
Jokowi mengaku kecewa Raja Salman lebih banyak berinvestasi di China
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Nilai investasi Arab Saudi di China mencapai Rp 870 triliun. Sedangkan investasi yang ditanam di Indonesia hanya Rp 89 triliun.
JAKARTA, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo curhat saat melakukan kunjungan kerja ke Pondok Pesantren Buntet, Cirebon pada Kamis, 13 April. Di hadapan para ulama, mantan Gubernur DKI itu mengungkapkan kekecewaannya saat mengetahui nominal investasi yang ditanamkan Arab Saudi ke Indonesia jauh lebih kecil dibandingkan yang diberikan ke China.
Saat berkunjung ke China pada 15-16 Maret, Raja Salman bin Abdulaziz menandatangani perjanjian senilai US$65 miliar atau sekitar Rp870 triliun. Sedangkan dengan Indonesia, negara Petro Dollar telah berinvestasi sebesar Rp 89 triliun.
“Yang ini sangat kecil. Saya sedikit kecewa dengan investasi yang diberikan Arab Saudi kepada Indonesia. Saat itu saya kaget diberikan Rp 89 triliun ke Indonesia, tapi lebih kaget lagi ketika dia ke China, dia menandatangani sekitar Rp 870 triliun. “Kalaupun saya kasih payung sendiri, masih lebih kecil dari itu (yang diberikan),” kata Jokowi, Kamis, 13 April.
Jokowi melindungi Raja Salman karena setibanya di Istana Bogor pada 1 Maret, tiba-tiba hujan deras mengguyur kota tersebut. Istana tidak memperkirakan hujan lebat akan turun.
“Saat dia pertama kali ke Indonesia dan datang ke Bogor, kami mempersiapkannya dengan rapi. Sangat rapi. Namun, Allah berkehendak lain begitu memasuki gerbang Istana, kata Jokowi. (BA: FOTO: Momen menarik saat kunjungan Raja Salman)
Meski begitu, mantan Wali Kota Solo itu memandang hujan sebagai berkah. Selain menyediakan payung, Jokowi juga mengendarai mobil golf kecil yang dibawa Raja Salman. Saat itu, Jokowi ingin memperlihatkan keindahan Istana Negara.
Nilai investasi yang minim tersebut rencananya akan ditindaklanjuti Jokowi kepada pemerintah Saudi.
“Saya akan menggantikan Pangeran Muhammad, semoga Indonesia bisa mendapatkan lebih dari apa yang diberikan kepada China. “Mohon doanya Pak Kyai,” ujarnya.
Tidak ingin fokus pada angka
Nilai investasi yang tidak sesuai ekspektasi pemerintah Indonesia sebenarnya sempat disorot media saat Raja Salman masih berada di Indonesia. Saat itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan Arab Saudi berencana berinvestasi hingga US$25 miliar di Indonesia atau setara Rp333 triliun. Namun setelah 11 nota kesepahaman (MoU) dicetak, nominalnya hanya mencapai sekitar Rp 93 triliun.
Salah satu keterhubungan yang paling penting adalah kerja sama antara perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco, senilai US$6 miliar atau setara Rp80 triliun. Arab Saudi juga setuju mengucurkan dana senilai US$1 miliar atau Rp13 triliun dari Saudi Fund Development untuk pembangunan perumahan, infrastruktur, dan air minum.
Namun nota kesepahaman tersebut tidak membahas nasib ratusan ribu pekerja di Saudi.
Saat itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pemerintah tidak ingin fokus pada angka investasi yang ditanam Arab Saudi di Indonesia.
“Investasi itu tidak datang pucat-pucat. Hal ini harus dipahami terlebih dahulu. Ketika blek itu datang, itulah Sinterklas. Beneran mau antarkelas?” tanya mantan Duta Besar RI untuk Belanda itu kepada media di Istana Bogor, Rabu, 1 Maret.
Sementara itu, Perwakilan Departemen Komunikasi Kantor Staf Presiden (KSP) Bidang Sosialisasi, Agustinus Eko Raharjo mengatakan, angka investasi tersebut bisa saja berubah. Ia juga mengatakan, fokus pemerintah pada kunjungan bersejarah Raja Salman ini tidak hanya menyasar investasi, namun juga meningkatkan hubungan kedua negara.
“Kita bukan bangsa pengemis. Hal yang perlu digarisbawahi adalah bagaimana kita menjalin hubungan baru setelah 47 tahun, kata Agustinus yang ditemui usai menghadiri acara dialog di Jakarta, 4 Maret lalu. – Rappler.com