Pemerintah secara resmi menguji kantong plastik berbayar
- keren989
- 0
Jika ingin berbelanja dengan kantong plastik, warga harus membayar Rp 5.000,00. Uji coba ini berlangsung selama enam bulan.
JAKARTA, Indonesia – Mulai hari ini, warga Jakarta wajib membawa tas belanjaan sendiri jika ingin berbelanja di supermarket atau pasar tradisional. Karena jika meminta menggunakan kantong belanja plastik harus membayar Rp 5.000,00.
Kebijakan tersebut diresmikan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar pada Minggu 21 Februari 2016 di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Siti menjelaskan, kebijakan tersebut masih dalam bentuk uji coba untuk melihat reaksi masyarakat.
“Selama enam bulan terakhir kami akan meneliti plastik berbayar ini, untuk meningkatkan kapasitas dan kualitasnya,” kata Siti.
Ia mengatakan, inisiatif tersebut dimulai dari masyarakat dan saat ini dilakukan secara serentak. Uji coba ini tidak hanya dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta, melainkan 21 kota lain di seluruh Indonesia.
“Untuk setiap peraturannya diserahkan kepada Pemkot. “Pemerintah pusat hanya memberikan arahan dan dukungan terkait pelaksanaan uji coba ini,” ujarnya.
Rencananya, lanjut Siti, kebijakan tersebut akan dievaluasi minimal tiga bulan sekali. Meski demikian, ia optimistis kebijakan ini akan mendapat dukungan penuh dari masyarakat.
“Dalam proses evaluasi, pemerintah pusat akan mengecek kembali reaksi masyarakat dan rencana apa yang akan diberikan kepada warga,” kata Siti.
Lalu bagaimana tindak lanjut kebijakan ini setelah masa uji coba selesai? Siti mengatakan, kebijakan tersebut akan ditindaklanjuti dengan pembentukan peraturan menteri (Permen).
Simak video pernyataan Menteri Siti berikut ini:
Hemat 1 miliar setiap hari
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang turut serta dalam program tersebut mendukung penuh uji coba yang dilakukan Menteri Siti. Pria yang pernah berprofesi sebagai arsitek ini menjelaskan, dengan berhenti membeli kantong belanja plastik, ia bisa menghemat hingga Rp 1 miliar setiap harinya.
Jadi bayangkan kalau kebijakan itu berlaku setahun berarti penghematan biaya sampai Rp365 miliar, kata Ridwan saat memberikan laporan kepada Menteri Siti melalui telekonferensi.
Sebelum menerapkan kebijakan tersebut, Pemerintah Kota Bandung menerapkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah dan Retribusi Pelayanan Sampah. Ridwan juga menjelaskan, Bandung sudah memulai gerakan pengumpulan sampah sejak tahun 2014.
“Anak-anak SD hingga SMA akan memungut sampah dalam radius 100 meter dari sekolahnya. “Setiap memungut sampah, buku saku yang didapat akan dicap dan ditandatangani oleh kepala sekolah atau wali kelas,” jelas pria yang akrab disapa Kang Emil ini.
Batasi juga kemasan plastik
Manajer Kampanye Nasional Walhi, Edo Rachman, menilai pemerintah Indonesia tidak hanya harus berhenti membatasi penggunaan kantong plastik, namun juga harus meminimalisir penggunaan plastik untuk membungkus makanan atau minuman yang dikonsumsi masyarakat. Sebab jika hal ini tidak dilakukan, sampah plastik akan terus menumpuk.
“Rata-rata kemasan produk konsumen di Indonesia masih terbuat dari plastik. “Di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura, kemasan makanan terbuat dari kertas,” kata Edo yang dihubungi Rappler melalui telepon, Minggu, 21 Februari.
Pemerintah juga tampaknya enggan menerapkan kebijakan tersebut karena tidak mengenakan pajak pada perusahaan yang mengimpor plastik. Selain itu, nyatanya pemerintah juga tidak memilah sampah saat diangkut dari tempat sampah rumah tangga ke tempat pembuangan akhir.
“Sama saja tidak memberikan contoh yang baik, padahal di UU No. “Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengatur tata cara pengelolaan sampah yang baik sehingga tidak membahayakan kesehatan masyarakat,” jelas Edo.
Ia optimis masyarakat akan mendukung penuh pengurangan penggunaan plastik, baik pada produk konsumen maupun belanja, asalkan pemerintah juga memberikan contoh yang baik.
“Di kota-kota besar juga ada gerakan dan komunitas yang meminta agar penggunaan sampah dibatasi seminimal mungkin,” ujarnya.
Apakah Anda siap untuk berhenti dan mengurangi penggunaan plastik? – Rappler.com
BACA JUGA: