
4 hal yang perlu Anda ketahui tentang penembakan bandara Fort Lauderdale
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Pelakunya, Esteban Santiago, pernah menjadi personel militer di Alaska, Kanada.
JAKARTA, Indonesia – Penembakan sembarangan kembali terjadi di Amerika Serikat. Peristiwa ini terjadi dua pekan sebelum pelantikan Presiden terpilih Donald J. Trump di Gedung Putih.
Penembakan terjadi pada Jumat 6 Januari sekitar pukul 13.00 waktu setempat saat gedung terminal sedang penuh penumpang. Bagaimana kejadian ini bisa terjadi dan siapa pelakunya? Berikut Rappler rangkum informasinya untuk Anda:
1. Kronologis kejadian
Penembakan terjadi di gedung Terminal 2 Bandara Internasional Fort Lauderdale-Hollywood Florida, tepatnya di area pengambilan bagasi. Sheriff Broward County Scott Israel mengatakan pelaku membawa senjata dan menyerahkannya kepada petugas.
Kemungkinan dia pergi ke toilet dan mengeluarkan senjata yang disembunyikan di sakunya. Tembakan kemudian dilancarkan tanpa pandang bulu ke arah penumpang.
“Ini adalah tindakan pengecut dan kejam,” kata Israel kepada media, Jumat malam waktu setempat.
Para penumpang kemudian langsung lari menjauhi sumber suara tembakan. Bahkan ada pula yang kembali ke arah parkir pesawat.
Pasca kejadian tersebut, Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) untuk sementara mengalihkan pesawat lain untuk mendarat di Fort Lauderdale-Hollywood. Bandara baru mulai beroperasi kembali sekitar pukul 19.00 waktu setempat.
2. Kalahkan 5 orang
Dalam kejadian tersebut, pelaku melukai 13 orang. Sebanyak 5 orang di antaranya akhirnya meninggal dunia akibat luka tembak yang dialaminya. Sementara itu, diketahui lebih dari 30 orang mengalami luka-luka lain dalam kericuhan akibat penembakan tersebut.
Belum diketahui apakah ada korban yang berasal dari Indonesia. Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, pihaknya masih melakukan pengecekan data.
3. Identitas pelaku diketahui
Berdasarkan laporan otoritas keamanan setempat, pelaku diketahui bernama Esteban Santiago. Pria berusia 26 tahun itu rupanya tinggal di Alaska.
Berdasarkan laporan CNNSantiago bergabung dengan Garda Nasional di Puerto Rico pada tahun 2007. Pada bulan April 2010 dia berangkat ke Irak selama 10 bulan.
Juru bicara Garda Nasional Angkatan Darat Alaska mengatakan Santiago sebelumnya bergabung dengan Angkatan Darat sebelum bergabung dengan Garda Nasional pada November 2014. Namun ia dibebastugaskan pada Agustus 2016 karena kinerjanya dinilai kurang memuaskan.
Esteban mendapat perlakuan psikologis karena mengaku mendengar suara-suara di kepalanya, termasuk perintah agar dirinya bergabung dengan kelompok militan Islam di Irak dan Suriah (ISIS). Ia kemudian secara sukarela mengikuti evaluasi psikiatris di sebuah rumah sakit.
Setelah meninggalkan Garda Nasional, Esteban bekerja di sebuah perusahaan keamanan di Anchorage. Pelaku ditangkap dan tidak terluka.
4. Izinkan untuk memanggul senjata
Negara bagian Florida dikenal sebagai salah satu negara bagian yang membolehkan warganya memiliki senjata. Namun, peraturannya cukup ketat. Setiap warga negara tidak diperbolehkan membawa senjata secara terbukatapi harus disembunyikan (senjata tersembunyi). Yang disebut sebagai senjata tersembunyi yaitu pistol, senjata api atau alat elektronik, senjata gas air mata dan pisau.
Sekalipun disembunyikan, jika diperiksa oleh pejabat yang berwenang, pemegang senjata harus menunjukkan surat izin kepemilikan senjata tersebut. Hingga saat ini, polisi belum mengetahui apa motif Esteban melepaskan diri sembarangan di bandara.
Meski demikian, mereka menyatakan tidak mengesampingkan kemungkinan apa pun, termasuk motif serangan teroris. – Rappler.com