Rizieq Shihab merasa keselamatannya terancam di Indonesia
- keren989
- 0
Ada skenario serangan pribadi yang berakibat fatal, mulai dari fitnah hingga ditembak penembak jitu.
JAKARTA, Indonesia – Dimana keberadaan Pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab saat ini? Pertanyaan itu mencuat di benak masyarakat karena Rizieq mangkir dari pemeriksaan di Polda Metro Jaya pada bulan lalu. Berdasarkan informasi yang diterima polisi, Rizieq berada di Arab Saudi bersama keluarganya untuk menunaikan ibadah umrah.
Namun, belakangan Rizieq tak langsung pulang ke tanah air usai beribadah. Ia memilih singgah di Malaysia dan menyelesaikan program doktoralnya.
Kamaluddin Nurdin Marjuni dikutip kantor berita ANTARA, Ketua Program Dakwah dan Manajemen Islam Universitas Sains Islam Malaysia (USIM), membenarkan hal tersebut. Kamaludin yang menjadi promotor Rizieq mengaku bertemu dengan pimpinan FPI tersebut untuk berkonsultasi mengenai tesisnya.
Sejauh ini tesis Rizieq sudah mencapai 70 persen
“Saat ini kami berada di semester sembilan. Seharusnya HRS (Habib Rizieq Shihab) sudah menyelesaikan program doktornya pada akhir tahun 2015 atau semester tujuh, kata Kamaludin kepada media, Jumat, 12 Mei.
Sementara itu, pengacaranya Sugito Atmo Prawiro juga mendengar hal serupa. Klien berada di Kuala Lumpur tiga hari lalu. Namun belum diketahui apakah Rizieq didampingi keluarganya yang turut mendampinginya selama berada di Saudi.
Ia mengaku terkejut dengan berbagai pemberitaan dan opini yang berkembang mengenai kliennya. Sebab, banyak yang menyebut dirinya ingin menghindari proses hukum yang menantinya di Indonesia. Setidaknya ada dua kasus yang diusut polisi, yakni materi pembahasan pornografi dengan Firza Husein dan penodaan Pancasila.
“Dia akan kembali ke Indonesia. Habib bukan tipe orang yang suka menangis. “Kalaupun sekarang banyak yang melabelinya lari dari tanggung jawab, tapi itu hanya ritme dan strategi yang diatur agar bisa mencapai target,” kata Sugito saat dihubungi Rappler, Sabtu 13 Mei.
Sugito menilai kasus hukum yang melibatkan kliennya bermuatan politis. Hal itu pun disampaikan Rizieq saat berbicara melalui telepon.
“Habib mengatakan ada rasa sakit hati dari pihak berwenang terhadap dirinya. Pertama karena Ahok kalah dalam pilkada lalu disusul dengan hukuman penjara yang dijatuhkan kepada Ahok. Banyak yang beranggapan bahwa semua itu disebabkan oleh Habib karena ia mengerahkan massa sehingga akhirnya diambil keputusan ini, termasuk pada pemilihan Gubernur DKI, jelas Sugito.
Dia mengatakan, bukan berarti pihaknya tidak mempercayai polisi sebagai penegak hukum. Namun dalam hal ini, polisi cenderung dilihat sebagai instrumen penguasa.
Oleh karena itu, kliennya dan berbagai organisasi Islam memilih mengadukan nasibnya ke Komnas HAM, karena dianggap lebih netral.
“Komnas HAM bisa lebih menampung aspirasi teman-teman di ormas Islam,” ujarnya.
Tidak merasa aman
Sementara itu, Presidium Alumni Gerakan Massa 2 Desember 2016 Ansufri Idrus Sambo menyebut perlakuan yang diterima Rizieq dari aparat keamanan sudah tidak adil lagi. Bahkan, beberapa kali terjadi skenario penyerangan pribadi yang berakibat fatal, mulai dari fitnah hingga ditembak penembak jitu.
Presidium alumni 212, Ust Ansufri Idrus Sambo menjelaskan alasan pimpinan FPI, Rizieq Shihab saat ini berada di Saudi. @RapplerID pic.twitter.com/We6iZtUbrh
— Santi Dewi (@santidewi888) 12 Mei 2017
Tuduhan percobaan penembakan Rizieq pertama kali disampaikan Ansufri saat bertemu Komisioner Komnas HAM pada 28 April lalu. Ia mengatakan, ada pecahan kaca di kediaman Rizieq yang terletak di Mega Mendung, Bogor.
“Dia selesai berdzikir pagi-pagi sekali, di depan rumahnya ada pendopo. “Tertembak, tapi meleset,” kata Ansufri kepada media di kantor Komnas HAM.
Dia tidak menyebutkan bukti apa yang mendukung tuduhan tersebut. Namun Ansufri menyebut Rizieq menyimpan selongsong peluru yang ditemukan di kediamannya.
Karena itu, menurut Ansufri, Rizieq enggan pulang ke tanah air. Menurutnya, rezim yang berkuasa saat ini represif dan sengaja menyasar ormas Islam.
“Jadi kita mau cari situasi aman dulu. Insya Allah kalau situasi sudah aman, dia akan pulang. Cuma kapan, kita belum tahu,” ujarnya, Jumat 12 Mei di Komnas HAM. – kata kantor.
Oleh karena itu, rekan-rekannya meminta Komnas HAM segera melakukan penyelidikan dan jika memungkinkan membawa pelaku teror terhadap Rizieq ke pengadilan.
“Setelah semua diadili, pelaku divonis dan kondisi aman, barulah Habib bisa pulang,” ujarnya.
Sementara itu, polisi mengaku siap menjemput Rizieq secara paksa jika sampai di Indonesia. Sebab, Rizieq dua kali mangkir dari panggilan di Polda Metro Jaya.
“Dia di luar negeri, jadi nanti kita tinggal jemput paksa saja,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono. media Jumat lalu. – Rappler.com