Surat mutasi Pati TNI tidak melanggar etika
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Gatot mengaku Presiden Jokowi belum diberitahu kapan pergantian pimpinan TNI
JAKARTA, Indonesia – Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengatakan surat mutasi 85 perwira tinggi yang mendekati masa pensiun tidak dikeluarkan secara tiba-tiba. Sebelum surat itu keluar, Gatot sempat melakukan pertemuan dengan para kepala staf pada 30 November lalu.
Saat itu, dia mengaku belum mendapat informasi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa akan ada pergantian pimpinan TNI dan akan diisi Hadi Tjahjanto.
Langkah Gatot mendapat sorotan Komisi I DPR karena dianggap bertentangan dengan imbauan mereka. Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR TB Hasanuddin mengatakan, sebaiknya Gatot tidak melakukan mutasi perwira senior di masa transisi.
Lalu apa jawaban Gatot?
“Kami bertemu tanggal 4 Desember dan saat itu kami belum tahu (Pak Hadi dilantik). Seandainya saya diberitahu Pak Hadi akan diganti dan saya tidak bisa lagi mengambil keputusan, tentu saya tidak akan melakukannya. Tapi saya mengetahui bahwa (orang yang ditunjuk) mr. Hadi menyelesaikan pertemuan tersebut dan (memberikan) inisial namanya. “Kemudian Mensesneg menelpon saya,” kata Gatot di Gedung DPR, Rabu pagi, 6 Desember.
Dalam panggilan telepon tersebut, Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjelaskan, dirinya telah menyampaikan surat Presiden kepada DPR. Disebutkan Presiden Jokowi mencalonkan Hadi.
“Kemarin saya bertemu dengan presiden. Dia bilang, lebih baik tidak mengeluarkan (surat itu). Ya, saya bilang siap. Jadi tanggal 5 (Desember) atau hari ini (saya keluarkan surat keputusannya) diperbolehkan secara hukum dan tidak melanggar etika, katanya.
Dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/982/XII/2017, terdapat mutasi perwira tinggi sebanyak 85 orang. Mereka terdiri dari 46 Pati dari TNI Angkatan Darat, 28 Pati dari TNI Angkatan Laut, dan 11 Pati dari TNI Angkatan Udara.
Salah satu yang dimutasi adalah Pangkostrad Letjen TNI. Edy Rahmayadi menjadi perwira tinggi di Mabes TNI AD. Edy diketahui juga pernah mengajukan pensiun dini untuk mencalonkan diri pada Pilgub Sumut 2018.
Jabatan Edy akan diisi oleh Mayjen TNI Sudirman yang sebelumnya menjabat Asisten Kepala Staf Angkatan Darat.
Hal menarik lainnya, Gatot juga mendampingi Hadi ke DPR untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan. Makna dari sikap tersebut ada dua, yaitu pertama menunjukkan bahwa Gatot yang telah disetujui dan diangkat oleh Presiden siap dipimpin.
“Hal ini penting karena di akademi militer hubungan antara senior dan junior terkesan terasing. Namun dengan (kegiatan) ini KSAD dan KSAL siap dipimpin oleh Pak Hadi, katanya.
Kedua, wujud sikap ikhlas bahwa tongkat estafet kepemimpinan resmi dilimpahkan dari Gatot kepada Hadi.
“Saya kira Presiden sangat tepat memilih Hadi, karena sebelumnya beliau menjabat sebagai KSAU,” ujarnya.
Proses uji kelayakan dan kepatutan terhadap Hadi saat ini masih berlangsung. Sidang yang semula digelar di muka umum, kemudian ditutup untuk umum karena anggota Komisi I sedang melakukan penyelidikan mendalam. – Rappler.com