Laki-laki harus terlibat dalam pemberdayaan perempuan
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Dalam proses membesarkan anak, ayah juga harus mendapatkan cuti orang tua.
Jakarta, Indonesia – Isu pemberdayaan perempuan tidak akan terwujud jika hanya melibatkan perempuan. Laki-laki juga harus dilibatkan untuk mempercepat prosesnya.
Demikian salah satu pesan yang coba disampaikan melalui acara “The Resonation” yang digelar pada Sabtu, 29 April di The Kasablanka. Acara tersebut menampilkan sesi bertajuk ‘Men’s Panel’ dan dihadiri oleh tiga orang pria sebagai pembicara.
Ketiga pria tersebut sepakat bahwa mereka harus mendukung istri atau pasangannya untuk mengejar karir. Ashraf Sinclair, suami penyanyi dan aktris Bunga Citra Lestari menjalani apa yang dikatakannya.
“Saat Bunga (BCL) menyiapkan konser, saya ikut,” kata Ashraf.
Ashraf sendiri merupakan seorang aktor dan pengusaha. Sedangkan istrinya, BCL, berkarier di dunia entertainment sehingga bisa dikatakan memiliki kesamaan dalam menjalankan aktivitas pekerjaan. Ia mengaku belajar dari sang ayah yang juga setia mendukung sang ibu dalam berkarier.
“Sebut saja saya feminis atau apalah, intinya saya mendukung perempuan untuk mengembangkan dirinya,” jelasnya.
Sementara itu, hadir pula seorang ayah asal Swedia yang tergabung dalam proyek ‘Swedish Dads’. Johan Ekengard adalah seseorang insinyur pengembangan dengan seorang wanita yang bekerja sebagai dokter kandungan.
“Saya bertemu dengannya ketika dia masih menjadi mahasiswa kedokteran. “Saya suka kecerdasannya,” kata Johan.
Sekarang istrinya sedang mengerjakan penelitian untuk mendapatkan gelar PhD. Mereka memiliki tiga anak yang mereka besarkan bersama.
“Kami saling mendukung karir satu sama lain dari sebelum menikah hingga sekarang. Ketika kami memiliki anak, kami memutuskan bersama untuk berbagi waktu cuti orang tua secara seimbang,” ujarnya.
Henry Manampiring, penulis buku Alpha’s Girl Guide, pun mendukung karier pasangannya.
“Setelah istri saya mengambil cuti melahirkan, saya tahu dia akan kembali bekerja. “Dia tipe orang yang suka bekerja,” kata Henry.
Kemudian ayah bayi berusia 7 bulan itu mengingatkan, terkadang bukan laki-laki yang menghalangi perempuan melainkan sesama perempuan.
“Perempuan bisa saling merendahkan dan hal ini tentunya harus dihindari,” ujarnya.
Laki-laki juga butuh ‘cuti orang tua’
Meski fokus acaranya pada pemberdayaan perempuan, namun tidak sedikit laki-laki yang mengikuti kegiatan Resonasi. Salah satunya Audi Susatyo yang datang bersama istrinya, Ira Puspitasari.
“Istri saya mengundang saya, tapi saya juga tertarik dengan acara tersebut. “Saya ingin belajar dari siapa pun, perempuan dan laki-laki,” ujarnya.
Keduanya pun sempat melihat pameran foto ‘Swedish Dads’ dan sepakat bahwa Indonesia juga membutuhkannya cuti orang tua.
“Saya setuju dengan fotografer itu. Sembilan bulan pertama janin berkembang mengikat dengan ibunya di perutnya. Setelah itu giliran ayahnya mengikat. Saya merasa, jika demikian mengikat “Dengan anak-anak, komunikasinya lebih baik,” kata Audi.
Selain Audi, pria juga terlihat di sekitar The Kasablanka, Kota Kasablanka. Mereka pun tertarik melihat pameran ‘Swedish Dads’
Beberapa pria juga terlihat di kawasan The Kasablanka, Kota Kasablanka melihat pameran foto ‘Swedish Dads’ yang merupakan bagian dari acara Resonation.
Maulana yang ditemui Rappler mengaku terinspirasi dari bapak-bapak yang menjadi subjek fotonya. Ia pun mengaku kagum dengan perjuangan Swedia untuk mencapai kesetaraan gender melalui ‘paternity cuti’.
“Banyak negara harus mempertimbangkan hal ini untuk diterapkan, termasuk Indonesia yang hanya memiliki ‘cuti hamil’. Orang tua terdiri dari ibu dan ayah. Jadi ya, yang harus ada di rumah adalah bapak dan ibu untuk menjaga anak, bukan hanya ibu saja, jelasnya. – Rappler.com