Ahok-Djarot mendapat sumbangan dana kampanye terbesar
- keren989
- 0
Tim Ahok-Djarot mendapat sumbangan paling besar yakni Rp48 miliar, sedangkan Anies-Sandi tidak menerima dari perorangan.
JAKARTA, Indonesia – Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta merilis laporan sumbangan dana kampanye untuk pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur. Pasangan petahana Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat memberikan laporan dengan nilai paling besar.
Bendahara tim pemenangan Ahok-Djarot, Michael Sianipar melaporkan adanya sumbangan sebesar Rp 48 miliar. “Yang sudah dibayarkan hampir Rp5,98 miliar atau hampir Rp6 miliar,” kata Michael saat mendatangi kantor KPUD DKI Jakarta, Selasa, 20 Desember.
Angka terbesar didapat dari donasi perorangan yakni Rp 18 miliar. Sedangkan sisanya berasal dari pasangan calon, partai pengusung, dan badan hukum atau swasta.
Namun hanya Rp24 miliar yang memenuhi syarat pelaporan KPUD. Sisanya masih belum berbentuk hingga tim memutuskan untuk tidak menggunakannya.
“Hanya digunakan sampai pemberi sudah melengkapi data di KTP atau NPWP-nya,” kata Bendahara tim pemenangan Ahok-Djarot, Charles Honoris.
Meski mendapat dana paling besar, ia mengaku timnya tidak akan berhenti menggalang dana. Mereka akan terus berlari jamuan makan malam yang merupakan sumber donasi terbesar serta melalui kotak donasi di Rumah Lembang dan transfer dari situs resmi Ahok-Djarot.
Anies-Sandi minim sumbangan
Jika Ahok-Djarot mendapat sumbangan dari pendukungnya, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno justru sebaliknya. Dari total dana kampanye sebesar Rp35 miliar, hampir 90 persen berasal dari kantong pasangan calon sendiri.
Sandiaga menyumbang Rp34 miliar. Laporan pasangan ini tidak menyertakan sumbangan apa pun dari badan hukum atau swasta atau individu. Koordinator Kawan Anies-Sandi Anggawira mengatakan, minimnya donasi masyarakat sebenarnya bagus.
“Apa yang ditampilkan pasangan Anies-Sandi itu autentik dan nyata. “Ini memang laporan penggalangan dana kampanye yang jujur dari mitra kami,” kata Anggawira saat dihubungi Rappler.
Menurutnya, besarnya kontribusi Sandiaga tidak boleh dianggap aneh karena dari semua paslon yang bersaing, kekayaannyalah yang paling besar. Dalam LKHPN yang diserahkan ke KPUD DKI Jakarta memiliki aset sebesar Rp6 triliun.
(BACA: Pilkada DKI: Sandiaga Jadi Kandidat Terkaya, Tantang Ahok Secara Terbuka)
“Artinya Rp. Dana kampanye sebesar 39 miliar yang disumbangkan tidaklah banyak. Padahal, itu mencerminkan kemandirian kami karena tidak banyak meminta sumbangan dari perusahaan tertentu, kata Anggawira.
Sesuai aturan KPU DKI, dana kampanye yang bersumber dari harta pribadi tidak dibatasi jumlahnya. Sementara batasan donasi dari perusahaan atau perorangan telah ditetapkan KPU DKI yakni Rp 75 juta per orang.
Ke depan, lanjut Anggawira, pasangan Anies-Sandi bisa meminimalisir konflik kepentingan dengan penyumbang dana kampanye.
Kampanye yang efektif
Sementara pasangan dengan kontribusi terkecil, Agus Harimurti-Sylviana Murni mengaku, hal itu terjadi karena efisiensi pengelolaan di lapangan. Pasangan ini mengantongi donasi sebesar Rp 9 miliar.
“Kalau dibilang kecil, itu karena kita punya lebih banyak gerilyawan di lapangan. Relatif lebih efisien. “Itu semua mungkin,” kata Anis Fauzan, Kepala LO dan Protokol.
Mendekati warga secara langsung juga menjadi alasan utama Agus-Sylvi tidak menghadiri debat calon tidak resmi yang diselenggarakan salah satu stasiun televisi swasta.
“Saya tidak hadir, saya masih bersama masyarakat. Aku masih di sini. “Saya memilih menyibukkan diri dengan masyarakat,” kata Agus di sela-sela kampanye di kawasan Cipete Utara, Jakarta Selatan, pada 15 Desember lalu.
(BACA: Absen di Berbagai Debat Publik, Kemana Pasangan Agus-Sylvi?)
Berbeda dengan tim Ahok-Djarot, laporan Agus-Sylvi tidak mencantumkan rincian biaya. Anis mengatakan, laporan tersebut akan disampaikan secara terpisah agar tidak terjadi kesimpangsiuran.—dengan laporan Santi Dewi/Ursula Florene/Rappler.com