Berita hari ini: Sabtu, 19 November 2016
- keren989
- 0
Rangkuman berita yang tidak boleh Anda lewatkan
Halo para pembaca Rappler,
Pantau terus halaman ini untuk update berita terbaru yang dicomot redaksi Rappler Indonesia pada Sabtu, 19 November 2016.
Kepala Polri, Jend. Tito Karnavian mengatakan, polisi sedang mengusut penyebaran isu uang terburu-buru. Berdasarkan unit dunia maya, Polisi akan melacak siapa yang menyebarkan rumor tersebut.
“Kami akan menangkap mereka,” kata Tito usai menggelar seminar bertajuk Membangun Nilai-Nilai Kebangsaan dalam Bingkai Keberagaman di gedung DPRD Jatim.
Sebelumnya, beredar rumor di media sosial bahwa akan ada aliran uang. Gerakan itu muncul di tengah situasi tegang dalam kasus Ahok.
Namun, Tito enggan menjelaskan perkembangan penyidikan pencarian pelaku. Ia mengatakan jika dijelaskan ke ruang publik, bahkan bisa ditangkap dan pelakunya kabur.
Masalah mengejar uang, kata Tito sengaja dihembuskan untuk mengganggu perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat tidak terpengaruh dengan isu ini.
“Masalah lelucontidak benar-benar ada mengejar uang,” katanya. Baca artikel selengkapnya Di Sini.
Utang pemerintah tercatat sebesar Rp3.444,82 triliun pada akhir September 2016. Dikhawatirkan dengan nominal utang yang terus bertambah, dikhawatirkan pemerintah tidak akan mampu membayarnya kembali di kemudian hari. Tapi sungguh?
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berusaha menghilangkan kekhawatiran tersebut. Diakuinya, nominal utang Indonesia yang mencapai ribuan triliun sangat besar, namun jika ditelusuri lebih jauh, utang pemerintah hanya sebagian kecil dibandingkan negara lain.
Cara memandang utang yang benar, kata perempuan yang akrab disapa Ani ini, adalah rasio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), bukan nominal. Ini pada akhirnya dapat menjelaskan kekhawatiran utang saat ini, terlalu dibesar-besarkan.
Dia mengatakan Indonesia akan mampu melunasi utangnya jika ekonomi terus tumbuh. Dengan PDB Indonesia kini mencapai Rp 12.600 triliun dan pertumbuhan ekonomi sekitar 5-6 persen per tahun, pada titik tertentu, defisit anggaran akan terus mengecil bahkan surplus. Pada saat itu, utang akhirnya dapat dilunasi.
“Kalau rakyat lebih sejahtera, cadangan ekonomi kita akan lebih besar sehingga kita bisa melunasi utang,” kata Sri.
Baca selengkapnya Di Sini.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengisyaratkan Presiden Joko Widodo tidak akan bertemu dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dalam waktu dekat. Pasalnya, situasi politik di Indonesia akhir-akhir ini mulai mereda setelah aksi protes 4 November lalu.
Karena itu, menurut Wiranto, tidak ada kewajiban bagi Jokowi untuk bertemu SBY, seperti yang dilakukannya saat bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
“Saya kira situasi politik sudah mendingin (jadi tidak perlu bertemu),” kata Wiranto di Istana Kepresidenan.
Saat tuntutan pengunjuk rasa dipenuhi, situasi politik seharusnya sudah mereda.
“TIDAK perlu dipanaskan kembali,” kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Hanura itu.
Wiranto juga meminta politisi termasuk SBY tidak berprasangka buruk terhadap situasi politik. Menurutnya, sebaiknya semua pihak mengusahakan situasi agar tidak memanas lagi seperti sebelum dan sesudah demonstrasi besar 4 November. Baca artikel selengkapnya Di Sini.
Kapolda Metro Jaya, Irjen M. Iriawan mengingatkan masyarakat bahwa ada pihak yang menginginkan bangsa Indonesia terpecah belah. Oleh karena itu ia mengajak seluruh masyarakat untuk mewaspadai gerakan ini.
“Kita menyadari bersama bahwa ada pihak-pihak yang menginginkan agar bangsa Indonesia terpecah belah, bahkan ada yang berusaha mengganti ideologi Pancasila yang menjadi dasar persatuan Indonesia, dengan ideologi lain yang tidak sesuai dengan negara Indonesia tidak, kata M.Polda Metro Jaya Ditlantas.
Ia meminta seluruh lapisan masyarakat, khususnya di wilayah Jakarta, untuk mewaspadai hal tersebut. Karena perang yang akan datang tidak lagi menggunakan senjata konvensional.
“Namun di zaman sekarang ini, perang digunakan, perang adalah cuci otak dengan mempengaruhi pikiran orang untuk mendistorsi pemahaman ideologi negara. Oleh karena itu, negara sendirian dalam perang dan akan dihancurkan dengan sendirinya. Ini catatan kami,” kata Iriawan. Baca selengkapnya Di Sini.
– Rappler.com