Ford kehilangan uang dan meninggalkan Indonesia
- keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia – Bagi Anda yang memiliki mobil merek Ford, merek ternama asal Amerika Serikat, sebaiknya bersiap-siap untuk menghubungi dealer mobil tersebut.
Pada Senin malam, 25 Januari, produsen mobil terbesar kedua di AS setelah General Motors mengumumkan akan menghentikan operasinya di Indonesia dan Jepang pada paruh kedua tahun 2016.
Keputusan itu diambil karena Ford merugi di dua pasar tersebut. Di Indonesia, penjualan Ford hanya 0,6 dari total penjualan dunia, sedangkan di Jepang 0,1 persen.
“Setelah mempelajari dengan cermat setiap opsi yang ada, jelas bagi kami bahwa tidak ada jalan menuju profitabilitas yang berkelanjutan bagi kami di Indonesia. Oleh karena itu, kami akan menghentikan seluruh operasi di Indonesia sebelum akhir tahun 2016 dan memusatkan sumber daya yang ada di tempat lain, demikian rilis penjelasan Ford yang diperoleh Rappler.
Meski demikian, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan hengkangnya Ford tidak akan berdampak pada industri nasional.
“Bagi merek Ford, karena hanya mengimpor mobil dari pabriknya di Thailand, maka penghentian operasional ini tidak berdampak pada industri mobil nasional,” kata Saleh Husin saat dihubungi Rappler, Selasa, 26 Januari.
Ia menambahkan, keputusan Ford menunjukkan betapa kompetitifnya bisnis mobil nasional.
Penjualan mobil tahun 2015 anjlok
Sebelumnya, Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) atau asosiasi kendaraan bermotor se-Indonesia Sudirman M. Rusdi mengatakan penjualan kendaraan bermotor atau mobil pada semester I 2015 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun 2014. Gaikindo menyesuaikan target penjualannya.
“Penurunan penjualan grosir (dari produsen ke distributor), 16,6 persen. Sedangkan untuk penjualan penjualan eceran (dari distributor ke konsumen), turun 13,7 persen,” kata Sudirman pada 22 Januari.
Dijelaskannya, berdasarkan data yang dimiliki Gaikindo, penjualan mobil meningkat… grosir Januari-Mei 2015 sebanyak 433.000 unit. Jumlah tersebut turun 16,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 531.000 unit.
Penjualan mobil ritel turun 13,7 persen dari Januari-Mei 2015 sebanyak 432.000 unit dari tahun sebelumnya 501.000 unit.
Oleh karena itu, Sudirman mengatakan target penjualan mobil pada 2015 diturunkan dari 1,2 juta unit menjadi 1,1 juta unit.
Penyebab turunnya penjualan adalah perlambatan perekonomian sepanjang tahun 2015.
Sepanjang tahun 2015, PT Toyota-Astra Motor (TAM) berhasil mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dengan total penjualan grosir sebanyak 321.818 unit dan saham 31,8 persen.
Insentif produksi mobil dalam negeri
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan kehadiran Ford di Indonesia tidak didukung oleh industri komponennya.
Berbeda dengan industri kendaraan bermotor lainnya yang industri komponennya sudah cukup dalam, ujarnya.
Mereka yang mempunyai pijakan di industri komponen rumah tangga lebih kompetitif.
Industri komponen dalam negeri mendapat insentif dari pemerintah berupa Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) atas impor bahan baku pembuatan komponen sehingga mempengaruhi harga jual kendaraan bermotor (MV) yang menggunakan komponennya.
Pemerintah juga memberikan insentif lain bagi KBM produksi lokal yang konsumsi bahan bakarnya irit.
“Ford tidak bisa bersaing karena faktor ini. “Terbukti KBM yang hemat bahan bakar justru meningkatkan penjualannya di situasi perekonomian sulit,” kata Saleh.
Ia mencontohkan investasi baru pada tahun 2016, merek Wuling asal China, sebagai bukti bisnis mobil masih diminati di Indonesia.
Pada minggu pertama bulan Januari, PT SAIC General Motors Wuling (SGMW) Indonesia meresmikan pabrik mobil Wuling, merek mobil asal China.
Ini merupakan investasi tiga perusahaan motor dari luar negeri (Penanaman Modal Asing, PMA) – SAIC Motor Corporation Ltd, General Motors dan Guangxi Motor Corporation.
Investasinya sebesar 750 juta dolar AS, dan produksinya akan dilakukan pada 2017, kata Saleh.
Merek lain seperti Mitsubishi Jepang berinvestasi Rp6 triliun dan Isuzu Rp3,5 triliun. Pabrik mereka saat ini sedang dibangun.
Ford menjamin layanan pelanggan
Bagus Susanto, Direktur Ford Indonesia, membenarkan dalam keterangannya kepada media bahwa Ford akan menjamin pelayanan kepada pelanggan.
“Kami telah mengumumkan keputusan bisnis yang sulit untuk menarik diri dari seluruh operasi kami di Indonesia pada paruh kedua tahun ini. Hal ini termasuk penutupan dealer Ford dan menghentikan penjualan resmi dan impor seluruh kendaraan Ford,” kata Bagus.
Menurut Bagus, pelanggan dapat mengunjungi dealer Ford untuk mengetahui semua penjualan, servis, dan dukungan garansi hingga akhir tahun ini.
“Kami berkomitmen untuk memberikan kesinambungan layanan dan dukungan garansi setelah keberangkatan kami dan akan menghubungi Anda kembali sebelum proses penggantian untuk menginformasikan pengaturan barunya,” kata Bagus.
Informasi selanjutnya akan terus diupdate melalui website resmi Ford. Pelanggan dapat menghubungi customer care Ford di nomor telepon 0807-1-90-9000. –Rappler.com
BACA JUGA: