Saya ingin Indonesia menduduki peringkat ke-40 dalam hal kemudahan berinvestasi
- keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia – Pekan ini, Presiden Joko “Jokowi” Widodo aktif mengingatkan pentingnya pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas.
“Dengan infrastruktur ini efisiensi akan lebih baik karena harga barang lebih murah. Biaya transportasi dan logistik akan jauh lebih murah, kata Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato pada peluncuran program investasi penciptaan lapangan kerja tahap III di Dusun Ketongo, Desa Kerjo Lor, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Wonogori, Jawa Tengah, Jumat, Januari 22.
Sehari sebelumnya, Jokowi melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) dimulainya pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di Walini, Jawa Barat. Menurut Jokowi, kereta api berkecepatan tinggi harus meningkatkan persaingan.Jokowi mengingatkan, pembangunan infrastruktur harus dibarengi dengan peningkatan etos kerja karena tanpanya Indonesia pasti akan tertinggal dari negara lain.
“Akan terjadi yang namanya deindustrialisasi, masyarakat tidak mau masuk industri di Indonesia. “Mereka akan memilih Vietnam, mereka akan memilih Myanmar, mereka akan memilih negara lain karena lebih efisien, memiliki daya saing, keterampilan, dan etos kerja yang lebih baik dibandingkan sumber daya manusia yang ada,” kata Jokowi.
Ia mengingatkan, Indonesia perlu segera memperbaiki dan memperbaiki etos kerja tersebut.
Laman setkab.go.id memberitakan, Presiden Jokowi juga mengingatkan agar perbaikan etos kerja juga harus dilakukan di pemerintahan. Dia meyakinkan, tidak akan ada lagi pengurusan perizinan yang memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Saya ingin izinnya diproses dalam hitungan jam, kata Jokowi.
Izin pemanfaatan kawasan hutan untuk kereta api berkecepatan tinggi, misalnya, selesai dalam waktu tiga hari.
Menurut Presiden Jokowi, pemerintah saat ini fokus pada pengurangan jumlah izin untuk meningkatkan kemudahan berusaha. Indonesia berada di peringkat 109 dari 189 negara.
“Dari awal naik turun antara 110-120, kalau tidak naik turun sedikit, turun, naik sedikit. “Saya tidak mau, saya ingin (peringkat) 40 (kemudahan berinvestasi),” tegas Presiden sambil mengingatkan bahwa target yang ditetapkannya sudah melalui perhitungan yang jelas, bukan bukan rumor.
Presiden memerintahkan agar regulasi yang bermasalah dan sulit dipangkas. Presiden mengatakan, saat ini sudah ada 42.000 peraturan dan 3.000 peraturan daerah.
“(Peraturan) yang menyulitkan rakyat, yang menyulitkan rakyat, yang membuat kita bertele-tele, segera dihapus, tidak ada alasan untuk meninjau kembali,” kata Presiden.
Sejak September 2015, pemerintahan Jokowi telah mengeluarkan sembilan paket deregulasi perekonomian dengan penekanan antara lain pada kemudahan perizinan.
Investasi Perusahaan Korea Selatan
Di Wonogiri, Jokowi juga menyaksikan penandatanganan dua nota kesepahaman yakni antara SMK Negeri 2 Wonogiri dan Nesia Pan Pacific Busana serta Pusdiklat Industri Kemenperin dengan Nesia Pan Pacific.
“Saya mengapresiasi langkah Nesia Pan Pacific, SMKN 2 dan Akademi Komunitas. “Untuk meningkatkan keterampilan, produktivitas, dan etos kerja agar kita berdaya saing dan memenangkan persaingan,” kata Jokowi.
Nesia Pan Pacific Clothing merupakan perusahaan PMA asal Korea Selatan dengan perusahaan induknya Pan-Pacific Co. Perseroan merealisasikan investasinya pada akhir tahun 2015 sebesar USD$ 14,5 juta dolar untuk pembangunan dua pabrik.
Perusahaan yang didirikan di atas lahan seluas 12 hektare di Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah ini, akan menambah investasi pada tahun 2016 sebesar US$14,5 juta dolar untuk dua pabrik dan pada tahun 2017 sebesar US$31 juta dolar untuk tiga pabrik. PT Nesia Pan Pacific Clothing menargetkan total investasi US$ 60 juta dolar untuk membangun tujuh pabrik dalam tiga tahap dan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 12.600 orang.
Kapasitas produksi perseroan akan mencapai 24,1 juta keping per tahun dari 126 lini yang dimilikinya. Seluruh produk berupa garmen jadi seperti celana panjang, jaket, dan gaun akan dikirim ke pasar ekspor. PT Nesia Pan Pacific Clothing telah bekerjasama dengan H&M, Gap, Old Navy, Target dan Tommy & Columbia yang memiliki kualifikasi dan standar pembeli internasional.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan sektor penting dalam perekonomian Indonesia, mengingat kontribusinya terhadap produk domestik bruto yang cukup besar.
“Kerjasama seperti ini Nesia dengan SMK dan Pusdiklat serta keberadaan Akademi Komunitas memacu peningkatan kualitas sumber daya manusia. “Industri nasional idealnya diperkuat oleh kekuatan sumber daya manusia kita sendiri,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diperoleh Rappler.
Kementerian Perindustrian mencatat hingga triwulan III tahun 2015, sektor TPT mencatat surplus sebesar US$ 3,34 miliar dolar dengan nilai ekspor sebesar US$ 9,27 miliar dolar dan nilai impor sebesar US$ 5,93 miliar dolar.
“Nilai ekspor tersebut setara dengan 8,06 persen ekspor nasional pada periode yang sama,” kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kemenperin, Harjanto di tempat yang sama.
Industri TPT merupakan sektor padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1,5 juta orang atau sekitar 10,36 persen dari tenaga kerja sektor industri. Dalam kunjungannya ke Wonogiri, Jawa Tengah, Presiden Jokowi didampingi Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Kepala Staf Presiden Teten Masduki, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Cho Taiyoung, turut hadir dalam acara tersebut.
– Rappler.com
BACA JUGA: