Transportasi Hyperloop masa depan akan segera diuji kelayakannya di Indonesia
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Salah satu pendiri Hyperloop, Bibop Gresta, mengatakan telah membentuk ‘usaha patungan’ di Indonesia bernama Hyperloop Transtek Indonesia
JAKARTA, Indonesia — Hyperloop Transportation Technologies (HTT), salah satu perusahaan pengembang Hyperloop asal Amerika Serikat, menyatakan saat ini sedang melakukan studi kelayakan senilai US$ 2,5 juta (sekitar Rp 33 miliar) untuk mengembangkan penerapan teknologi transportasi masa depan tersebut. di Indonesia.
Hyperloop merupakan teknologi transportasi yang menggunakan tabung panjang yang hampir vakum. Di dalamnya terdapat kendaraan berbentuk kapsul yang mampu mengangkut barang atau orang dengan kecepatan hingga 1.200 kilometer per jam.
Konsep transportasi ini dipopulerkan pada tahun 2013 oleh pendiri Tesla dan SpaceX, Elon Musk. Dalam sebuah jurnal, Musk menjelaskan teknologi dasar yang dibutuhkan untuk membuat Hyperloop dan mengajak pihak lain untuk bersatu mewujudkan konsep tersebut.
Saat ini, menurut pendiri Hyperloop Bibop Gresta, HTT telah bekerjasama dengan beberapa mitra lokal seperti Dwi Putranto Sulaksono dan Ron Mullers untuk membuat perusahaan patungan (bekerja sama) bernama Hyperloop Transtek Indonesia. Bahkan mereka menandatangani perjanjian beberapa waktu lalu di hadapan Menteri Perhubungan RI.
Perusahaan patungan tersebut nantinya akan mencoba mengembangkan 3 rute di Indonesia, yaitu rute Jakarta-Tangerang yang menghubungkan beberapa bandara di Pulau Jawa, serta rute di Sumatera Utara.
Sejauh ini para ahli meyakini bahwa teknologi tersebut sangat mungkin untuk direalisasikan, meski masih ada yang meragukan biaya yang dibutuhkan untuk membangun fasilitas Hyperloop adalah realistis.
Gresta mengaku yakin panel surya yang akan dipasangnya pada tabung Hyperloop mampu menghasilkan energi lebih dari yang dibutuhkan. Hal ini memungkinkan HTT mendapatkan penghasilan tambahan di luar penjualan tiket transportasi, seperti penjualan listrik ke Perusahaan Listrik Negara (PLN).
HTT bukan satu-satunya perusahaan asal Amerika Serikat yang mencoba mengembangkan teknologi Hyperloop. Selain mereka, ada juga Hyperloop One yang didirikan oleh ilmuwan SpaceX. Kedua perusahaan berlomba-lomba menjalin kemitraan dan menerapkan teknologinya di berbagai negara.
Persaingan terlihat jelas di Uni Emirat Arab, dimana HTT bertujuan untuk menghubungkan Abu Dhabi ke Al Ain, sementara Hyperloop One ingin menghubungkan Abu Dhabi ke Dubai.
Sebelum singgah di Indonesia, HTT bertemu dengan perwakilan pemerintah India. Bibop juga menyatakan bahwa mereka telah melakukan negosiasi di beberapa negara seperti Prancis, Slovakia, dan Republik Ceko. —Rappler.com
Artikel ini sebelumnya telah diterbitkan di Teknologi di Asia