Jangan menyebut nama MUI pada demonstrasi 2 Desember
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
“Kasihan MUI, kenapa tugas mereka hanya berdemonstrasi. Kira-kira begitu. Jangan nyetir lagi, kalau memang mau berdemonstrasi, bilang siapa dirimu.”
JAKARTA, Indonesia – Juru Bicara Mabes Polri Kombes Rikwanto meminta massa aksi yang akan menggelar aksi pada 2 Desember mendatang berhenti mengatasnamakan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Tidak perlu lagi dipakai, sudah tidak relevan lagi,” kata Kompol Rikwanto, Selasa, 22 November 2016 di depan ruang rapat utama (Rupatama) Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Seperti diketahui, pengunjuk rasa yang akan melakukan aksi pada 2 Desember ini akan menamakan dirinya Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI). Gerakan ini terdiri dari beberapa organisasi Islam.
Awalnya, mereka menuntut agar Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama diadili karena dianggap penistaan agama lewat komentarnya pada Surat Al Maidah Ayat 51 di Kepulauan Seribu pada 27 September lalu.
Tak lama setelah pernyataan Ahok soal Surat Maidah ayat 51 beredar luas di media sosial, MUI mengeluarkan fatwa yang menyebut Ahok telah menghina agama. Fatwa ini kemudian dijadikan ‘dasar’ protes besar-besaran pada 14 Oktober dan 4 November di Jakarta.
Mereka menuntut Ahok diadili karena menghina agama. Belakangan, setelah Ahok diproses secara hukum dan bahkan ditetapkan sebagai tersangka, mereka menuntut Ahok segera dijebloskan ke penjara. Jika tidak, mereka akan melakukan protes lagi pada 2 Desember.
Menurut Kompol Rikwanto, tuntutan lawan Ahok itu dilakukan Polri dengan memproses Ahok secara hukum dan menetapkan Ahok sebagai tersangka pada pekan lalu. Sebab, dia menilai tak ada alasan lagi untuk menggelar aksi demonstrasi pada 2 Desember mendatang.
Menurut Rikwanto, MUI sendiri sepakat menyerahkan kasus dugaan penodaan agama ini ke Polri. “Kasihan MUI, kenapa kerjanya hanya demonstrasi. Tentang Matahari. “Jangan berlebihan, kalau memang ingin menunjukkan, sebutkan siapa diri Anda,” jelas Rikwanto.
Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu juga menduga ada agenda lain di balik aksi GNPF-MUI pada 2 Desember. Rikwanto bahkan menduga ada oknum GNPF-MUI yang bakal terlibat dalam upaya menduduki gedung DPR pada 25 November mendatang.
Namun Rikwanto enggan menyebutkan siapa orang tersebut. “Siapapun itu, bahasa yang melakukan plot tersebut, akan kami ambil jalur hukum,” jelasnya. —Rappler.com