4 pekerjaan rumah pemerintah menyelenggarakan MotoGP di Indonesia
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Apakah MotoGP masih bisa digelar di Indonesia? Berikut langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan pemerintah.
JAKARTA, Indonesia – Hingga saat ini negosiasi penyelenggaraan MotoGP di Indonesia masih menemui kendala. Meski demikian, pemerintah dan Dorna Sport SL terus melakukan pembicaraan. Kedua belah pihak berkomitmen untuk terus menjalankan ajang balap motor terpopuler di dunia tersebut.
Berdasarkan hasil rapat khusus yang dipimpin Presiden Joko “Jokowi” Widodo terkait Asian Games dan MotoGP 2018, pemerintah sebenarnya sudah memberi lampu hijau untuk menggelar balapan tersebut.
Namun sepertinya pemerintah harus memilih. Apakah untuk membiayai MotoGP atau membantu pebalap muda Indonesia Rio Haryanto tampil di Formula 1.
Berikut hal-hal yang harus dilakukan pemerintah untuk bisa menyelenggarakan perlombaan ini di Indonesia:
1. ‘Move on’ dari Sirkuit Sentul
Sirkuit Sentul tidak memenuhi standar MotoGP. Oleh karena itu, sirkuit harus direnovasi. Pemerintah siap mengucurkan dana untuk merenovasinya. Masalahnya, dana APBN tidak bisa digunakan untuk barang-barang yang bukan milik negara.
Sirkuit ini dikendalikan oleh PT Sentul International Circuit. Pemiliknya adalah Hutomo Mandala Putra, putra mantan presiden Soeharto. “Sirkuit ini milik pribadi. “Jadi APBN tidak bisa masuk,” kata Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga.
2. Pilih tiga sirkuit alternatif
Pasca kegagalan sirkuit Sentul, ada tiga opsi pengganti. Pertama, merestorasi kompleks Gelora Bung Karno as lokasi MotoGP. Caranya adalah dengan membangun sirkuit semi permanen. Konsepnya bisa diadopsi seperti sirkuit jalanan di Singapura.
Kedua, membangun sirkuit baru di atas tanah milik pemerintah negara bagian atau provinsi. Hal ini bisa dilakukan di Palembang, Sumatera Selatan, dan pintu Tol Cisundawu, sekitar Cikampek, Jawa Barat.
Ketiga, realisasi cita-cita Pemprov DKI Jakarta yang berencana membangun Sirkuit Internasional Jakarta. Letaknya di Tegal Alur. Di sekitar kawasan Bandara Internasional Soekarno Hatta.
“Kami sedang mendiskusikan alternatif. Intinya, bagi kalangan, negara tak mau mengeluarkan anggaran pembebasan lahan. Jadi lahannya sudah ada, siap dibangun, kata Gatot S Dewa Broto, Deputi V Kemenpora.
3. Buat ‘Rencana Induk’
Pada pertemuan Rabu 3 Februari antara Dorna dan pemerintah di Jakarta, salah satu hal krusial yang dipertanyakan adalah rencana utama pemeliharaan.
Rencana induk seharusnya diberikan pada 30 Januari tetapi tertunda karena perubahan sirkuit. Ketika, rencana utama berfungsi sebagai kondisi utama tuan rumah. Ini membahas semua aspek teknis implementasi. Termasuk sirkuit yang digunakan Indonesia. Apakah memenuhi standar MotoGP atau tidak?
Yang terpenting segera dibutuhkan master plan dan kontrak, kata Gatot Dewo Broto.
4. Negosiasi ulang kontrak
Usai pertemuan 3 Februari, kontrak akan dinegosiasi ulang terkait dana yang harus dibayarkan sebagai tuan rumah dan syarat suporter menjadi tuan rumah.
Rencananya renegosiasi ini akan dilakukan dalam dua minggu ke depan sembari menyiapkan jalur alternatif.
“Setelah pertemuan hari Rabu, Dorna akan berangkat ke Indonesia. Tapi CEO Dorna datang karena akan ada renegosiasi, kata Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga.—Rappler.com
BACA JUGA: