• November 19, 2024
Seorang bayi berusia 18 bulan ditemukan tewas di KMP Rafelia II

Seorang bayi berusia 18 bulan ditemukan tewas di KMP Rafelia II

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Basarnas menemukan empat jenazah hari ini. Mereka belum menemukan jenazah anggota kru lainnya.

JAKARTA, Indonesia – Badan SAR Nasional pada Sabtu, 5 Maret berhasil menemukan empat dari lima penumpang Kapal Motor Penumpang (KMP) Rafelia II yang tenggelam di perairan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat pekan lalu. Empat jenazah yang ditemukan tim Basarnas di antaranya seorang bayi berusia 18 bulan.

Kepala Basarnas F Henry Bambang Soelistyo mengatakan, empat penumpang ditemukan tewas di dasar kapal.

“Kami berhasil mengangkat empat jenazah dari dasar kapal. “Yang melakukan evakuasi adalah tim Polisi Udara Laut dan Basarnas,” kata Soelistyo yang dihubungi Rappler melalui telepon pada Sabtu 5 Maret.

Keempat korban tewas yang ditemukan adalah:

1. Bambang (Kapten)
2. Masruro (Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, 28 tahun)
3. M Ramlah (18 bulan, Desa Olehsari, Kecamatan Glagah)
4. Sopir truk (nama belum diketahui)

Jadi, masih ada satu pilot atau kapten yang belum ditemukan tim Basarnas. Soelistyo pun mengklarifikasi jumlah penumpang yang hilang yang sebelumnya disebut empat orang. Padahal, jumlah penumpang yang hilang sebanyak lima orang.

Tim SAR akhirnya menghentikan pencarian jenazah pada pukul 18.00 Wita. Menurut Soelistyo, proses pencarian akan dilanjutkan pada Minggu pagi, 6 Maret pukul 06.00 WITA.

“Kami mencari dengan cara menyelam di sekitar kapal dan di tepi pantai. Selain itu kami juga melakukan pemantauan udara, hasilnya tidak ditemukan satu jenazah pun, kata Soelistyo.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang menyaksikan langsung proses evakuasi mengatakan, Masruro dan M Ramlah kedapatan berpelukan.

Kadispen Armatim Surabaya, Letkol. Maman Sulaeman mengatakan, kapal naas itu membawa 67 penumpang dan awak kapal serta 25 kendaraan yang terdiri dari dua truk besar, satu truk pickup, empat tronton, 18 truk ukuran sedang, dan empat kendaraan kecil dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali menuju pelabuhan. Ketapang,Banyuwangi,Jawa Timur.

(Baca: Korban KMP Rafelia II: 5 hilang, 11 dirawat di rumah sakit)

Kapal berangkat dari Dermaga LCM, Pelabuhan ASDP Ketapang, Jawa Timur pada pukul 12.30 siang dan tenggelam tepat di belakang Hotel Pantai Banyuwangi, Jawa Timur sekitar pukul 13.09.

Kementerian Perhubungan mencabut izin operasional

Pasca tenggelamnya KMP Rafelia II, Kementerian Perhubungan mencabut izin pengoperasian kapal milik PT Darma Bahari Utama tersebut. Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan JA Barata membenarkan pencabutan izin tersebut.

“Mungkin baru berlaku Senin depan,” kata Barat saat dihubungi melalui telepon, Sabtu, 5 Maret.

Selain mencabut izin operasi, PT Darma Bahari Utama juga harus memindahkan bangkai kapal tersebut.

Barata mengatakan, saat ini lima orang dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berada di lokasi untuk menyelidiki penyebab tenggelamnya kapal tujuan Ketapang.

“Masih terlalu dini untuk mengetahui penyebab tenggelamnya kapal tersebut,” ujarnya.

Hasil pemeriksaan tersebut rencananya akan dikirimkan ke Pengadilan Maritim untuk dilakukan sidang maritim secara profesional. Kementerian Perhubungan juga mengerahkan tim untuk mengevakuasi korban tewas dan mengantisipasi putusnya jaringan kabel vital bawah laut Jawa-Bali.

Kementerian Perhubungan telah mengerahkan kapal Kesatuan Penjaga Pantai dan Laut (KPLP) yaitu KN Cundumanik dan KN Krantin untuk membantu proses evakuasi. Sementara itu, Kapal Navigasi Kelas I Kabupaten Surabaya KN Prajapati telah dikerahkan ke lokasi dan sedang melakukan penandaan lokasi, jelas Kementerian Perhubungan melalui akun Twitternya.

Korban yang dirawat di rumah sakit akan mendapat santunan dari Asuransi Jasaraharja Putra. – Rappler.com

BACA JUGA:

Data HK Hari Ini