• November 27, 2024
Untuk mencegah rasa berpuas diri, Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan Kejaksaan

Untuk mencegah rasa berpuas diri, Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan Kejaksaan

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Tonny Budiono tertangkap OTT KPK dengan barang bukti uang tunai mencapai Rp18,9 miliar

JAKARTA, Indonesia – Tertangkapnya Direktur Jenderal nonaktif Antonius Tonny Budianto dalam OTT Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi pukulan telak bagi Kementerian Perhubungan. Betapa tidak, ini kali kedua Dirjen Hubungan Maritim ditangkap KPK karena menerima gratifikasi.

Kekecewaannya pun diungkapkan Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada Minggu, 27 Agustus. Ia tampak geram saat mengetahui masih ada pejabat pemerintah yang menerima uang yang diduga terkait dengan kewenangannya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kemudian menunjuk Bay Mokhamad Hasani sebagai Plt Dirjen Perhubungan hingga ditetapkan pejabat definitif. Perkenalan dilakukan kepada media pada Senin, 28 Agustus. Bersamaan dengan itu, Kementerian Perhubungan juga memperkenalkan Pj Dirjen Perhubungan Darat dan Pj Dirjen Perkeretaapian.

Sayangnya, Bay enggan berkomentar banyak mengenai kejadian yang dialami pendahulunya, termasuk keberadaan mafia di Direktorat Jenderal Hubungan Maritim.

“Sejauh mafia yang Pak. Tony sebutkan, tolong tanyakan lagi siapa yang dimaksud mafia,” kata Bay siang tadi.

Di bawah kepemimpinan sementaranya, Bay mengaku akan berusaha menghilangkan peluang perilaku korup. Salah satu caranya adalah dengan melibatkan kejaksaan.

Hal ini juga dibenarkan oleh Plt. Biro Komunikasi dan Informasi Publik Hengki Angkasawan.

“Ada TP4P (Tim Pengawal, Keamanan, Tata Kelola dan Pembangunan Pusat) dari kejaksaan yang memantau perkembangan proyek pemerintah. “Saat ini TP4P ada untuk mendampingi proyek pembangunan kereta api,” kata Hengki saat dikonfirmasi Rappler, Senin malam, 28 Agustus.

Dia menjelaskan, keterlibatan TP4P di Kementerian Perhubungan sejalan dengan kebutuhan dan inisiatif masing-masing Dirjen. Jika tidak ada TP4P, kata Henki, Kemenhub juga akan mendapat pengawasan dari tim internal.

Sayangnya, pengawasan terhadap tim internal belum menjamin bisa mendeteksi seluruh pegawai yang berniat melakukan tindakan tidak jujur. Meski demikian, Hengki menegaskan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sejak awal sudah mewanti-wanti seluruh pegawainya untuk menjauhi tindakan korupsi.

“Menteri Perhubungan mengingatkan kami di setiap pertemuan atau konferensi, jika perilaku ini tidak diubah, kami akan menghadapi Komite Pemberantasan Korupsi (KPK). “Ini sudah menjadi komitmen Kementerian Perhubungan,” ujarnya.

Lalu kenapa masih ada pejabat korup di Kementerian Perhubungan? Diakui Henki, tidak semua perilakunya bisa diawasi Inspektorat Jenderal. Ia berdalih, semua itu di luar kendali pengawasan internal.

“Namun, kami bisa memastikan bahwa pengawasan internal kini lebih ketat, sehingga tidak mungkin lagi melakukan hal-hal yang lumrah sebelumnya, termasuk harga dan spesifikasi (game). “Karena semuanya sudah dikaji,” ucapnya.

Penangkapan Tony mengejutkan publik. Sebab, bukti penerimaan uang tunai yang ditemukan di rumah dinas pria 59 tahun itu mencapai R18,9 miliar. Uang itu ditemukan di 33 tas kecil yang ditumpuk di kamarnya.

Belum termasuk uang yang disimpan di empat rekening yang disediakan pemberi suap. Satu rekening akhirnya diungkap KPK yakni di Bank Mandiri dengan sisa nominal Rp 1,174 miliar. Dengan demikian, total barang bukti yang disita sementara mencapai Rp20,74 miliar. Melalui temuan tersebut, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berhasil memecahkan rekor alat bukti terbanyak selama OTT. – Rappler.com

BACA JUGA:

Pengeluaran Sydney