Polri mengungkap identitas pelaku penusukan di Masjid Falatehan
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Kakak pelaku mengaku, jenazah yang dimakamkan di RS Polri adalah milik kakaknya
JAKARTA, Indonesia – Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan tim INAFIS berhasil menangkap pelaku penusukan dua anggota Brimob di Masjid Falatehan, Kebayoran Baru, pada Jumat, 30 Juni , untuk diidentifikasi. Menurut Setyo, pelaku bernama Mulyadi dan berprofesi sebagai pedagang kosmetik di Pasar Roxy Bekasi.
“Dalam proses identifikasi diambil sidik jari dan DNA. Kemudian data tersebut dicocokkan dengan anggota keluarga. Berdasarkan informasi terakhir, 75 persen pelaku diketahui bernama Mulyadi, kata Setyo saat ditemui di Mapolres, Sabtu, 1 Juli.
Namun, dia menyebut alamat Mulyadi tidak sesuai dengan yang ada di KTP-nya. Alamat itu milik saudara iparnya.
“Tadi malam adik iparnya diperiksa dan dibawa ke kantor polisi,” ujarnya.
Saat dimintai keterangan, kakaknya mengaku jenazah yang dimakamkan di RS Polri Kramat Jati adalah milik kakaknya. Meski demikian, tim INAFIS masih akan mencari orang tua atau anggota keluarga lainnya. Tujuannya untuk mencari sampel DNA pembanding lainnya.
Sementara polisi, kata Setyo, belum bisa memastikan motif pelaku melakukan penikaman terhadap dua anggota Brimob. Meski demikian, dia tak menampik kemungkinan motif pelaku sama dengan tragedi serupa yang terjadi di Mapolda Sumut.
Setyo menjelaskan, sejak 19 Juni, anggota Brimob disiagakan di area lapangan Masjid Falatehan. Polisi juga sudah memasang tenda sebagai persiapan Hari Bhayangkara yang jatuh hari ini.
“Kalau dilihat dari cara perbuatannya, kemungkinan besar (motif pelaku) sama seperti di Medan. Mereka juga menargetkan polisi. Bisa jadi kelompok yang sama juga melakukan tindakan serupa, ujarnya.
Sementara kondisi dua anggota Brimob korban yang diketahui bernama AKP Dede dan Saiful sudah mulai membaik. Dede mengalami luka di pipi kanan sepanjang sekitar 15 sentimeter dan menembus bibir atas.
Sedangkan Saiful mengalami luka robek di pipi kanan sekitar 10 sentimeter dan menembus dinding pipi bagian dalam. Keduanya sudah dipindahkan ke RS Polri untuk mendapat perawatan lebih lanjut, ujarnya.
Mulyadi akhirnya ditembak mati oleh anggota Brimob lainnya setelah mencoba mengancam personel polisi di sekitarnya dengan parang. Padahal, sebelumnya polisi juga sempat memberikan tembakan peringatan.
“Saat dikejar anggota Brimob lain dan diminta menyerah, dia malah menyerang dengan bayonetnya. Saat mendapat tembakan peringatan, dia tetap tidak mau. Sehingga pelaku lumpuh dan meninggal dunia di TKP, kata Setyo.
Sebelum beraksi, pelaku sempat salat magrib bersama korban. Saat berjabat tangan, pelaku mengeluarkan bayonet lalu mengarahkannya secara acak ke personel polisi. Ia pun meneriakkan kata “kafir” dan “thagut” ke arah polisi. – Rappler.com