• April 20, 2025
5 hal tentang film ‘Prenjak’

5 hal tentang film ‘Prenjak’

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Film Prenjak berhasil meraih penghargaan film pendek terbaik di Festival Film Cannes 2016, Perancis.

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) — Film pendek Prenjak karya sutradara muda Indonesia, Wregas Bhanutedja, berhasil meraih juara Leica Cine Discovery Prize dari Festival Film Cannes, Perancis.

Ia mengalahkan 10 film lain dari berbagai negara yang diputar dalam kompetisi ini.

Sekembalinya dari Cannes, Prancis, sutradara Wregas Bhanuteja, aktor dan aktris Yohanes Budyambara dan Rosa Sinegar, serta tim produksi Henricus Priya dan Ersya Ruswandono menyempatkan diri untuk hadir. pertunjukan di Kinosaurus, Kemang, Jakarta Selatan, pada Jumat, 27 Mei.

Dengarkan sesi tanya jawab dengan penonton film tentang Cannes dan penggambaran seksualitas dalam film Prenjak selanjutnya.

Berikut 5 hal yang perlu Anda ketahui tentang film ini:

1. Angkat budaya seks lama

Di sini, tokoh utama wanita, Diah (Rosa Sinegar), berjuang keras mendapatkan uang. Gadis kampung ini akhirnya menawari Jarwo (Yohanes Budyambara) untuk membeli korek api seharga Rp 10 ribu per batang.

Jarwo awalnya menolak karena mahal. Namun Diah menyebut Jarwo boleh mengintip vaginanya selama pertandingan berlangsung.

Wregas mengaku terinspirasi dari budaya lama Yogyakarta yang populer sekitar tahun 1980-an.

“Sekarang sudah tidak ada lagi perempuan yang mau melakukannya, dan saya ingin menerapkannya di era sekarang. “Tentunya dalam konteks berbeda dimana Diah sangat membutuhkan uang, makanya dia melakukannya,” ujarnya.

2. Serbaguna kaku

Film berdurasi 12 menit ini dibuat secara tiba-tiba. Wregas mengatakan, dirinya hanya membutuhkan waktu dua hari untuk syuting pada Februari lalu. Keputusan pengiriman Prenjak ke Cannes juga baru diambil tiga hari sebelum pendaftaran ditutup.

Meski penuh tantangan, Prenjak tetap berhasil meraih penghargaan tersebut.

3. Film ketiga Wregas

Prenjak merupakan film ketiga Wregas yang berkompetisi di festival internasional. Ia sebelumnya pernah mengirimkan ‘Lembusura’ ke Festival Film Berlin 2015 dan ‘Floating Chopin’ ke Festival Film Hong Kong 2016.

Film ini juga menjadi karya Indonesia ketiga yang ditayangkan di La Semaine de La Critique Tjut Nja’ Dhien (Eros Djarot, 1989) dan Rubah Eksploitasi Keperkasaan Harimau (Lucky Kuswandy, 2014).

4. Kru kecil

Wregas mengumpulkan teman-teman SMA-nya untuk menggarap film pendek ini. Ada Henricus Male sebagai direktur lini; dua pemeran utama yakni Rosa Winenggar dan Yohanes Budyambara, serta Ersya Ruswandono – sineas yang juga kekasih Wregas – sebagai sutradara fotografi.

Semuanya dibawa ke Prancis untuk menghadiri Cannes.

Usai kemenangan tersebut, Wregas sambil bercanda mengatakan akan kembali ke Yogya dan merayakannya bersama sambil menyantap kambing guling.

5. Mendapat pujian dari juri

Direktur artistik Charles Tesson menyukai Prenjak sejak pertama kali melihatnya. “Film dengan kedalaman puitis yang mengejutkan. “Prenjak karya Wregas Bhanuteja, adalah film kelam dan brutal, tentang betapa berharganya sebuah eksistensi seperti bermain korek api,” pujinya.

Begitu pula salah satu anggota juri, Marie-Pauline Molaret. Ia menilai Prenjak berhasil mengubah tindakan ‘mengintip’ menjadi sesuatu yang lain. “Bhanuteja menghilangkan kesan buruk mengintip dan menjadikannya puisi yang lembut dan menghibur,” ujarnya.-Rappler.com

BACA JUGA:

Togel Hongkong