• November 25, 2024

Lihatlah strategi Australia untuk mencetak atlet-atlet berkualitas

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Australia telah mengembangkan sistem pendidikan olahraga yang bertujuan untuk menghasilkan atlet berprestasi

JAKARTA, Indonesia — Memiliki atlet yang berprestasi dan berkualitas merupakan dambaan setiap negara, namun tampaknya Indonesia masih belum menemukan formula tepat untuk mewujudkan keinginan tersebut. Sebaliknya, Australia telah mengembangkan sistem pendidikan olahraga yang bertujuan untuk menghasilkan atlet-atlet berprestasi yang dapat menjadi fokus negaranya dalam turnamen olahraga internasional seperti Olimpiade atau kejuaraan nasional lainnya.

Dalam diskusi panel sport science yang digelar di Kedutaan Besar Australia, Jakarta pada Selasa 21 November, Nick Ball, Kepala Ilmu Olah Raga dan Latihan Fakultas Kesehatan Universitas Canberra, berbagi rahasia kesuksesan negaranya dalam melahirkan atlet-atlet terbaik. dalam beberapa tahun terakhir. Ia juga didampingi oleh Dosen Analisis Olahraga Universitas Canberra Jocelyn Mara, gelandang Canberra United Football Club 2013-2015 Holly Houston, dan Kristen Veal, mantan pemain bola basket yang bermain selama 18 musim.

Dalam diskusi hari ini, para pembicara menyampaikan beberapa kunci untuk mencetak atlet berprestasi. Apa pun? Berikut lima di antaranya:

1. Perkembangan awal dan berkelanjutan

Australia memiliki sistem pendidikan olahraga yang dimulai sejak dini dan menyebar ke seluruh wilayah dan negara bagian di Australia.

Uniknya, anak-anak biasanya memainkan beberapa jenis olahraga ketika masih kecil dan lama kelamaan mereka akan disuruh fokus pada satu olahraga tertentu. Namun atletik dianggap sebagai dasar dari semua olahraga, sehingga semua anak sebaiknya memulai berolahraga dengan berlari, melompat, dan olahraga atletik sederhana lainnya.

Olah raga sudah menjadi hobi dan kebiasaan sejak kecil, hingga pada usia remaja mereka akan memulai program khusus untuk melahirkan atlet-atlet yang berkualitas. Setiap daerah mempunyai program pembinaan yang berjenjang sesuai kelompok umur sehingga pelatihan yang diterima tepat dan terdistribusi dengan benar.

2. Penggunaan analisis data

Dalam pembinaan dan pelatihan, analisis data dianggap sebagai bagian penting dan tidak dapat dipisahkan. Data yang digunakan bervariasi, mulai dari data statistik yang diperoleh saat latihan atau kompetisi, hingga data berupa video pertandingan yang digunakan untuk mengevaluasi performa individu dan tim.

Data yang terkumpul nantinya akan dijadikan bahan pertimbangan tim pelatih untuk meningkatkan prestasi para atletnya agar latihan yang diberikan lebih efektif.

3. Pelatih yang berkualitas

Fokus pembinaan hendaknya tidak hanya diberikan kepada atlet, namun juga kepada pelatih. Dengan sistem pembinaan yang berkesinambungan dan analisa data yang kuat, tim pelatih yang mumpuni tentunya juga menjadi kunci sukses dalam melahirkan atlet-atlet terbaik.

Australia juga mempunyai program pendidikan khusus bagi para pelatih yang dinilai potensial agar bisa mengetahui cara mengatasi permasalahan dalam tim yang mungkin muncul saat latihan, mulai dari menghadapi tekanan hingga cara menghadapi psikologi pemain.

4. Investasi dana dan waktu

Segala upaya yang dilakukan untuk menghasilkan atlet-atlet terbaik membutuhkan dana yang tidak sedikit. Nick Ball mengatakan pemerintah Australia mengeluarkan setidaknya 200 juta dolar Australia (lebih dari 2 miliar rupiah) pada tahun 2014-15 untuk program pengembangan olahraga.

Selain uang, tentunya untuk melatih atlet membutuhkan waktu yang lama, tidak bisa instan. Setidaknya dibutuhkan waktu 8 tahun atau dua periode olimpiade untuk benar-benar mempersiapkan atlet mencapai performa terbaiknya.

5. Kerja Sama

Untuk mencapai tujuan mencetak atlet-atlet yang berkualitas, segala upaya yang diuraikan di atas sangat memerlukan kerja sama dari berbagai pihak. Kerjasama harus dibangun antara pembinaan di tingkat sekolah, tingkat negara bagian atau daerah, dan kemudian di tingkat nasional. Kolaborasi juga harus dilakukan antara kementerian olahraga, lembaga dan lembaga penelitian olahraga, komite Olimpiade dan Paralimpiade, asosiasi olahraga, dan banyak lagi. Kerjasama dan komunikasi harus terjalin dengan baik karena tanpa hal tersebut pembinaan atlet yang berprestasi tidak akan berhasil.

—Rappler.com

sbobetsbobet88judi bola