Panitia pawai Bhinneka Tunggal Ika membantah telah membagikan uang kepada para peserta
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan buatan AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteks, selalu merujuk ke artikel lengkap.
Netizen dan media menyebut para kontestan mendapatkan uang transportasi mulai dari Rp 150.000 hingga Rp 200.000.
JAKARTA, Indonesia – Penanggung jawab panitia kegiatan Pawai Bhinneka Tunggal Ika, Nong Darol Mahmada, membantah jika pihaknya membagikan uang kepada peserta aksi pagi ini. Dikatakannya, jika terjadi perpecahan maka terjadi tanpa sepengetahuannya.
“Kami tidak membayar peserta sama sekali. Sebaliknya, para peserta memberikan donasi untuk acara kami,” kata Nong Darol yang dihubungi Rappler melalui SMS, Sabtu, 19 November 2019.
Dijelaskannya, acara ini terbuka untuk siapa saja, sehingga panitia tidak akan melarang jika ada organisasi yang ingin berpartisipasi. Namun dengan syarat tidak boleh memakai bendera dan atribut organisasi serta memperhatikan kesepakatan dan materi acara.
“Ada satu organisasi yang menghubungi kami sehari setelah kami mengadakan konferensi pers. Mereka mengatakan akan membawa kerumunan 50 ribu orang. Saya memberikan permintaan saya, tapi ya, saya mematuhi aturan, ”kata Nong tanpa menjelaskan lebih lanjut organisasi mana yang menghubunginya sehari setelah konferensi pers di sebuah kafe di kawasan Cikini.
Sementara itu, terkait peserta yang tertangkap kamera sedang duduk di taman dan meninggalkan banyak sampah, panitia juga berusaha mencegah hal tersebut.
“Kami sudah berkali-kali berteriak dan menyuruh peserta membuang sampah pada tempatnya. Ada petugas khusus yang tugasnya menyisir sampah dan kami juga menyediakan sampah sebanyak-banyaknya,” kata Nong.
Diakui juga, ada sebagian massa yang malah mengabaikan permintaan panitia dan terkesan sengaja.
Informasi tentang pembagian uang banyak disebut-sebut di dunia maya dan media. Salah satu organisasi yang diduga memberikan uang kepada peserta adalah Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
Media menyebutkan HKTI menawarkan uang transport senilai Rp 150.000 kepada peserta setibanya di Jakarta. Namun, Kepala Dinas Pemberdayaan Tani HKTI, Muhammad Arum Sabil, membantah telah mengerahkan massa dan membayar Rp150.000 agar mereka bisa mengikuti pawai Bhinneka Tunggal Ika.
Menurut Arum, HKTI tidak memobilisasi petani untuk kegiatan politik.
Jumlah peserta mencapai ribuan
Namun dengan terselenggaranya acara tadi, Nong menilai semuanya berjalan lancar. Jumlah peserta pawai Bhinneka Tunggal Ika juga jauh dari target sekitar 100 ribu orang. Dari pantauan Rappler, ada sekitar 2.000 peserta yang ikut.
Mereka berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Jumlah ribuan itu cukup lumayan mengingat acara ini disiapkan panitia hanya dalam waktu 5 hari. (BACA: Upaya Menyatukan Indonesia Lewat Pawai Bhinneka Tunggal Ika)
“Itu juga diisi dengan berita palsu. Tapi kami cukup bangga karena acara ini cukup sukses,” ujarnya.
Ia berharap karena ini baru pertama kali diadakan pawai Bhinneka Tunggal Ika, kedepannya bisa diadakan di kota-kota lain di seluruh Indonesia dan menjadi viral. – dengan laporan dari Santi Dewi/Rappler.com