• November 25, 2024

Uzoho, rentetan keberuntungan dan Rusia 2018

JAKARTA, Indonesia—Francis Uzoho tak pernah menyangka di usianya yang ke-19 tahun, ia akan merasakan pengalaman bermain di pentas sebesar Piala Dunia bersama timnas Nigeria. Apalagi karirnya sebagai pemain sepak bola profesional tergolong baru. Meski demikian, pelatih Nigeria Gernot Rohr tetap yakin Uzoho mampu menampilkan performa gemilang di bawah asuhan Super Eagles, julukan timnas Nigeria.

“Saya tidak akan khawatir memainkan Uzoho di pertandingan pertama melawan timnas Kroasia. “Saya optimis Uzoho bisa tampil gemilang di Rusia,” kata Rohr jelang laga persahabatan melawan Inggris pekan lalu, seperti dikutip dari Guardian.

Pada laga tersebut, Inggris berhasil mengalahkan Nigeria dengan skor 2-1. Gary Cahill dan Harry Kane membobol gawang Nigeria. Bagi Uzoho, ini keempat kalinya ia dipercaya memimpin mistar gawang Nigeria dan gagal menghentikannya kebobolan.

“Ini bukan hasil yang kami inginkan, tapi setidaknya kami mendapat pengalaman di sini. “Terima kasih atas dukungan para penggemar sepanjang pertandingan,” kata Uzoho melalui Instagram pribadinya @Uzoho4sure.

Rohr tidak menyimpang. Usai pertandingan di Stadion Wembley, Rohr menegaskan posisi penjaga gawang tetap menjadi milik Uzoho. “Kalau kondisi fisiknya fit, saya tidak ragu menurunkan dia (Uzoho) di laga pembuka,” kata Rohr.

Pada Piala Dunia 2018 di Rusia, Nigeria tergabung di Grup D bersama Kroasia, Islandia, dan Argentina. Nigeria dipastikan akan kesulitan lolos ke babak selanjutnya. Meski demikian, Uzoho tetap yakin mampu menciptakan keajaiban untuk menjawab kepercayaan sang pelatih terhadap dirinya.

“Ada banyak kiper yang bermain untuk Nigeria sebelum saya dan mereka tidak terpilih. Saya dipanggil (ke tim nasional) dan bahkan tidak pernah menduganya. “Saya dipanggil untuk mencoba dan merupakan keajaiban saya bisa masuk ke tim,” katanya.

Lantas kenapa Rohr begitu percaya diri mempercayakan gawang Super Eagle di tangan Uzoho? Faktanya, klub yang dibela Uzoho, Deportivo La Caruna, tak mampu bertahan di La Liga musim ini dan harus terdegradasi.

Dengan tinggi badan 196 sentimeter, Uzoho terbilang raksasa untuk anak berusia 19 tahun. Tubuhnya yang kokoh dan refleks yang cepat memblok bola pun membuat kehadiran Uzoho di bawah mistar gawang kerap menjadi mimpi buruk bagi para penyerang tim lawan.

Garis bahagia

Namun itu bukan satu-satunya hal yang membuat Uzoho tampil menonjol sebagai bagian dari tim utama Nigeria di Piala Dunia. Rentetan keberuntungan dari langit bisa dikatakan membantu Uzoho mendapatkan posisi utama di bawah mistar gawang.

Pada tahun 2013 lalu, Uzoho sebenarnya tidak diperhatikan oleh pelatih asal Nigeria tersebut saat Super Eagles sukses mendominasi Piala Dunia U-20. Uzoho baru dimasukkan ke dalam skuad setelah tiga kiper muda Nigeria lainnya gagal dalam tes MRI memindai yang digelar untuk menentukan usia para pemain. Padahal, Uzoho sebelumnya tidak tampil membela Nigeria di Piala Afrika U-17

Saat itu, menjuarai turnamen di Benua Hitam menjadi syarat keikutsertaan suatu negara di Piala Dunia U20. “Saya dari awal tidak ada di sana, yakni saat tim kami bermain di babak kualifikasi dan kompetisi kontinental sebelum akhirnya lolos ke Piala Dunia U20,” kata Uzoho.

Empat tahun kemudian, nasib serupa menimpa Uzoho. Kali ini, Uzoho dipilih oleh Rohr untuk mengikuti pertandingan persahabatan November 2017 melawan Argentina karena dua kiper reguler Nigeria absen. Saat itu, kiper veteran Nigeria Vincent Enyeama harus absen karena cedera dan pengganti Enyeama, Carl Ikeme, harus gantung sepatu karena menderita leukemia.

Di luar dugaan, Uzoho yang duduk di bangku cadangan juga mendapat kesempatan bermain setelah Daniel Akpeyi, kiper utama Nigeria saat itu, dikeluarkan dari lapangan oleh wasit pada babak pertama karena menahan bola di luar kotak penalti.

Di babak kedua, Uzoho masuk menggantikan Akpeyi dan menampilkan performa gemilang di bawah mistar gawang. Di bawah komando Uzoho, Aguero dan kawan-kawan tak mampu menembus gawang Nigeria. Sang Super Elang mampu membalikkan keadaan setelah kebobolan dua gol. Nigeria menang dengan skor 4-2.

Sejak saat itu, Rohr kerap mempercayakan penjaga gawang Nigeria kepada Uzoho. Bahkan, Rohr sudah mengirimkan pelatih kiper veteran Enrico Pionetti ke La Coruna untuk memastikan perkembangan Uzoho tidak terhambat.

Ganti posisi

Meski sederet keberuntungan mewarnai kariernya, Uzoho bukannya tanpa kerja keras. Setelah bercita-cita menjadi seorang striker, Uzoho terpaksa berganti haluan pada usia 12 tahun setelah pelatihnya menilai dia terlalu lambat untuk menjadi seorang striker.

Uzoho pun harus puas berganti profesi menjadi penjaga gawang, sebuah posisi yang umumnya dicerca dalam dunia sepak bola Nigeria. Namun, Uzoho tidak menyerah. Sepanjang tahun ia berlatih keras untuk membuktikan bahwa dirinya tetap bisa bersinar meski sebagai penjaga gawang.

Tak butuh waktu lama bagi Uzoho untuk menjadi pilihan utama di tim. Faktanya, pada usia 14 tahun, Uzoho diperkenalkan oleh Aspire Academy di Qatar. Dua tahun kemudian, setelah menunjukkan performa gemilang di turnamen sepak bola di Barcelona, ​​​​Uzoho kemudian dibina oleh Deportivo La Coruna untuk bergabung dengan tim yunior.

Kepindahan ke La Coruna pun menjadi semacam pembenaran bagi mereka yang meragukan kemampuan Uzoho, terutama sang ayah. Sejak kecil, Uzoho dilarang keras menekuni dunia olahraga secara serius oleh ayahnya.

Uzoho yang dulu memandang dunia olahraga secara negatif saat itu dan khawatir putranya akan masuk ke perusahaan yang salah jika serius mengejar karir sebagai pesepakbola. Ia lebih mengutamakan pendidikan formal ketimbang prestasi di dunia olahraga.

Kini, setelah mengukir namanya sebagai kiper utama Sang Elang Super di kancah tertinggi sepak bola, Uzoho punya misi baru. Uzoho perlu membuktikan kepada dunia bahwa kariernya bukan sekadar rangkaian keberuntungan.

—Rappler.com

slot online