengklaim sektor pariwisata nasional tumbuh sangat baik dibandingkan negara lain di kawasan.
Menurutnya, promosi dan merek pariwisata yang dilakukan selama ini telah membuahkan hasil yang terlihat dari jumlah wisatawan mancanegara dan domestik yang terus meningkat meski terkena dampak perlambatan perekonomian global.
“Sebelum merek Pariwisata Indonesia kalah merek Sesungguhnya Asia dimiliki oleh negara tetangga. Namun karena Indonesia siap bersaing di industri pariwisata, dan apa yang ditawarkan sesuai dengan apa yang dipromosikan, kini merek “Wonderful Indonesia berada di peringkat 47 dunia, meningkat signifikan dari sebelumnya di posisi 144,” dia berkata saat pembukaan Indonesia Tourism And Creative Economic Fair (ITCEF) di Jakarta, Jumat 16 Oktober 2015.
Namun benarkah kualitas layanan sudah sesuai standar ASEAN?
pengalaman Tritunggal Pelancong Telanjang Sebagai traveler yang pernah berwisata di Indonesia, ASEAN, bahkan dunia, hal ini bisa menjadi bahan renungan.
Kepada Rappler, ia mengungkapkan kegelisahannya terhadap tenaga kerja pariwisata di negaranya. Apakah mereka?
Pekerja pariwisata lainnya lebih sadar akan MEA
Trinity mengatakan ada beberapa negara di ASEAN yang bisa menjadi ancaman terhadap destinasi wisata. Namun tak hanya itu, Trinity melihat para pekerja pariwisata lainnya lebih memahami apa itu MEA.
“Kalau bicara pegawai swasta atau staf di hotel, staf di industri restoran terkait pariwisata, soal MEA, dia kurang yakin. mudan (memahami)“ katanya kepada Rappler pada Kamis, 31 Desember.
Di tingkat manajer menengah, kesadaran tersebut mungkin sudah ada. Misalnya, seorang supervisor atau departemen manajemen mulai memikirkannya pergi ke ASEANatau bekerja di negara tetangga karena alasan upah yang lebih tinggi.
Trinity memperkirakan hanya hotel dengan jaringan internasional yang sadar akan MEA. Selebihnya hanya mengikuti alur persaingan hotel di daerah setempat.
Sementara pekerja pariwisata lainnya lebih siap. Trinity mengungkapkan, para pekerja pariwisata di Thailand, misalnya, sudah mulai belajar bahasa Indonesia.
Pekerja dari Filipina merupakan pesaing terberat
Trinity juga melihat beberapa negara di ASEAN lebih maju dibandingkan Indonesia dalam hal kualitas sumber daya manusia.
Ia mengatakan, kualitas tenaga kerja di Filipina satu tingkat lebih baik dibandingkan Indonesia. “Lebih mudah untuk melakukannyamenyewa “Filipina, bahasa Inggrisnya bagus, pelayanannya bagus,” ujarnya. Pekerja pariwisata dari Filipina juga mendapat pendidikan.
Kualitas unggul tenaga kerja asal Filipina sebelumnya telah diakui oleh negara lain, misalnya Arab Saudi. “Sudah menjadi rahasia umum bahwa pembantu rumah tangga asal Filipina dihargai lebih tinggi dibandingkan orang Indonesia,” ujarnya.
Apalagi, tambahnya, masyarakat Filipina dikenal gemar bermigrasi dan meninggalkan negaranya untuk belajar atau bekerja.
Berbeda dengan Indonesia, “Kita sangat nyaman dengan negara kita sendiri,” ujarnya.
Menurut Trinity, perlu ada perhatian terhadap tertinggalnya kualitas pekerja pariwisata di Tanah Air dibandingkan negara lain. Artinya, peluang masyarakat lokal untuk memasuki industri pariwisata akan semakin sempit.
Pemerintahan asing
Kabar terburuknya dari dunia pariwisata Indonesia, tempat wisata eksotik di Indonesia Timur sebagian besar sudah dikelola oleh investor asing jauh sebelum MEA dibahas.
“Resor di pulau-pulau terbaik di Indonesia ini dikelola oleh asing,” ujarnya.
Apa alasan utama investor lokal tidak berinvestasi secepat dan gesit investor asing? “Masyarakat kita belum mengetahui apa itu pariwisata semua bisnis,” dia berkata. — Rappler.com
BACA JUGA