• November 24, 2024
Siapa sebenarnya Aiptu Labora Sitorus?

Siapa sebenarnya Aiptu Labora Sitorus?

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Besar di Sumatera Utara, pindah ke Papua setelah lulus SMA

JAKARTA, Indonesia—Menghukum kasus penimbunan bahan bakar solar dan pencucian uang Aiptu Labora Sitorus akhirnya menyerahkan diri ke Polres Sorong, Senin dini hari, 7 Maret.

Sebelumnya, Labora kabur saat menjalani tahanan rumah di Sorong, Papua, saat hendak dipindahkan ke Lapas Cipinang, Jakarta pada Jumat, 4 Maret. Padahal, saat itu proses perpindahan Labora dikawal sedikitnya 600 personel polisi Polda Papua.

Labora merupakan terpidana kasus penimbunan bahan bakar solar dan pencucian uang yang divonis 15 tahun penjara dan denda Rp5 miliar berdasarkan putusan kasasi Mahkamah Agung pada 17 September 2014.

Siapa sebenarnya Aiptu Labora Sitorus? Berikut beberapa fakta mantan polisi yang terkenal dengan paruh gemuk itu.

Lahir dan besar di Sumatera Utara

Labora Sitorus merupakan anak dari Sitorus dan Sdr Pasaribu. Sedikit tenaga kerja bersemangat di Desa Sei Bamban, Sergai, Sumatera Utara.

Pindah ke Papua bersama pamannya

Setelah lulus SMA dan ayahnya meninggal, Labora diajak oleh pamannya untuk pindah ke Sorong, Papua.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1983, Labora mengikuti seleksi polisi di Papua.

Orang terkaya di Sorong

Nama Aiptu Labora Sitorus dikenal sebagai polisi kaya oleh warga Sorong, Papua Barat.

Berdasarkan laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Labora memiliki rekening sebesar Rp 1,5 triliun.

Memiliki 5 anak

Dari hasil pernikahannya dengan istrinya Sandritje Panauhe, Labora Sitorus dikaruniai 5 anak.

PT Rotua, perusahaan kayu milik Labora, dikelola langsung oleh Sandritje.

Karyawan menyukainya

Penahanan Labora pada tahun 2015 menemui beberapa kendala, salah satunya adalah adanya hambatan dari ratusan pekerja gabungan PT Rotua dan warga sekitar. PT Rotua merupakan perusahaan pengolahan kayu milik Labora.

Menurut salah satu karyawan PT Rotua, Labora adalah sosok yang rendah hati. Labora sengaja menyediakan dapur umum di pabriknya agar bisa menyajikan makanan kepada 600 karyawan setiap harinya.

“Pak Labora Sitorus juga makan dari dapur ini. “Makanannya tidak pernah dibedakan dari karyawannya,” kata seorang pekerja dapur bernama Yanti pada bulan Februari 2015.—Rappler.com

BACA JUGA:

Data Hongkong