• December 21, 2024

Teror terhadap polisi sepanjang tahun 2017

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Mulai dari Jakarta hingga Sumatera Utara menjadi lokasi serangan teroris terhadap aparat kepolisian sepanjang tahun 2017

JAKARTA, Indonesia – Polisi kerap menjadi sasaran aksi teroris, setidaknya dalam beberapa bulan terakhir.

Menurut pengamat, teroris memandang polisi sebagai pelindung musuh utamanya, yakni pemerintah. Itu sebabnya polisi – dan pemerintah – harus diperangi.

Selain itu, penyerangan terhadap polisi juga merupakan bentuk balas dendam atas tindakan polisi yang berhasil menangkap para pemimpin dan pelaku teror di berbagai daerah di Tanah Air sejak bom Bali tahun 2002.

(BACA JUGA: Mengapa Polisi Menjadi Sasaran Mudah Teroris?)

Sepanjang tahun ini, setidaknya ada empat serangan teroris yang menargetkan polisi. Berikut kronologinya:

Jumat, 30 Juni 2017: Dua anggota Brimob ditusuk

Lokasi: Masjid Falatehan, Blok M, Jakarta Selatan

Nasib malang menimpa dua anggota Brimob di Masjid Falatehan, Blok M, Jakarta Selatan, yang terletak hanya beberapa meter dari Mabes Polri di Jalan Trunojoyo. Salah satu pelaku menikam kedua anggota Brimob di bagian wajah dan leher usai melaksanakan salat Isya berjamaah di masjid.

Pelaku melakukan penyerangan terhadap dua anggota Brimob yang diketahui bernama AKP Dede dan Brigadir Saiful Bahri. Mereka mengalami luka di bagian wajah dan leher dan langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Tak berhenti sampai disitu, saat mendapat tembakan peringatan, pelaku justru membalas ancaman. Akhirnya pelaku langsung ditembak anggota Brimob lainnya dan tewas seketika. Kini jenazah pelaku sudah dibawa ke RS Polri Kramat Jati.

Minggu, 25 Juni 2017: Jelang Salat Idul Fitri, Seorang Anggota Polri Ditikam di Medan

Lokasi: Pos jaga di Medan, Sumatera Utara

Beberapa jam menjelang salat Iduladha pada Minggu, 25 Juni, saat seorang anggota Polri sedang beristirahat di pos jaga, tiba-tiba ada dua pelaku yang menyerangnya. Salah satu anggota Polri bernama Aiptu Martua Sigalingging juga tewas akibat luka tusuk.

Salah satu pelaku juga tewas terkena peluru polisi. Sedangkan pelaku lainnya berhasil ditangkap dengan selamat. Beberapa hari kemudian, pelaku diketahui merupakan bagian dari kelompok Jemaah Anshar Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan Bahrun Naim.

Rabu, 24 Mei 2017: Sebuah bom pot meledak di Kampung Melayu

Sejumlah personel Inafis dan Labfor Polri melakukan olah TKP di lokasi ledakan di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Kamis (25/5) dini hari.  Foto oleh Sigid Kurniawan/ANTARA

Lokasi: Terminal Bus Kampung Melayu, Jakarta Timur

Sebanyak lima orang tewas dalam ledakan bom pan di kawasan terminal bus Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu malam, 24 Mei. Peristiwa ini terjadi beberapa hari setelah aksi teroris yang terjadi di konser Ariana Grande di Manchester, Inggris, serta perkelahian antara personel militer Filipina dengan kelompok militan Maute di Kota Marawi.

Ledakan bom pot di Kampung Melayu memakan korban 15 orang, 5 orang diantaranya meninggal dunia, termasuk dua pelaku dan tiga personel polisi yang berjaga di terminal. Polisi berada di sana untuk memantau kegiatan kirab obor menyambut Ramadhan.

—Rappler.com

Pengeluaran Sydney