• November 27, 2024
Kita adalah jemaah ilahi, manusia tidak dapat memisahkan kita secara fisik

Kita adalah jemaah ilahi, manusia tidak dapat memisahkan kita secara fisik

Para mubaligh Ahmadiyah mengungkapkan adanya upaya untuk memisahkan tokoh Ahmadiyah di Bangka dan jemaahnya.

JAKARTA, Indonesia—Misionaris Jamah Ahmadiyah Indonesia di wilayah Bangka Belitung, Syafei Muhammad, mengatakan dirinya dan para pengikut gerakan keagamaan Islam yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad telah memutuskan untuk tetap tinggal di tanah mereka.

“Kami memilih opsi ketiga, tetap di tempat dan mendapat pelatihan,” ujarnya kepada Rappler, Sabtu, 6 Februari.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Bangka memberikan tiga opsi kepada jemaah Ahmadiyah. Hentikan dulu aktivitasnya dan kembali ke daerah asal. Meski opsi pertama ini dinilai Syafei tidak masuk akal.

“Pemimpin kita orang pribumi, yang lain sudah merantau tapi sudah puluhan tahun eksis, punya tanah, punya rumah, tentu saja mereka tidak mau pindah dari sini, mata pencahariannya di sini, anak-anaknya sudah bersekolah di sini,” dia berkata.

Opsi kedua adalah evakuasi sementara ke tempat Sekda Kabupaten Bangka. “Itukah yang ingin kita lakukan?” kata Syafei.

Syafei mengatakan opsi pertama dan kedua tidak bisa diambil. “Karena memindahkan orang tidak seperti memindahkan batu. “Batu saja di pekarangan warga kalau mau dipindahkan, masyarakat akan keberatan, apalagi ada yang pindah,” ujarnya.

Syafei melanjutkan, keputusan memilih opsi ketiga dilakukan dengan satu syarat: Tidak ada paksaan. “Kalau ada masalah aqidah, masalah ibadah, tidak bisa dipaksakan. Undang-undang jelas menjamin masyarakat berpikir dan berkumpul,” ujarnya. Dia juga mengakui kebebasan beribadah juga dijamin oleh Komnas HAM. .

Sebaliknya, kata Syafei, warga Ahmadiyah siap membuka ajarannya kepada masyarakat. “Biar masyarakat tahu apa saja perbedaan Ahmadiyah,” ujarnya.

“Bukan evakuasi, hanya mencari tempat sepi”

Kepada Rappler, Syafei pun ingin mengklarifikasi kabar tidak ada warga Ahmadiyah yang dievakuasi atau dipindahkan. “Kami keluar dari sekretariat karena harus segera melapor ke pusat, sehingga kami mencari tempat yang sepi,” ujarnya.

“Bukan melarikan diri, tapi mencari tempat yang tenang dan aman. “Dan memang ada juga misi untuk menenangkan massa,” ujarnya lagi.

Ia mengaku kecewa dengan beberapa pemberitaan media massa tentang parokinya yang tidak sepenuhnya benar, termasuk soal perundingan.

“Saat Bupati bertemu dengan tokoh masyarakat untuk perundingan lisan, media memberitakan ada kesepakatan, padahal dialog tidak ada kesepakatan, karena tidak bisa disepakati begitu saja,” ujarnya.

“Padahal pemerintah daerah menyatakan siap memindahkan kami dengan membeli tanah dan menggantinya, tapi kalau kami tidak mau menjualnya, apa yang akan kami lakukan? “Jual beli juga tidak bisa dipaksakan,” ujarnya lagi.

Setidaknya, kata Syafei, terdapat 22 kepala keluarga dan 62 warga Ahmadiyah di Bangka. Jamaah ini mempunyai aset berupa tanah seluas 1/4 hektar, 6 bidang tanah berukuran 10×15 meter, bangunan musala, ruangan besar dan tempat berteduh tamu.

“Kita adalah jemaah ilahi yang tidak dapat dipisahkan”

Syafei kemudian mengungkapkan, ada upaya tidak hanya untuk membeli tanah dan aset, tapi juga memisahkan tokoh Ahmadiyah di Bangka dari jemaahnya.

“Seolah-olah ada sinyal, mereka berusaha memisahkan saya dari jamaah Ahmadiyah,” ujarnya. Oleh karena itu, ia memilih untuk tetap berada di tempat yang sama dengan Ketua Umum dan Sekretaris Utama, agar bisa memberikan pernyataan serupa, agar tidak saling bersaing.

Ia kemudian mengingatkan pihak-pihak yang ingin memisahkan ‘keluarga’ Ahmadiyah. “Iman itu soal hati, tidak bisa dipisahkan secara fisik,” ujarnya.

“Kami yakin kita adalah jamaah Ilahi, apapun usaha manusia untuk memisahkan jamaah tetap berjalan, rencana Allah lebih baik dari rencana manusia,” ujarnya lagi.

Menurut Syafei, upaya pemisahan jamaah Ahmadiyah telah berlangsung selama satu jam sejak 100 tahun lalu. Dan alhamdulillah pengikutnya tidak berkurang, malah menyebar, ujarnya. —Rappler.com

BACA JUGA:

Pengeluaran Sidney