5 hal yang mungkin belum Anda ketahui tentang Pak Raden
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Tahukah anda kalau Pak Raden sebenarnya tidak mempunyai kumis? Dia juga berbicara empat bahasa asing
JAKARTA, Indonesia – Pencipta serial Si Unyil era 1980-an, Suyadi atau lebih dikenal Pak Raden meninggal dunia pada Jumat malam, 30 Oktober.
Pak Raden menghembuskan nafas terakhirnya di RS Pelni Petamburan, Jakarta Barat, pada usia 82 tahun. Semasa hidupnya Pak. Raden dikenal sebagai maestro dongeng Indonesia yang sangat peduli terhadap anak-anak.
Untuk mengenang kehidupannya, berikut fakta Pak Raden yang mungkin belum Anda ketahui.
1. Lulusan Institut Teknologi Bandung
Lahir di Jember, Jawa Timur pada tahun 1932, Pak Raden mengenyam pendidikan sarjana di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat.
Dalam akun Facebooknya disebutkan bahwa Pak. Raden lulus pada tahun 1955. Setelah lulus universitas pada tahun 1961-1964, ia berangkat ke Paris, Prancis, untuk mengikuti program beasiswa yang disediakan oleh pemerintah Prancis.
Di Paris dia bekerja sebagai animator di Les Cineast Associest dan pelukis animasi Les Film Martin Boschet. Ia kemudian memilih berhenti dari pekerjaannya dan memutuskan untuk bekerja penuh waktu sebagai seniman. Tepatnya mengilustrasikan atau menerapkan seni rupa.
2. Menguasai empat bahasa asing
Selain bisa berbahasa Indonesia dengan baik, Pak. Tebak juga menguasai empat bahasa asingtermasuk Inggris, Belanda, Prancis, dan Italia.
Kemampuan berbahasanya beberapa kali diperlihatkan di serial Si Unyil. Sifat Pak Raden yang pemarah terkadang menyisipkan bahasa Belanda dalam dialognya.
3. Sebenarnya dia tidak punya kumis
Mungkin yang menjadi pertanyaan banyak orang adalah mengapa sejak tahun 1980-an hingga akhir hayatnya, Pak Raden selalu tampak awet muda, seolah tak ada waktu berlalu.
Rahasianya terletak pada kumis dan alis palsu yang selalu ia kenakan saat tampil. Kumis dan alisnya ia aplikasikan sendiri, lengkap dengan batik Jawa dan kain domba.
4. Pencinta kucing
Bagi orang-orang di sekitarnya, Pak Raden dikenal sebagai pecinta kucing.
Menurut laporan merdeka.com, Madun, Pak. Pengasuh Raden, jelas Pak. Kecintaan Raden pada kucing-kucing yang mampir ke rumahnya.
“Sang ayah biasa mengendarai ojek ke pasar untuk membeli makanan kucing. “Dia tidak sembarangan memberi makan kucing, tidak seperti biasanya mereka memberikan sampah,” kata Madun.
5. Mendedikasikan hidupnya untuk anak-anak
Pak Raden mengaku dalam sebuah film dokumenter tentang dirinya bahwa ia akan sangat senang jika bisa terus berbuat sesuatu untuk anak-anak.
Seperti kita ketahui, tak hanya menggambar sambil bercerita, Pak Raden juga membuat film, melukis, dan menulis untuk anak-anak.
“Saya bekerja di belakang layar untuk anak-anak,” kata Pak Raden.
Namun seperti Pak Geppeto dalam dongeng Pinokio, Pak Raden yang juga bisa membuat boneka tangan kayu ini juga tidak memiliki anak kandung. Meski begitu, hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk terus bekerja demi anak-anak Indonesia hingga akhir hayatnya. —Rappler.com
BACA JUGA: