
Kisah dibalik foto wisatawan berpose di salib Pampanga
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Netizen mengecam penodaan simbol agama, seiring foto-fotonya tersebar secara online
PAMPANGA, Filipina – Hampir semua komentar di postingan tersebut bernada negatif, hingga netizen terheran-heran melihat bagaimana beberapa turis lokal bisa menajiskan simbol agama.
Wali Kota Mandaue City Luigi Quisumbing membagikan kolase foto yang dikirimkan temannya di laman Facebook pada Minggu sore, 13 April. Foto-foto tersebut memperlihatkan dua pria dan dua wanita berpose di atas salib kayu di Gunung Golgota darurat.
“Oke. Ini mungkin salah satu hal terburuk yang pernah ada. Foto: dikirim oleh seorang teman. CTTO (kredit kepada pemilik),” kata Quisumbing dalam postingan Facebooknya.
Senator Sherwin Gatchalian adalah salah satu dari beberapa orang yang mengomentari foto yang diposting tersebut.
“Ini sangat salah. Di mana itu?” tanya Gatchalian.
Pengguna Facebook lainnya mengatakan foto itu diambil di Pampanga.
Ya, foto-foto itu diambil di Pampanga – 5 tahun lalu.
Rappler menelusuri foto-foto tersebut ke postingan Facebook dari tahun 2012. Foto-foto tersebut diambil setelah upacara Jumat Agung “Siete Palabras” (Tujuh Kata Terakhir), pemeragaan penyaliban Yesus, di Barangay Lourdes Northwest, Angeles City.
Saat foto-foto tersebut diunggah ke media sosial pada tahun yang sama, netizen di Pampanga mengecam penodaan simbol tersebut.
“Ini sungguh merupakan penodaan terhadap tradisi dan keyakinan kami yang khidmat. Benar-benar tercela. Himbauan kepada ketua desa (desa)… Kecaman semaksimal mungkin…,” kata direktur regional Departemen Pariwisata Ronaldo Tiotuico dalam komentarnya di Facebook tanggal 9 April 2012.
“Ini sangat tidak sopan dan tidak pantas… sangat menyedihkan bahwa terkadang beberapa orang tidak menyadari esensi sebenarnya dari salib,” tulis warganet lain pada hari itu.
Jumat Agung tahun 2012 jatuh pada tanggal 6 April.
Edgardo Pamintuan Pamintuan, Wali Kota Angeles City, saat ini kembali mengunggah foto-foto tersebut.
Dia mengatakan kepada Rappler melalui SMS dan Facebook Messenger pada Kamis malam bahwa tindakan perbaikan diambil oleh pemerintah kota pada tahun berikutnya, 2013, untuk mencegah kejadian serupa terjadi lagi.
“Setelah kejadian nahas itu, dipasang pagar kawat dan wisatawan tidak diperbolehkan lagi mendekati area ritual khidmat dan sakral tersebut,” kata Pamintuan. – Rappler.com