5 Ucapan Inspiratif, Konyol dan Kontroversial Tokoh Indonesia Sepanjang Tahun 2016
- keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia — Tahun 2016 akan segera berakhir. Melihat ke belakang, banyak sekali kejadian yang pasti membekas di benak masyarakat Indonesia.
Beberapa di antaranya merupakan pernyataan tokoh-tokoh Indonesia yang bisa dikatakan inspiratif, bahkan menggelikan dan kontroversial. Berikut beberapa kutipan yang dapat mengingatkan Anda tentang momen penting di tahun 2016.
Badai terorisme
Ibu kota diguncang ledakan di Jalan MH Thamrin pada Kamis pagi, 14 Januari. Empat pria meledakkan diri di parkiran Menara Cakrawala dan pos polisi lalu lintas di seberangnya.
Pengeboman ini menjadi pembuka dari serangkaian ancaman teroris lainnya di seluruh Indonesia. Presiden Joko “Jokowi” Widodo pun meminta masyarakat tidak membiarkan ancaman ini berlalu begitu saja.
Negara, bangsa, dan masyarakat tidak boleh takut, tidak boleh kalah dengan aksi teroris seperti ini, kata Jokowi. Kalimat ini kembali diucapkan setelah polisi baru-baru ini menangkap seorang calon pelaku bom bunuh diri di Bekasi. Terduga teroris diduga berencana meledakkan dirinya di depan Istana Jakarta.
Sepanjang tahun 2016, terjadi serangkaian ancaman teroris di nusantara. Bahkan ada yang merenggut nyawa.
Buntut dari bom Jakarta adalah ledakan di halaman Mapolresta Surakarta; ledakan bom bunuh diri berlangsung di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Dr Mansur, kota Medan, Sumatera Utara; Bom molotov meledak di depan Gereja Ekumenis Kota Samarinda, Kalimantan Timur; Dan Bom molotov meledak Dari Vihara Budha Dharma, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
‘Perang Proksi’ ala Menteri Pertahanan
Pasca aksi teroris, tiba-tiba muncul isu tak mengenakkan mengenai kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT). Sejumlah media dan tokoh pemerintah menuding negara ini rawan ancaman homoseksual, dimana terdapat propaganda yang masif.
Peristiwa ini disusul dengan tindakan opresif dan diskriminatif terhadap kelompok LGBT. Situasi menjadi lebih buruk dengan perkataan para politisi. Salah satu yang paling menuai kritik adalah kalimat Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
“(LGBT) itu berbahaya, kita tidak bisa melihat (lawannya), tiba-tiba mereka dicuci otak, mereka menginginkan segala macam kemerdekaan, itu berbahaya,” kata Ryamizard, 15 Februari.
Sejumlah organisasi kemanusiaan seperti Human Rights Watch (HRW), Komnas HAM, dan Arus Pelangi melaporkan peningkatan kekerasan terhadap kaum homoseksual. Lewat putusan seperti Ryamizard, pemerintah disebut melanggengkan perlakuan diskriminatif.
Terakhir, Presiden Jokowi juga buka suaramu mengenai hal ini. Ia memastikan tidak ada diskriminasi terhadap WNI, siapapun mereka. Meski demikian, ia menegaskan masyarakat Indonesia masih dikelilingi “norma sosial” yang kuat.
Kekecewaan Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan kekecewaannya terhadap sejumlah pegawai Kementerian Keuangan, termasuk Direktorat Bea dan Cukai yang terjerat korupsi pada November lalu. Ia mengunggah foto tulisan tangannya usai kejadian tersebut ramai diberitakan media.
Meski begitu, bukan berarti ia putus asa. Sri yakin dirinya dan pegawai Kementerian Keuangan lainnya masih bisa melakukan pembenahan institusi pemerintah dan menghadirkan institusi yang bersih dan dapat diandalkan oleh masyarakat.
“Karena saya yakin sebagian besar jajaran dan pegawai Kementerian Keuangan adalah orang-orang yang jujur dan mempunyai integritas yang tinggi,” kata Sri.
Tentu saja, jika semua menteri atau pimpinan lembaga berani mengatakan kebenaran dan siap mereformasi lembaganya seperti Sri, harapan Indonesia bersih di masa depan masih ada.
‘Wajah Padang’
Arcandra Tahar bisa jadi menjadi noda hitam dalam catatan pemilihan menteri Kabinet Kerja. Belum genap sebulan menjabat Menteri ESDM pada reshuffle kabinet kedua, ia dipecat karena masalah kewarganegaraan.
Praktisi migas yang sudah lama berada di Amerika Serikat ini rupanya sudah memiliki paspor dari negara tersebut. Karena Indonesia tidak mengenal kewarganegaraan ganda, otomatis ia tidak lagi berstatus WNI.
Saat dikonfrontasi media, Arcandra tak kunjung memberikan jawaban jelas. Dia bahkan pernah menunjuk wajahnya untuk menjelaskan status kewarganegaraannya.
“Lihatlah wajahku. Orang Padang kenapa,” ujarnya.
Meski akhirnya dicopot dari jabatan menteri, tak butuh waktu lama bagi Arcandra untuk kembali menampakkan wajahnya di kabinet. Ia diangkat menjadi Wakil Menteri ESDM bersama Ignasius Jonan yang menjabat sebelumnya.
Ahok dan penistaan agama
“Ayat ini sengaja disebarkan oleh oknum elite, karena tidak bisa bersaing dengan visi, misi, dan integritas pribadi program. Mereka berusaha bersembunyi di balik ayat-ayat suci tersebut, agar orang-orang yang memiliki konsep keimanan yang sama akan memilihnya.”
Tentu saja perkataan Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu meninggalkan kesan yang jauh lebih dalam di hati masyarakat, khususnya umat Islam. Namun, tidaklah bijaksana untuk melanjutkan kalimat ini, yang penafsirannya telah membingungkan.
Pada sidang pertama, usai ditetapkan sebagai terdakwa dugaan penodaan agama, Ahok langsung menjelaskan alasan di balik komentarnya. Dia tidak menyebut ayat sucinya melainkan orang yang tidak bertanggung jawab di baliknya.
Sejak mencalonkan diri sebagai Bupati Belitung Timur, Ahok mengaku lawan politiknya kerap menggunakan surat Al-Maidah 51 untuk mendongkrak perolehan suara. Cara inilah yang dikritiknya, bukan ayatnya.
Namun dalam politik, apapun bisa menjadi senjata. Termasuk ayat suci agama.—Rappler.com