Presiden Obama mengakui bahwa dia tidak meramalkan krisis Arab Spring
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Menurut Obama, Indonesia penting dan bisa menjadi contoh bagi negara-negara Islam
JAKARTA, Indonesia – Indonesia diharapkan dapat terus menjadi contoh negara yang mampu menyeimbangkan penduduk muslim yang setia menjalankan agamanya dengan kehidupan dunia modern, ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Posisi Indonesia sangat penting untuk menjadi teladan bagi negara-negara berpenduduk Muslim lainnya,” kata Presiden Amerika Serikat ke-44, Barack Obama, pada Konvensi Diaspora Indonesia di Jakarta, Sabtu, 1 Juli.
Obama menjawab pertanyaan moderator Dino Patti Djalal yang juga penggagas acara tersebut, tentang apa yang tidak pernah ia duga akan terjadi saat Obama menjadi presiden AS. “Musim Semi Arab”jawab Obama segera.
Menurut Obama, siapa pun yang mempelajari situasi di Timur Tengah pasti memahami hal itu potensi ketidakstabilan di kawasan. Terdapat sejumlah besar generasi muda yang menganggur, kehilangan pekerjaan. Penguasa di beberapa negara di Timur Tengah kurang memperhatikan aspek keadilan dalam pemerintahan.
“Sebagian kecil masyarakat berada pada posisi teratas dan hidup berkecukupan, namun sebagian besar masyarakat berada dalam kondisi ekonomi yang buruk,” kata Obama.
Oleh karena itu, potensi ketidakstabilan sangat besar. “Tetapi apa yang tidak terduga terjadi dengan sangat cepat,” kata Obama yang memerintah negara Paman Sam selama dua periode. Obama mengingatkan Dino dan hadirin di Konvensi Diaspora Indonesia akan pidatonya kepada dunia Muslim Universitas Kairopada tanggal 4 Juni 2009.
“Saat itu, saya mendorong penguatan pemahaman dan kerja sama antara dunia Muslim dan dunia non-Muslim. Saat itu, saya berharap tren di dunia Islam akan mengarah pada modernisasi masyarakat Islam, semangat penolakan terhadap ekstremisme dan kekerasan, dan hal ini akan terjadi secara bertahap. Tiba-tiba terjadi (krisis) di Tunisia, Mesir, Lapangan Tahrir, lalu Suriah, kata Obama. (BACA: Pidato Barack Obama patut dikenang)
Obama mengatakan menurutnya krisis ini membawa perubahan di Tunisia dan negara-negara setelahnya Musim Semi Arabakan membuka jalan menuju demokratisasi dan liberalisasi.
“Momen Musim Semi Arabkami berdua berharap akan ada peluang ekonomi dan modernisasi. “Tetapi kita tahu bahwa segala sesuatunya tidak akan berjalan sesuai harapan,” ujarnya sambil tampil segar dan santai dalam pidato dan tanya jawab yang berlangsung sekitar 90 menit itu.
Yang terjadi, ‘musim semi’ di Arab justru menimbulkan reaksi balik dengan munculnya perpecahan sektarian antara negara Sunni dan Syiah yang terus berlanjut hingga saat ini. Terutama di Suriah. Di sinilah Obama menyinggung pentingnya Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Jika Indonesia bisa terus menjadi contoh perpaduan masyarakat Islam yang penuh toleransi terhadap pemeluk agama lain, menghindari perpecahan sektarian, maka Indonesia bisa menjadi teladan.
“Hal serupa juga terjadi di Indonesia tetap menjadi negara yang membuka kesempatan bagi perempuan, tidak menindas perempuan, memperlakukan anak perempuan sama dengan laki-laki, karena mereka mempunyai bakat dan kemampuan, seperti yang terjadi saat ini, manfaatnya tidak hanya bagi Indonesia saja, tetapi juga menjadi teladan bagi negara – itu negara, yang menurut saya akan mengarah ke sana suatu hari nanti,” katanya.
Dihadapan hadirin, termasuk Menteri Luar Negeri Retno MP. Marsudi dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Obama tentu saja mengatakan hal itu SEBAGAI dapat membantu menghindari kerusakan yang lebih besar akibat konflik, menjadi bagian dari koalisi besar untuk mengalahkan ISIS, terlibat secara aktif dalam kerja sama untuk melawan terorisme.
“Tetapi agar upaya ini berhasil, penting bahwa upaya tersebut datang dari dalam, bukan hanya didorong dari luar. “Indonesia akan terus menjadi contoh kemajuan yang kita harapkan,” kata Obama. – Rappler.com