4 hal yang perlu Anda ketahui tentang pintu tol Brexit
keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia – Pemudik domestik saat Lebaran tahun ini mulai melintasi sebagian ruas Tol Pejagan-Pemalang yang diresmikan pada 16 Juni lalu oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo.
Namun, niat awal untuk mengurangi kemacetan di jalur utara telah gagal – setidaknya sejauh ini.
Terbukti pada puncak mudik akhir pekan lalu terjadi kemacetan parah, salah satunya saat pemudik keluar di gerbang Tol Brebes Timur atau yang kerap disebut dengan “Brexit”. Bahkan, antrean kendaraan mencapai sekitar 20 kilometer dan butuh waktu berjam-jam untuk keluar dari tol tersebut.
Apa yang sebenarnya terjadi? Berikut 4 hal yang perlu Anda ketahui tentang jalan tol:
1. Dibangun untuk mengantisipasi lalu lintas rumah
Tol Pejagan-Pemalang merupakan bagian dari Tol Trans-Jawa yang akan menghubungkan Merak, Banten, dengan Banyuwangi, Jawa Timur.
Nantinya, tol Pejagan-Pemalang akan dibangun sepanjang 57,5 kilometer dan melewati 4 wilayah yaitu Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Kabupaten Pemalang.
Jalan tol ini terbagi menjadi empat seksi. Jalan yang bisa dilintasi adalah seksi 1 kawasan Pejagan-Barat-Brebes dan seksi 2 Brebes Barat-Brebes Timur.
Sisanya masih dalam tahap pembangunan. Nantinya, pemudik bisa mengambil pintu keluar di gerbang Tol Brebes Timur (Brexit) untuk menuju Brebes.
Selain itu, tol tersebut juga terintegrasi dengan Tol Jakarta-Cikampek, Cipularang, Padaleunyi, dan Cipali, di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Sejak pertama kali dibangun, Presiden Jokowi meminta agar dua seksi pertama tol tersebut diselesaikan sebelum memasuki musim mudik tahun ini. Dengan begitu, hal ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di kawasan tersebut.
Selain itu, Jokowi mengatakan dengan hadirnya Tol Pejagan-Pemalang, waktu tempuh Brebes hingga Jakarta bisa lebih cepat.
“Kalau dulu bisa mencapai 7 jam, sekarang bisa antara 3,5 jam hingga 4 jam. “Kalau lebih cepat berarti barang yang dibawa tidak cepat busuk atau rusak,” kata Jokowi saat itu.
2. Tidak aktif selama 20 tahun
Proyek pembangunan jalan tol tersebut terhenti selama 20 tahun karena terkendala pembebasan lahan. Menurut Jokowi, investor sudah mempertimbangkan proyek ini sejak tahun 1996.
Saya tidak tahu masalahnya apa, banyak kendala di lapangan, terutama pembebasan lahan, kata Jokowi saat peresmian tol tersebut.
Awalnya, Tol Pejagan-Pemalang dimiliki bersama oleh PT Waskita Toll Road dan PT MNC Infrastruktur melalui holding PT Waskita MNC Trans Jawa Toll Road. Namun Waskita Toll Road kemudian mengakuisisi kepemilikan penuh atas ruas tersebut.
Mereka juga mengakuisisi 2 ruas Tol Trans Jawa lainnya yakni Kanci-Pejagan dan Pasuruhan-Probolinggo.
Untuk pembangunan Tol Pejagan-Pemalang investasinya sebesar Rp 5,52 miliar.
Jokowi mewanti-wanti Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dan Pemerintah Daerah Jawa Tengah agar seluruh ruas tol Pejagan-Pemalang bisa selesai pada tahun 2018.
3. Kemacetan, minim SPBU, dan tidak ada toilet
Euforia pemudik pulang kampung pun buyar saat keluar tol Brebes Timur. Mereka terhalang oleh kemacetan lalu lintas yang parah. Bahkan tak sedikit dari mereka yang harus menikmati kendaraan “terparkir” hingga 7 jam.
Kemacetan terjadi sejak Sabtu 2 Juli. Faktanya, hingga Senin dini hari, 4 Juli, kemacetan belum teratasi.
Persoalan bertambah jika di area tol hanya ada 1 rest area. Meskipun Tempat istirahat Luasnya mencapai satu hektare, namun dinilai tidak banyak membantu warga yang terjebak di tengah jalan selama beberapa jam.
Akibatnya, mereka bergantung pada makanan yang dijual pedagang kaki lima, lalu sampahnya dibuang begitu saja ke jalan tol. Selain itu, pengemudi juga mengeluhkan minimnya SPBU di sepanjang Tol Pejagan dan Tol Brebes.
Menurut Kepala Cabang Tol Kanci-Pejagan-Pemalang Zurmalyan Iskandar di Tempat istirahat KM 252 disuplai dengan BBM kemasan yang khusus diperuntukkan bagi pemudik untuk mengantisipasi kemacetan panjang.
“Jadi sudah ada spanduk dari Pertamina. “Tapi, mungkin karena tidak ada simbolnya, pengendara tidak tahu,” kata Zurmalyan.
Masalah lainnya adalah toilet umum. Warga juga mengeluhkan tidak adanya toilet di tengah kemacetan parah. Terakhir, pemudik memanfaatkan toilet darurat yang tersebar di jalur Kilometer 266 hingga Tol Oos-Brebes.
4. Kemacetan akibat antrian di pintu tol
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan, penyebab panjangnya antrian kendaraan di Tol Brebes Timur karena 8 gerbang tol tersebut hanya melayani transaksi tunai.
“Saya sudah minta sejak 3 bulan lalu agar tol tidak dilakukan dengan transaksi tunai. Menteri Pekerjaan Umum (PU) meminta waktu 2 tahun (untuk proses ini). Saya kira itu akan memakan waktu lama,” kata Jonan.
Dia mengatakan antrian semakin panjang, terutama jika kesepakatan melibatkan perubahan.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan Hemi Di Murahardjo kata petugas gerbang tol “jemput bola” dengan menghampiri mobil-mobil yang berhenti untuk melakukan transaksi pembayaran masuk tol.
Hal lain yang menyebabkan kemacetan adalah antrian di SPBU dekat pintu tol Oos-Brebes. Untuk mengurangi kemacetan, kata Hemi, pihak berwenang telah melakukan rekayasa lalu lintas di 2 jalur tersebut.
Ruas pertama yakni dari Pejagan hingga Oos-Brebes dialihkan ke gerbang Tol Cikopo lama, ruas Jakarta-Cikampek diarahkan ke Pantura. Sementara ruas Cikopo-Cipali ditutup sementara, kata Hemi melalui keterangan tertulis.
Teknik lainnya, kata Hemi, adalah mengarahkan ruas Palimanan-Kanci dari Kanci hingga mengarah ke jalur arteri Pantura.
Pernahkah Anda terjebak kemacetan di Tol Pejagan-Pemalang?
BACA JUGA: