Menuntut kenaikan UMP, ribuan buruh siap turun ke jalan
- keren989
- 0
Mereka akan menyerang Balai Kota DKI Jakarta dan Istana Negara pada Jumat pekan depan
JAKARTA, Indonesia – Berbagai elemen buruh akan berdemonstrasi di Balai Kota DKI Jakarta dan Istana Negara pada Jumat, 10 November, menuntut kenaikan upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta.
“Unsur buruh KSPI, SPSI, FSUI, FSPASI, KBJ dan unsur gerakan buruh lainnya akan mengambil tindakan,” kata Presiden Konfederasi Serikat Buruh Indonesia (KSPI) Said Iqbal di DPP FSPMi-KSPI, Jakarta Timur, Rabu 8 November 2017 .
Iqbal menjelaskan, aksi ini akan dilakukan di dua tempat, yakni Balai Kota DKI Jakarta dan Istana Negara. Para pekerja akan berkumpul terlebih dahulu di Balai Kota pada pukul 10.00 WIB.
“Titik kumpulnya di Balkot pukul 10.00 WIB. Nanti jam 11 dua koalisi Partai Buruh Jakarta pimpinan Winarso akan terpecah. Di luar Jakarta, koalisi berpindah ke Istana. “Jadi saat itu jam dua lewat jam 11. Tapi jam 10 mereka semua sudah di Balkot,” ujarnya.
Lebih lanjut, tambahnya, pihaknya akan menggelar aksi protes hingga ada hasil yang diminta yakni revisi UMP yang ditetapkan Pemprov DKI. Bahkan, kata dia, para buruh tak segan-segan melakukan mogok kerja hingga larut malam jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
“Kami tunda sampai malam. Sampai ada hasilnya, saya belum tahu berapa lama. Hasil di Istana Negara juga bertahan hingga malam hari, ujarnya.
Diperkirakan, lanjut Said, jumlah masyarakat yang akan mengikuti aksi tersebut sebanyak 8 hingga 12 ribu orang. Padahal targetnya massa 20 ribu. Massa berasal dari berbagai daerah mulai Jabodetabek, Karawang, Purwakarta, Subang, Cirebon, Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya, Banding, Serang, Cilegon serta perwakilan dari luar Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.
“Jumlahnya 8-12 ribu padahal target kami 20 ribu. Ada perwakilan dari Jawa Timur dan Jawa Tengah yang datang menggunakan bus dan kereta api. Ada juga yang berasal dari Lampung, Sumatera, dan Aceh. Bahkan Kalimantan Selatan akan mengirimkan pengunjuk rasa, katanya.
Terkait surat pemberitahuan aksi tersebut, Said mengatakan pihaknya telah menyampaikannya ke Mabes Polri. Sebab, aksi tersebut tidak hanya dilakukan di DKI Jakarta.
“Surat pemberitahuan sesuai Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Pendapat Masyarakat sudah disampaikan ke Mabes Polri. Sebab pada 10 November, selain wilayah yang masuk ke Jakarta, titik kumpulnya dipusatkan di Balai Kota dan Istana. “Di daerah lain ada aksinya bersamaan, jadi kami laporkan ke Mabes Polri dan ada tanda terimanya,” ujarnya.
Sebelumnya, Pemprov DKI memutuskan menetapkan Upah Minimum Provinsi tahun 2018 sebesar Rp3.648.035. Besaran UMP yang ditetapkan meningkat sebesar 8,71 persen dari UMP tahun 2017 sebesar Rp3.350.640.
“Jika memperhitungkan inflasi September 2016 hingga September 2017 sebesar 3,2 persen, PDB-nya sebesar 4,99 persen. Dari situ kemudian kami hitung kenaikan UMP sebesar 8,71 persen, sehingga UMP Jakarta tahun 2018 kami tetapkan sebesar Rp3.648.035, kata Gubernur DKI Jakarta. Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta, Rabu 1 November 2017.
Menurut Anies, penetapan UMP diambil setelah melalui negosiasi panjang antara pekerja dan pengusaha.
“Mudah-mudahan kenaikan itu dinikmati oleh para pekerja, sebagian dari pengusaha tidak terlalu membebani,” ujarnya.
Selain kenaikan UMP, kata Anies, untuk menekan biaya hidup di Jakarta, Pemprov DKI Jakarta akan memberikan subsidi pangan sebesar Rp 885 miliar pada tahun 2018 dan meningkatkan pendapatan KJP sebesar Rp 560 miliar, serta gratis kartu TransJakarta bagi pekerja. dengan upah UMP.
“Di satu sisi kita naikkan UMP, di satu sisi kita turunkan biaya hidup dengan bantuan pangan, bantuan transportasi, dan pendidikan,” ujarnya.
Namun kenaikan UMP DKI tidak mendapat respon positif dari para pekerja. Sebab, para buruh menuntut agar UMP DKI Jakarta dinaikkan menjadi Rp3,9 juta. —Rappler.com