
5 Hal Tentang Basofi Sudirman, Mantan Gubernur Pelantun ‘Tidak Semua Laki-Laki’
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Basofi Sudirman meninggal dunia pada Senin, 7 Agustus akibat komplikasi penyakit kanker darah
JAKARTA, Indonesia – Mantan Gubernur Jawa Timur periode 1993-1998, Basofi Sudirman, menghembuskan nafas terakhirnya di RS Medistra Jakarta pada Senin, 7 Agustus sekitar pukul 11.00 WIB. Ia meninggal pada usia 77 tahun karena sakit.
Nama Basofi tak hanya tenar karena ia pernah menjabat sebagai orang nomor satu di Jawa Timur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Namun, ia juga merupakan penyanyi dangut yang menghasilkan lagu-lagu hits. Paket lengkap, demikian sebutan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
Berikut lima hal yang perlu Anda ketahui tentang Basofi:
1. Dari dunia militer hingga politik
Perjalanan karir Basofi cukup panjang. Pria kelahiran 20 Desember 1940 di Sidoarjo ini memilih menekuni karir terlebih dahulu di militer. Hal itu tidak lepas karena cita-citanya sejak kecil adalah menjadi tentara.
Maka, setelah menyelesaikan pendidikan SMA, Basofi melanjutkan di Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang, Jawa Tengah. Ia juga pernah menjadi Komandan Batalyon 412 Brawijaya dan bertugas di Seskoad dan Seskogab.
Selama berkarier di militer, Basofi berhasil mencapai pangkat Mayor Jenderal. Ia kemudian menjajal dunia politik dengan bergabung ke Partai Golkar.
2. Pengalaman sebagai gubernur dan wakil gubernur
Semasa meniti karir di bidang politik, Basofi berhasil terpilih menjadi Wakil Gubernur DKI pada tahun 1987 hingga 1992, didampingi oleh Gubernur Wiyogo Atmodarminto. Sedangkan Basofi meraih posisi orang nomor satu di Jawa Timur pada 1993-1998.
Saat menjabat Gubernur Jawa Timur, Basofi mencanangkan program bertajuk “Satu Desa Satu Produk”. Konsepnya, setiap daerah di Jawa Timur wajib memberdayakan seluruh potensi yang ada. Basofi berharap melalui pelaksanaan program ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa, karena pada dasarnya mereka saling membutuhkan dan saling bersinergi.
Ia disebut-sebut mudah bergaul dengan siapa pun, termasuk generasi muda hingga ulama. Meski kerap dikritik, Basofi memilih menyikapinya dengan hati yang tercerahkan.
3. Populer sebagai penyanyi
Selain berkarir di militer dan politik, Basofi juga disebut-sebut pandai menyanyi. Ternyata kemampuan tersebut bukan sekedar hobi. Ia pun menekuninya secara profesional dengan merilis album dangdut bertajuk Tidak Semua Pria pada tahun 1992.
Single dengan judul yang sama pun dirilis dan disukai banyak orang. Faktanya, lagunya seringkali mendalam daftar putar berbagai tempat karaoke.
Lagu ciptaan Leo Waldy ini bercerita tentang cinta bertepuk sebelah tangan seorang pria. Di hadapan wanita yang dicintainya, Basofi berusaha menghilangkan stigma buruk terhadap laki-laki.
4. Mengembangkan kanker
Di usia senjanya, Basofi ternyata harus berjuang melawan penyakit kanker darah. Dia sebelumnya dikabarkan telah meninggal. Namun pihak keluarga selalu membantah kabar tersebut.
Sayangnya, kondisi Basofi tak kunjung membaik usai dirawat dan mengembuskan napas terakhirnya hari ini. Jenazahnya dimakamkan pada Selasa, 8 Agustus di San Diego Hills.
5. Paket lengkap
Di mata Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Basofi adalah sosok yang utuh. Ia berkecimpung di dunia militer, terjun ke dunia politik, hingga mencicipi dunia hiburan. Ketiga dunia ini telah berhasil dieksekusi. Jarang sekali menemukan orang seperti itu.
“Saya kenal beliau saat masih menjabat Sekjen PDIP dan Ketua Umum KNPI. “Saat dia bertugas di Jakarta, saya rutin berkomunikasi dengannya,” kata Tjahjo seperti dikutip media.
Ia juga mengenang Basofi sebagai politisi yang terbuka terhadap semua orang dan memperlakukan semua orang secara setara.
Pak Basofi adalah orang tujuh suku, Pancasila, nasionalis dan religius, ujarnya lagi. – Rappler.com