Peluru nyasar membunuh pegawai pemerintah di Marawi
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan buatan AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteks, selalu merujuk ke artikel lengkap.
(DIPERBARUI) Peluru kaliber .50 nyasar menghantam dua warga sipil di sekitar Universitas Negeri Mindanao, mendorong militer untuk memberlakukan kembali pembatasan di kota
KOTA MARAWI, Filipina (DIPERBARUI) – Sebuah peluru nyasar menghantam seorang pegawai pemerintah daerah yang mengunjungi Kota Marawi dan melukai rekannya pada Kamis pagi, 7 September, mendorong militer untuk memberlakukan kembali pembatasan akses ke kota tersebut.
Marvin Ablando berada di sekitar gerbang depan Universitas Negeri Mindanao (MSU) ketika dia terkena peluru kaliber .50, menurut juru bicara pemerintah daerah Zia Alonto Adiong.
Pegawai Komisi Layanan Publik (PSC) yang berbasis di Cotabato itu berusia 44 tahun.
Peluru yang sama pertama kali menyerempet rekan wanitanya, sesama karyawan CSC Sandrah Usman. Dia tampaknya menderita luka ringan. Mereka dibawa ke Pusat Medis Amai Pakpak, tempat Ablando meninggal.
Laki-laki korban peluru nyasar Cal 50 di gerbang MSU telah meninggal dunia. Wanita yang menyerempet peluru lebih dulu sekarang baik-baik saja @rapplerdotcom pic.twitter.com/nhzKktY69v
— Carmela Fonbuena (@carmelafonbuena) 7 September 2017
Adiong mengatakan kejadian itu menunjukkan bagaimana mereka tidak bisa terburu-buru mengembalikan warga ke Kota Marawi saat perang berkecamuk.
“Kami meminta semua warga kami, terutama yang gigih dalam kebisingan untuk kembali (menunggu). Bahkan di wilayah yang dikuasai, masih ada isu peluru nyasar yang mengenai warga sipil,” kata Adiong.
“Kami berusaha memantau situasi di MBA (area pertempuran utama). Sampai sektor keamanan bisa menjamin tidak ada peluru nyasar, kami tidak bisa membiarkan warga kembali,” tambahnya.
Kompleks MSU adalah kawasan pemukiman yang dianggap sebagai “zona aman”. Ribuan siswa kembali ke kota bulan lalu.
Kolonel Romeo Brawner, wakil komandan Satuan Tugas Ranao, mengatakan militer mengalihkan lalu lintas dari gerbang depan MSU ke belakang dan menangguhkan hak istimewa kunjungan ke rumah.
Brawner mengatakan mereka bertemu dengan pejabat MSU untuk memastikan keselamatan mahasiswa, fakultas, dan karyawan. Mereka juga meminta polisi mengusutnya.
Ini adalah insiden terbaru peluru nyasar yang mengenai warga sipil di luar zona pertempuran di Kota Marawi. Warga lain di dalam kampus MSU ditabrak minggu lalu dan mengalami luka serius. – Rappler.com