• September 30, 2024

35 calon kepala daerah perempuan menang pada Pilkada 2015

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

“Calon perempuan yang menang sebagian besar merupakan petahana dan mengandalkan politik kekerabatan,” kata Titi.

JAKARTA, Indonesia—Setidaknya 35 perempuan memenangkan pertarungan dalam penghitungan cepat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada Rabu, 9 Desember.

Dari mereka yang terpilih, masing-masing mencakup kepala daerah yang berprestasi, kerabat petahana atau bagian dari dinasti politik, dan kontroversial.

Rangkuman sementara, dari 123 calon kepala daerah dan wakil kepala daerah perempuan yang mengikuti Pilkada 2015, setidaknya terpilih 35 calon, kata Direktur Eksekutif Persatuan Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini kepada Rappler. Kamis, 10 Desember.

Siapa mereka?

  1. Airin Rachmi Diany, Wali Kota Tangsel.
  2. Ratu Tatu, Bupati Serang.
  3. Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya.
  4. Sri Sumarni, Bupati Grobogan.
  5. Cellica, Bupati Karawang.
  6. Neni Moerniaeni, Wali Kota Bontang.
  7. Rita, Bupati Kutai Kertanegara.
  8. Chusnunia, Bupati Lampung Timur.
  9. AsminLaura, Nunukan.
  10. Ilmiati, Wakil Bupati Wakatobi.
  11. Indah Putri, Bupati Luwu Utara.
  12. Anna S, Bupati Indramayu.
  13. Kartika, Lamongan.
  14. Vonnie Anneke Panambuan, Kabupaten Minut (Sulawesi Utara).
  15. Irna, Bupati Pandeglang.
  16. Ibu Mas Sumantri, Kabupaten Karangasem, Bali.
  17. Indah Damayanti Putri, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
  18. Faida, Bupati Jember.
  19. Hayati, Kediri.
  20. Christine E Paruntu, Minahasa Selatan.
  21. Neti Herawati, Wakil Bupati Kepahiang, Bengkulu.
  22. Mirna, Bupati Kendal.
  23. Maya Rosida, Kabupaten Wonosobo.
  24. Hairiah, Wakil Bupati Sambas.
  25. Badingah, Bupati Gunung Kidul.
  26. Sri Muslimatin, Wakil Bupati Sleman.
  27. Hevearita, Wakil Walikota Semarang.
  28. Sri Hartini, Bupati Klaten.
  29. Sri Mulyani, Wakil Bupati Klaten.
  30. Kusdinar Untung, Bupati Sragen.
  31. Windarti Agustina, Wakil Wali Kota Magelang.
  32. Yuli Hastuti, Wakil Bupati Purworejo.
  33. Nurbalistik, Wakil Bupati Kabupaten Pekalongan.
  34. Dyah Hayuning Pratiwi, Wakil Bupati Purbalingga.
  35. Erlina, Wakil Bupati Pantai Barat Lampung.

Dari 35 kepala daerah yang memenangkan quick count pada Pilkada Serentak, Titi mengelompokkannya menjadi tiga bagian.

Pertama, kepala daerah terpilih yang dinilai berprestasi antara lain, Tri Rismaharini dari Surabaya. Ia dinilai sebagai calon kepala daerah alternatif dan punya rekam jejak bagus.

“Sangat sedikit calon perempuan seperti Risma yang menjadi tokoh alternatif karena kinerjanya yang baik sebagai pemegang jabatan,” kata Titi.

Ada pula Chusnunia, aktivis Partai Kebangkitan Bangsa yang dinilai bisa menjadi calon kepala daerah alternatif. Chusnul –sapaan akrab Chusnunia– yang berasal dari keluarga besar kyai Nahdlatul Ulama, sebelumnya merupakan anggota dewan yang rajin mendatangi daerah pemilihan.

Kedua, kepala daerah terpilih yang masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan petahana atau diketahui mempunyai dinasti politik. Mereka antara lain Airin Rachmi Diany dari Tangsel dan Ratu Tatu dari Serang. Keduanya memiliki hubungan keluarga dengan mantan Gubernur Banten Ratu Atut Choisiyah.

Titi mengaku tak heran jika calon perempuan dari keluarga mapan bisa menang di daerahnya. “Calon perempuan yang menang sebagian besar merupakan petahana dan sebagian besar mengandalkan politik kekerabatan,” ujarnya.

Ketiga, kepala daerah terpilih yang kontroversial yakni Airin.

“Penyiraman lubang memiliki banyak faktor. Pesimisme, pragmatisme, dan sikap apatis dari pemilih serta kelompok menengah yang tidak terlalu peduli dengan politik lokal di Tangsel, ujarnya.

Tak heran jika istri Chaeri Wardhana, terpidana kasus suap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar, sukses di kota ini.

Tapi, kata Titi, harapan terhadap perempuan sebagai calon kepala daerah alternatif harus selalu ada dan dijaga. “Padahal perlu juga dicatat bahwa kita mempunyai banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan mengenai politik kekerabatan dan terfragmentasinya perempuan oleh kepentingan elit,” ujarnya. —Rappler.com

BACA JUGA

Keluaran Sidney