
3 WNI diculik kelompok bersenjata di Malaysia
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Ini merupakan kejadian keempat yang menimpa WNI dalam enam bulan terakhir.
JAKARTA, Indonesia — (UPDATED) Tiga WNI diculik oleh 5 anggota kelompok bersenjata di Lahad Datu, Sabah, Malaysia pada Sabtu malam, 9 Juli. Menurut laporan yang dikutip dari media Malaysia, Bintangketiga WNI tersebut sedang memancing sekitar pukul 23.40.
Kapolres Sabah Kompol Abdul Rashid Harun dalam siaran persnya mengatakan, jenis kapal yang ditumpangi WNI tersebut adalah kapal nelayan dan memuat 7 orang awak kapal. Mereka berlayar di perairan Sabah bagian timur, di Kepulauan Kalimantan.
Tiba-tiba sebuah perahu putih berisi orang-orang bersenjata mendekati mereka pada Sabtu malam, kata Rashid seperti dikutip Reuters.
Sementara itu, media The Star memberitakan, kelompok bersenjata tersebut terdiri dari 5 orang. Tiga di antaranya bahkan membawa senapan M14 dan M16. Pelaku kemudian meminta seluruh awak kapal berkumpul di dek depan.
Pelaku kemudian meminta paspor kepada 7 orang tersebut. Di antara 7 awak kapal, hanya 3 orang asal Indonesia yang membawa dokumen. Akhirnya mereka diculik, sisanya ditinggal di kapal.
Berdasarkan identitas korban penculikan, mereka berasal dari Indonesia Timur. Lalu siapa pelaku penculikan tersebut? Pelaku diduga kuat berasal dari kelompok sempalan Abu Sayyaf bernama Apo Mike. Kelompok ini diyakini bertanggung jawab atas penculikan beberapa pelaut yang melintasi perairan internasional antara Malaysia dan Filipina.
Mereka juga diketahui berkomunikasi dalam bahasa Melayu yang tidak lancar dan tersendat-sendat. Selain menyita paspor, pelaku juga menyita surat izin khusus kapal berada di kawasan khusus jam malam, 6 buah telepon seluler, dan kartu registrasi kapal pukat.
Rashid mengaku belum berani menyebutkan siapa pelakunya. Namun, dia mengatakan otoritas keamanan terus mencari pelakunya. Jika dilihat dari usia pelaku, mereka berusia antara 30-40 tahun.
“Sampai saat ini belum ada permintaan uang tebusan,” ujarnya.
Kejadian keempat
Kepala perwakilan Indonesia di Tawau, Malaysia, Abdul Fatah Zainal, mengatakan kepada Rappler bahwa pemerintah Malaysia telah mengonfirmasi adanya penculikan tersebut. Informasi tersebut diperoleh pemerintah Malaysia dari majikan yang mempekerjakan 3 WNI yang diculik.
“Jadi sebenarnya awak kapal yang ada di kapal itu ada 7 orang. 4 orang di antaranya berkewarganegaraan Indonesia, sedangkan sisanya orang Bajau. Namun yang diculik adalah 3 orang WNI, kata Fatah yang dihubungi Rappler melalui telepon pada Minggu, 10 Juli.
Fatah mengatakan, ketujuh awak kapal tersebut bekerja di kapal nelayan. Daerah tempat mereka menangkap ikan dianggap aman oleh pemerintah setempat.
“Sampai saat ini kami belum mengetahui siapa pelakunya. “Kami juga masih meminta konfirmasi kepada majikannya mengenai kejadian ini dan apakah ada komunikasi dengan pelaku,” kata Fatah.
Ini merupakan kejadian keempat dalam 6 bulan terakhir yang melibatkan WNI. Sebelumnya, 14 WNI diculik oleh kelompok Abu Sayyaf pada waktu berbeda.
Mereka semua akhirnya dibebaskan setelah melalui proses negosiasi. Meski santer diberitakan bahwa uang tebusan telah diberikan kepada Abu Sayyaf, namun pemerintah Indonesia membantahnya.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut cara yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah “diplomasi total”.
Sementara itu, pada 20 Juni, 7 WNI kembali diculik setelah mengantarkan batu bara ke Filipina bagian selatan. Kapal yang mereka tumpangi yakni TB Charles dan Tongkang Robby dibajak oleh kelompok bersenjata saat hendak berlayar menuju Samarinda. — dengan laporan Santi Dewi/Rappler.com
BACA JUGA: