5 strategi menghindari drama kantor
- keren989
- 0
Apa pun versi drama yang muncul di kantor Anda, percayalah, cara terbaik adalah menghindarinya
JAKARTA, Indonesia —Cobalah bertanya pada teman Anda yang berprofesi sebagai karyawan di sebuah perusahaan. Rasanya setiap kantor atau perusahaan punya versi dramanya masing-masing.
Dengan pengalaman bekerja di 5 perusahaan berbeda, saya tahu betul kalau office drama itu memang ada. Namun kemasan dan level dramanya berbeda. Ada yang bisa ditoleransi, seperti remah rempeyek, namun ada juga yang berbahaya dan berisiko tinggi terhadap karier dan kehidupan pribadi Anda.
Jika berbicara mengenai reaksi terhadap drama, pastinya berbeda-beda pada setiap orang. Saya akui, sekali lagi berdasarkan pengalaman, faktor usia, kematangan berpikir dan kedewasaan seseorang menjadi faktor yang menentukan dampak drama yang dialami setiap orang.
Ada yang masih bersemangat dan bersemangat untuk terlibat dalam drama memukau tersebut, namun ada juga yang cukup bijak dan belajar dari pengalaman untuk menjauh dan terus berkarya.
Percayalah, apapun versi drama di kantor Anda, cara terbaik adalah menghindarinya. Ada yang lebih penting dari semua ini, yaitu pertumbuhan karier Anda.
Apa saja cara Anda dapat menghindari drama kantor? Simak 5 strategi berikut ini.
Ini semua tentang sikap
Pada akhirnya, jika Anda merasa masih membutuhkan pekerjaan untuk bertahan hidup dan menciptakan masa depan, semuanya akan berjalan kembali. Jadi semuanya ada di tangan Anda. Sikap Andalah yang menentukan apakah Anda akan terlibat dan bertahan mengeluh tentang segala hal atau putuskan untuk bersikap bijak dan berusaha melakukan yang terbaik yang Anda bisa.
Pasti akan ada hari-hari di mana Anda merasa bosan atau tidak termotivasi, namun memiliki sikap yang baik akan membantu Anda bertahan dan juga melindungi Anda dari potensi drama di sekitar Anda.
Perlakukan semua rekan kerja secara setara
Saya selalu ingat nasehat salah satu mantan atasan saya yang saya hormati hingga saat ini. “Persahabatan dan kerja tidak bisa digabungkan,” katanya beberapa tahun lalu. Prinsip ini membantu saya memisahkan profesionalisme dari persahabatan.
Bersikap adil dalam segala hal juga membantu. Bukan berarti kamu tidak bisa berteman, tentu saja bisa. Namun saat Anda bekerja, perlakukan semua orang secara setara. Dengan begitu, Anda tidak memiliki kewajiban untuk diterima menjadi anggota geng atau membela salah satu pihak jika terjadi konflik.
Jangan berbicara buruk di area kantor
Menahan diri untuk tidak berbicara buruk kepada siapa pun selama jam kerja di kantor. Bukan untuk mengintimidasi, tapi Anda perlu tahu dengan siapa Anda berbicara. Bahkan tembok pun bisa mendengar rahasia. Kita tidak akan pernah tahu siapa yang terlihat manis di depan, namun kemudian “meninju” kita dari belakang.
Jika ada sesuatu yang perlu dibicarakan dengan orang kepercayaan Anda di kantor, jangan lakukan di area kantor. Sepulang kerja kalian bisa ngobrol bersama minum kopi atau makan malam.
Satu hal lagi, jangan bergosip atau mengatakan hal buruk di jaringan chat on line kantor internal. Teknologi sudah sangat maju. Jika perusahaan ingin memeriksa semua percakapan yang terjadi di laptop atau jaringan kantor Wifi kantor, mereka dapat melakukannya dengan mudah.
Jangan jadi provokator
Ibarat gula yang selalu menarik perhatian semut, begitulah yang terjadi jika terjadi drama atau konflik. Pasti akan ada pihak-pihak yang berusaha membesar-besarkan atau mengobarkan situasi yang sudah besar dan panas.
Jangan menjadi orang itu. Jika sudah terjadi “riak” konflik atau drama, daripada membesar, lebih baik bertindak sebagai mediator atau pembawa solusi. Siapa tahu, pihak yang menyalakan “api” tersebut sebenarnya hanya salah paham atau tidak mendapatkan informasi yang jelas tentang suatu hal.
Ingat siapa yang membayar Anda
Tidak ada gunanya mengambil peran tambahan sebagai aktris atau aktor drama di kantor. Pada akhirnya, kita semua sebagai karyawan masih mengharapkan bayaran bulanan dari perusahaan yang mempekerjakan kita. Jadi ketika Anda dikelilingi oleh orang-orang yang mengeluh tanpa henti, jangan menambah kekeruhan.
Jika tidak ada hal baik yang ingin disampaikan atau dikatakan, lebih baik diam saja. Terlibat dalam drama yang tiada habisnya akan menguras stamina dan emosi serta mengubah etos kerja Anda. —Rappler.com