• September 30, 2024
indeks kebebasan berekspresi era Jokowi menurun

indeks kebebasan berekspresi era Jokowi menurun

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Survei menunjukkan penegakan HAM secara umum mengalami stagnasi di era Jokowi.

JAKARTA, Indonesia – Lembaga pemantau hak asasi manusia Setara Institute mencatat indeks hak asasi manusia pada tahun 2015 cenderung sedikit menurun dari 2,49 pada tahun 2014 menjadi 2,45.

Survei yang dilakukan sebanyak enam kali ini melibatkan 215 responden ahli yang berasal dari akademisi, peneliti, aktivis, dan tokoh masyarakat dengan menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner di 19 provinsi pada 5 November-5 Desember 2015.

“Pada tahun 2014, skor indeks meningkat meski tidak signifikan, karena disebabkan oleh sejumlah janji dan rencana yang disiapkan pemerintahan Jokowi-JK yang terkesan memberikan janji-janji manis untuk pemajuan hak asasi manusia,” kata Direktur Riset Universitas Indonesia tersebut. Institut Setara. Ismail Hasani.

Ismail menambahkan, tahun di era Jokowi-JK belum menunjukkan realisasi yang diharapkan. Kondisi ini mempengaruhi persepsi para ahli. “Hari ini kita harus diingatkan kembali agar bisa terealisasi,” ujarnya.

Dari kedelapan variabel tersebut terdapat variabel yang mengalami peningkatan seperti variabel penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu dari 1,51 pada tahun 2014 menjadi 1,72 pada tahun 2015, perlindungan kebebasan beragama/berkeyakinan dari 2,24 menjadi 2,57, dan pemenuhan kebutuhan sosial ekonomi dan sosial. hak budaya dari 2. .99 hingga 3.22.

Sedangkan variabel yang mengalami penurunan adalah variabel kebebasan berekspresi dan berserikat dari 2,24 pada tahun 2014 menjadi 2,18 pada tahun 2015, perlindungan terhadap warga negara dari 2,82 menjadi 2,47, penghapusan hukuman mati dari 2,18 menjadi 1,99, penghapusan diskriminasi sebesar 2,87, penghapusan diskriminasi sebesar 2,87 dan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia serta kinerja Lembaga Hak Asasi Manusia sebesar 3,09 menjadi 2,59.

Ismail menambahkan, survei Setara Institute dilakukan dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia Internasional yang jatuh pada 10 Desember. Survei ini juga merupakan evaluasi tahunan terhadap kondisi hak asasi manusia di Indonesia yang hasilnya diharapkan dapat menjadi acuan bagi peningkatan kinerja pemajuan, perlindungan, dan penegakan hak asasi manusia yang merupakan kewajiban umum negara.

Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos menilai pemerintahan Jokowi belum memberikan perhatian yang seimbang terhadap pemajuan hak asasi manusia (HAM) di semua sektor, berdasarkan hasil survei persepsi yang dilakukan Setara Institute. .

“Belum ada perbaikan signifikan dalam masalah hak asasi manusia. Pemerintahan Jokowi masih jalan, kata Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos di Jakarta, Rabu.

Menurut Bonar, pemerintahan Jokowi tetap mengutamakan pembangunan ekonomi dan infrastruktur, namun mengabaikan isu HAM.

“Pemerintahan Jokowi mengutamakan kemajuan ekonomi dan infrastruktur, tapi mengabaikan hak asasi manusia yang harus seimbang. “Tidak bisa hanya memprioritaskan satu sektor, tapi mengorbankan sektor lain,” jelas Bonar.—Laporan oleh ANTARA/Rappler.com

BACA JUGA:

Sidney prize