• November 26, 2024
Percaya pada Dedi Mulyadi yang ‘digantung’ oleh Golkar

Percaya pada Dedi Mulyadi yang ‘digantung’ oleh Golkar

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Keputusan DPR yang menetapkan Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur tidak tercantum dalam surat keputusan

BANDUNG, Indonesia – Surat dukungan Partai Golkar terhadap Ridwan Kamil sebagai calon gubernur pada Pilkada Jawa Barat dinyatakan hoax, namun kabar Golkar akan mendukung Wali Kota Bandung masih terdengar beberapa hari terakhir.

Dan rumor tersebut semakin kencang karena Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham, memberi isyarat akan mendukung Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil. Emil dinilai Idrus lebih berpeluang menang karena elektabilitasnya selalu tertinggi di berbagai survei.

Lantas bagaimana nasib Ketua DPD Jabar Partai Golkar Dedi Mulyadi?

Tentang pembuat rapDedi mengatakan, pencalonannya sebagai calon gubernur atau wakil gubernur pada Pilkada Jabar 2018 sebenarnya sudah ditentukan dalam rapat tim Pilkada Pusat Partai Golkar yang digelar pada 1 Agustus 2017. Rapat tersebut juga dihadiri unsur pimpinan DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat.

Namun yang membuat Dedi bingung adalah hasil pertemuan tersebut tidak dituangkan dalam surat keputusan.

“Pada 1 Agustus 2017, keputusan beliau yang memutuskan saya menjadi calon gubernur atau wakil gubernur dari Partai Golkar, yang setelah diputuskan tidak menjadi surat,” kata Dedi, Jumat malam, 22 September 2017. berkata melalui telepon. .

Dalam perjalanannya, kata Dedi, penunjukannya sebagai calon kepala daerah dari Partai Golkar juga menjadi bias. Dedi menilai manajemen pusat telah membuat ketidakpastian pencalonannya. Ia mengaku belum mengetahui alasan dibalik semua itu. Bahkan, Dedi merasa memenuhi kriteria untuk dicalonkan sebagai kontestan Pilgub Jabar.

“Tanya saja ke DPP (Pengurus Pusat Partai Golkar). Yang jelas, yang pertama saya kader di DPP. Kedua, tren elektabilitas saya bagus, kata Bupati Purwakarta.

Yang mengejutkan, lanjut Dedi, muncul nama-nama yang bahkan belum pernah muncul dalam survei. Pernyataan Dedi merujuk pada nama Daniel Mutaqien Syafiuddin, putra kedua Irianto MS Syafiuddin atau Yance, Ketua DPD Partai Golkar periode 2009-2016. Nama Daniel pun muncul dalam surat dukungan terhadap Partai Golkar yang dinyatakan palsu. Dalam surat tersebut, Daniel berpasangan dengan Ridwan Kamil sebagai calon wakil kepala daerah.

“Nama Daneil Mutaqien tidak pernah muncul. Nol persen bahkan tidak ada. Namun tiba-tiba hal itu sudah diprediksi. (Pada pertemuan) tidak ada nama seperti itu. Nama itu hanya disandang segelintir orang di luar struktur paripurna partai, kata Dedi.

Penyebutan nama Daniel oleh Dedi seolah menegaskan keabsahan pencalonan Ridwan Kamil dan Daniel sebagaimana tercantum dalam surat dukungan Partai Golkar. lelucon. Saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Dedi tetap menyebut surat tersebut bohong.

“Kalau itu suratnya lelucon kata Sekretaris Jenderal. Sebagai lelucon ya, itu saja. Oleh karena itu, untuk membuktikannya, DPD Golkar Jabar harus mengetahui penyalurnya lelucon Itu. Untuk menjaga wibawa organisasi. Partai Golkar adalah partai besar, kata Dedi yang akan melaporkan pembagian surat tersebut. lelucon terserah polisi.

Dedi mengaku masih menunggu tindak lanjut dari pengurus pusat Partai Golkar terkait pengangkatannya sebagai calon gubernur pada Pilkada Jabar. Diakui Dedi, komunikasi dengan pengurus di pusat masih berjalan baik, namun ia belum paham dengan komunikasi selanjutnya yang dilakukan pengurus pusat dengan PDI Perjuangan dan Hanura, partai politik yang sebelumnya mendukung pencalonannya.

“Sebenarnya kami sudah (sepakat). PDI Perjuangan dan Golkar sudah menunjuk, dan Partai Hanura sebenarnya menjadi tiga. Tapi pemahamannya semua ada di DPP. “Di tingkat DPP ini, kami sampai saat ini belum paham pemahaman seperti apa yang akan dibawa,” kata Bupati Purwakarta dua periode itu.

Sejauh ini, Dedi masih memegang hasil keputusan rapat 1 Agustus 2017 yang menetapkan dirinya sebagai calon gubernur pada Pilkada Jabar 2018. Apalagi, Dedi mengklaim keputusan tersebut memenuhi aspirasi seluruh Partai Golkar. -Pejabat tingkat satu sampai tingkat kecamatan.

Sementara soal kemungkinan dirinya bisa dicalonkan menjadi wakil gubernur, Dedi mengaku belum memikirkan opsi tersebut. Hingga saat ini, ia masih ingin maju sebagai calon gubernur di Pilkada Jabar.

“Hanya dicalonkan sebagai gubernur saja. “Sampai hari ini, itu saja untuk saat ini,” kata Dedi. – Rappler.com

BACA JUGA: