7 Wakil Indonesia di ‘New York Fashion Week 2017’
- keren989
- 0
Jakarta, Indonesia – Pekan Mode New York (NYFW) memang sudah dikenal sebagai sebuah event yang menjadi pusat perhatian dunia fashion. Kali ini tujuh desainer asal Indonesia mendapat kesempatan tampil di panggung peragaan busana bergengsi tersebut Pekan Mode New York: Tahap Pertama pada tanggal 7 September 2017.
Tak hanya desainer, masih ada lainnya juru rias Pendatang baru asal Indonesia turut meramaikan NYFW tahun ini. Simak profil singkat mereka di bawah ini.
Seperti jelai
Lahir di Bandung, 3 Maret 1987, perancang busana ini seumur hidupnya belum pernah belajar fashion, pendidikannya meliputi desain interior dan komunikasi bisnis.
Mimpinya menjadi kenyataan pada tahun 2000 ketika ia mendirikan labelnya. Barli terkenal dengan detail khasnya yang kaya akan manik-manik, permata, jumbai, serta permainan teknik simpul, sulaman, dan sulaman.
Debutnya adalah di peragaan busana Pekan Mode Jakarta 2008 membuat namanya semakin populer. Barli yang mengidolakan Karl Lagerfeld telah menerima beberapa penghargaan antara lain: Pilihan terbaik Dewi Fashion Knight Dan Desainer Terbaik ELLE Tahun Ini.
Desainer ini terkenal dengan karya detailnya. Busana NYFW Barli memadukan tren abad ke-18 dengan keahlian Indonesia. Pada NYFW tahun ini, busana Barli tampil dengan desain elegan dan didominasi warna putih.
Catherine Ayolah
Desainer asal Surabaya ini kerap memadukan material tradisional Indonesia dengan gaya busana modern. label pribadi, Catherine akan datang Berdiri sejak tahun 2013, dan di ajang fashion global NYFW, busana Catherine yang terinspirasi dari tari Legong akan menampilkan dirinya dalam balutan warna hitam emas dengan kain batik.
Melaporkan dari VOA Indonesia, Pakaian yang ditampilkan Catherine di NYFW tahun ini didominasi nuansa batik tradisional Indonesia dan dilengkapi dengan hiasan kepala yang elegan, serta perhiasan etnik dengan desain modern.
Dian Pelangi
Dian lulus dari Ecole Superieure des Arts et Techniques de la Mode, Jakarta pada tahun 2009 dan terus mempelajari fesyen muslim. Karya-karyanya telah dieksplorasi di berbagai tempat seperti Kuala Lumpur, Singapura, Kairo, Pakistan, Amman, Praha, Budapest, London, Melbourne, Thailand dan beberapa kota besar di Indonesia.
Desainer muda berusia 27 tahun ini memadukan budaya Indonesia dan Amerika dalam koleksinya di NYFW. Dian akan menggunakan kain batik, jumputan, tenun, dan songket pada pakaiannya.
Koleksi Dian kali ini terinspirasi dari kota New York yang ramai dengan gedung-gedung dan disimbolkan dengan detail payet pada desainnya.
Melia Wijaya
Perancang busana berusia 40 tahun ini selalu mengutamakan kenyamanan bahan yang digunakan dalam desainnya. Pakaian Melia diketahui memiliki detail berupa manik-manik dan inilah ciri khasnya.
Sebelumnya, Melia muncul di Pekan Mode Indonesia 2017 dan di NYFW membawa cerita rakyat Sawung Galing ke dalam busana motif batik ayam.
Koleksinya kali ini terinspirasi dari cerita rakyat Indonesia, Melia menggunakan irama perkusi dan suara burung untuk menceritakan cerita rakyat Indonesia untuk mengiringi karya fashion kontemporernya.
Hidup Zubedi
Desainer ini mendirikan labelnya, Hidup Zubedi, pada tahun 2011 yang fokus pada busana muslim abaya dengan sentuhan etnik.
Dedikasinya dalam membuat abaya ini sudah menjadi passionnya sejak pertama kali terjun ke dunia fashion. Vivi yang dulunya seorang akuntan menyukai motif tribal dan tahun antik.
Dengan koleksi busana muslim, Vivi akan menciptakan pakaian bernuansa Timur Tengah yang terbuat dari bahan kain khas Indonesia seperti Sasirangan, tenun Bali, dan tenun Lombok. Meski koleksinya tergolong konservatif dengan ciri khas abaya berwarna hitam, namun ada juga beberapa busana berwarna-warni.
Fara Shahab & Riza Assegaf
Pasangan suami istri Fara Shahab dan Riza Assegaf hadir dengan koleksi tas dari label tersebut Doris Dorothea. Brand yang satu ini merupakan tas dengan bahan kulit eksotik yang mengangkat kekayaan Indonesia karena tasnya Doris Dorothea sendiri dibuat oleh tangan-tangan pengrajin Indonesia.
Produk mereka pertama kali dipasarkan ke luar negeri seperti Timur Tengah dan Eropa. Pada tahun 2014, Doris Dorothea datang ke Timur Tengah dengan debutnya di Dubai. Hingga saat ini merek lokal tersebut telah dijual di berbagai mall di Dubai, Turki, Oman dan Eropa.
Sementara itu di NYFW, koleksi tasnya sudah masuk Doris Dorothea menampilkan berbagai jenis tas yang menyeimbangkan pakaian setiap desainer.
Ryan Ogilvy
Pria asal Pontianak ini memulai perjalanannya pada tahun 2005 saat memutuskan untuk bersekolah dandan selama satu bulan di wilayah Jakarta Pusat. Saat di tengah sekolah dandan, Sebuah perusahaan tata rias Australia sedang mencari penata rias baru dan Ryan lulus ujian.
Tanpa diduga, ia kemudian menjadi kepala penata rias di perusahaan tersebut. Karyanya inilah yang kemudian mengenalkannya pada beberapa selebriti ternama saat itu.
Sementara Anda terus bekerja sebagai penata rias lepas, Ryan pernah bekerja sebagai jurnalis di sebuah majalah hiburan. Pada tahun 2010, ia berhenti menjadi jurnalis dan mencurahkan seluruh waktunya untuk make-up.
Di NYFW kali ini, Ryan berkesempatan mewakili brand kosmetik ternama dunia, Maybelline, dan menjadi penata rias untuk beberapa model Upacara pembukaan NYFW.
—Rappler.com