4 hal tentang Indonesia pada KTT perubahan iklim COP 21
- keren989
- 0
Benarkah delegasi Indonesia didominasi pihak swasta? Apa misi khusus Jokowi?
PARIS, Prancis – Presiden Joko “Jokowi” Widodo memimpin langsung delegasi Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim atau Conference of Parties (COP) 21, di Paris, Prancis, yang dimulai hari ini, Senin, 30 November.
Pada kesempatan tersebut, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon sebesar 29 persen, guna mencapai tujuan bersama yaitu mencegah suhu pemanasan bumi melebihi 2 derajat Celcius.
Berikut 4 hal yang perlu Anda ketahui tentang delegasi Indonesia di COP 21:
Tugas delegasi Indonesia
Memperjuangkan kepentingan nasional untuk melaksanakan pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim (ketahanan iklim).
Caranya adalah dengan mengurangi tingkat kerentanan terhadap perubahan iklim dan kemiskinan secara signifikan. Kontribusi Nasional yang Ditentukan (INDC) menjadi agenda yang diperjuangkan. Tugas dilakukan melalui saluran negosiasi, saluran penjangkauan (masalah), dan kampanye (kampanye).
Indonesia juga menggunakan COP 21 di Paris untuk menginformasikan kepada masyarakat internasional tentang program Nawa Cita pemerintahan Jokowi.
Siapa saja delegasi Indonesia?
Delegasi Indonesia berjumlah 412 orang, terdiri dari presiden, menteri dan pejabat setingkat menteri, penasihat Menteri LHK, serta utusan khusus Presiden untuk perubahan iklim.
Lembaga negara seperti Volksraad (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga diundang sebagai delegasi.
Tim perunding berjumlah 60 orang yang melibatkan berbagai kementerian dan lembaga. Hadir pula perwakilan lembaga penelitian dan kampus. Terdapat 60 organisasi non-pemerintah, termasuk perwakilan Solidaritas Perempuan, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), WWF dan Greenpeace.
Ada 30 orang dari pihak swasta, antara lain dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Asosiasi Kehutanan dan Kelapa Sawit, serta pengelola komunikasi seperti Yayasan Perspektif Baru yang dipimpin Wimar Witoelar.
“Kurang dari 20 persen anggota delegasi dibiayai negara,” kata Agus Justianto, Ketua Paviliun Indonesia yang juga Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam.
47 sesi diskusi panel di Paviliun Indonesia
Selain berpartisipasi dalam negosiasi dan berbicara di acara-acara acara sampinganalias diskusi panel di luar pertemuan para pemimpin, Indonesia menggunakan paviliun sebagai tempat penjangkauan dan kampanye.
Terdapat 47 sesi diskusi dan presentasi yang akan dilaksanakan pada tanggal 30 November hingga 11 Desember 2015 di Paviliun Indonesia.
Menurut Agus, biaya sewa dan pengelolaan paviliun selama ini seluruhnya ditanggung oleh pihak swasta dan lembaga penyelenggara acara.
“Biayanya sekitar Rp 8,5 miliar untuk 250 meter persegi. “Selama empat tahun terakhir, paviliun Indonesia pada acara COP didukung oleh pihak swasta,” kata Agus.
Tiga tahun sebelum COP 21, paviliun Indonesia dikelola oleh Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI). Kini dikelola langsung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Misi Khusus Jokowi
Menurut informasi tim komunikasi presiden, Ari Dwipayana, dalam sesi pidato para pemimpin COP 21, Jokowi akan menyampaikan dukungan penuh Indonesia atas suksesnya COP 21, serta dukungan moral kepada Prancis di tengah maraknya aksi teroris. menghantam Paris. . Jokowi juga akan meminta dukungan global terhadap kebakaran hutan dan lahan gambut yang melanda Indonesia.
Selain itu, Jokowi juga akan menyampaikan kontribusi Indonesia terhadap isu perubahan iklim, khususnya dengan mendorong realisasinya secara penuh secara prinsip. tanggung jawab yang sama tetapi berbeda. Hal ini penting agar negara-negara berkembang dapat berkontribusi lebih besar terhadap isu perubahan iklim.
“Kami memberikan dukungan politik, sama seperti konferensi sebelumnya, komitmen, karena kita berada pada posisi yang tepat untuk 17 ribu pulau, jika permukaan air laut naik,” kata Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma sebelum bertolak ke Paris, Minggu pagi, 29 November. .
Selain itu, di sela-sela konferensi hari pertama, Jokowi juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Serbia Tomislav Nikolic, Perdana Menteri Kerajaan Norwegia Erna Solberg, Perdana Menteri Kerajaan Belanda Mark Rutte, dan Presiden Peru Ollanta M. Humala Tasso.
Jokowi juga dijadwalkan menghadiri Forest Event yang diprakarsai oleh Norwegia, Inggris, dan Peru serta dijadwalkan juga menghadiri Mission Innovation Event. —Rappler.com
BACA JUGA: