• November 23, 2024

Proses bagi semua pihak yang menikmati uang proyek KTP Elektronik

ICW juga mendorong penegak hukum untuk memproses partai politik dan korporasi yang terlibat dalam proyek tersebut.

JAKARTA, Indonesia – Sidang perdana kasus korupsi KTP Elektronik digelar pada Kamis, 9 Maret. Kasus ini menarik perhatian masyarakat di Indonesia karena nilai kerugian pemerintah yang sangat fantastis hingga mencapai Rp 2,3 triliun. Belum lagi kasus ini juga melibatkan nama-nama beken yang kini bertugas di berbagai lembaga negara dan pemerintahan. (BACA: Latihan membagikan uang

Sejauh ini sudah ada enam nama yang disebutkan dan diduga menerima uang dari mega proyek korupsi tersebut. (BA: Daftar Selebritis yang Diduga Penerima Dana Proyek e-KTP) Kemungkinan besar namanya akan terus bertambah.

Menurut peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Tama S. Langkun, kasus korupsi pengadaan KTP Elektronik merupakan kasus terbesar yang pernah ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Padahal, potensi permasalahan proyek tersebut, kata Tama, sudah lama terlihat.

“Saya tidak tahu apakah ada persoalan yang lebih besar dari itu jika kita melihatnya dari sisi kerugian negara. Kami sempat membuat review mengenai e-KTP ini. “Ada beberapa pelanggaran yang kami lihat, yakni pada tawaran biaya, ketika Pak Gamawan yang menandatangani kontrak saat membantah permohonan banding,” kata Tama dalam diskusi bertajuk ‘Sambar Gledek e-KTP’, Sabtu, 11 Maret di Warung Daun. .

Ia mengaku kecewa dengan temuan tersebut karena sejumlah masyarakat sudah lama kesulitan membuat KTP elektronik. Sedangkan Nomor Induk KTP (NIK) pada kartu plastik berguna untuk beberapa hal.

NIK di KTP berguna untuk pencatatan rekam medis dan catatan kriminal, kata Tama.

Makanya masyarakat berbondong-bondong membuat KTP Elektronik. Mereka menilai penyelenggara negara akan segera menyelesaikan proyek tersebut. Saat itu, KTP Elektronik ditargetkan selesai dalam dua tahun. Namun hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum memiliki KTP elektronik. (BA: Sebelum batas waktu tersebut, 22 juta orang belum menerima e-KTP)

Tama mendesak penegak hukum memproses semua pihak yang terbukti menerima arus kas gelap, termasuk korporasi.

“Sekarang tidak lagi menjadi persoalan apakah korporasi bisa diproses secara hukum atau tidak. Korporasi dapat dikenakan tindakan hukum. “Kalau ada uang yang dinikmati lembaga lain seperti partai politik, maka mereka juga harus bertanggung jawab,” kata Tama.

Sementara itu, di tempat yang sama, mantan Ketua DPR Marzuki Alie membantah masuk dalam daftar penerima proyek pengadaan KTP Elektronik. Diakuinya, selama menjabat di parlemen, dirinya tak mau main-main dengan anggaran.

“Tolong tanyakan kepada semua teman-teman di Banggar, di Kementerian, apakah ada Marzuki Alie yang meminta proyek,” kata Marzuki.

Ia pun mengaku tidak pernah mencampuri urusan masing-masing komisi kecuali terjadi kebuntuan. Saat itu, menurut dia, pembahasan anggaran proyek KTP Elektronik tidak ada kendala sehingga pimpinan DPR tidak dipanggil.

“Misalnya saya telepon Kemenag dan Komisi VIII, menanyakan permasalahannya apa dan mencari solusinya, sehingga permasalahan tersebut bisa teratasi. Saat itu kami membahas tentang ibadah haji. “Yah, tidak ada masalah dalam proses anggaran KTP Elektronik,” ujarnya.

Presiden meminta maaf

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta maaf di tempat terpisah karena masih terdapat kendala terkait pengurusan KTP elektronik. Menurut Jokowi, konsekuensi dari kasus yang disidangkan berdampak pada pejabat di Kementerian Dalam Negeri untuk menyelesaikan proyek tersebut.

“Saat ini di Kementerian Dalam Negeri, semua orang ragu-ragu, ingin melakukan sesuatu. Mereka takut. Sebagai informasi, (pejabat) Kementerian Dalam Negeri dipanggil ke KPK sebanyak 32 kali, kata mantan Gubernur DKI itu di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Dikatakannya, dengan nilai proyek yang fantastis, maka hasilnya tidak hanya sekedar kartu KTP plastik saja, namun harus diikuti dengan sistem yang sudah ada.

“Tapi itu hanya KTP yang diubah dari kertas menjadi plastik. “Sistemnya pun belum (selesai),” ujarnya. – Rappler.com

keluaran sdy