Sutradara film Surat Dari Praha itu membantah dirinya mengadaptasi karya orang lain
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Angga pun membantah menerima dua somasi yang dilayangkan akademisi asal Malang tersebut.
JAKARTA, Indonesia – Sutradara sekaligus produser film Surat dari Praha, Angga Dwimas Sasongko membantah film yang disutradarainya dianggap sebagai cerita pendek plagiat dosen Universitas Brawijaya, Malang, Yusri Fajar. Sutradara berusia 31 tahun itu menjamin film yang dibintangi Julie Estelle dan Tio Pakusadewo ini merupakan karya orisinal dan melalui proses penelitian yang panjang.
Dalam proses penelitian yang berlangsung hampir tiga tahun itu, tim produksi harus bolak-balik Jakarta hingga Praha bertemu dengan eksil asal Indonesia yang tinggal di sana.
“Kami mencari kontak mereka dari mana-mana. KBRI Praha juga membantu menjalin hubungan dengan para pengungsi tersebut. “Total ada 12 orang buangan yang berhasil kami temui,” jelas Angga yang ditemui Rappler pada Senin malam, 25 Januari 2016, usai pemutaran perdana film Surat Dari Praha di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Tim produksi kemudian menghabiskan waktu bersama orang-orang buangan dan mendengarkan cerita mereka. Karena prosesnya yang memakan waktu lama, Angga menampik adanya anggapan plagiat karya orang lain.
“Kami juga perusahaan yang tertib untuk hal-hal seperti ini (membuat skenario) dan bekerja sama dengan penulis bukanlah sesuatu yang asing bagi kami,” kata Angga.
Dia menjelaskan, pihaknya sudah menghubungi Yusri jauh sebelum proses syuting dimulai. Sebab, saat itu Yusri juga terang-terangan melakukan penyerangan di media sosial.
“Pertemuan kami saat itu untuk menjelaskan bahwa yang kami buat berbeda dengan yang mereka punya,” tegas Angga.
Ia kemudian menyerahkan kepada publik untuk membandingkan film produksi Visinema Pictures dengan cerpen karya Yusri. Lantas bagaimana sikap Angga menghadapi ancaman gugatan Yusri jika Visinema Pictures tetap menayangkan film tersebut?
Angga sebenarnya mengaku belum menerima keberatan resmi dari Yusri. Sehingga dia mengaku belum bisa berkomentar mengenai kemungkinan gugatan yang dilayangkan Yusri.
“Kita harus pelajari dulu apa tuntutan hukumnya. Namun hingga saat ini belum ada gugatan sehingga kami belum bisa berkomentar, kata pria yang juga CEO Visinema Pictures tersebut.
Ia pun mengatakan, dirinya tidak pernah menerima dua surat panggilan yang sebelumnya dilayangkan Yusri.
“Pernyataan saya bisa dikatakanmengutip “Kami tidak pernah menerima dua kali surat panggilan,” kata Angga.
Sebelumnya, Yusri Fajar didampingi kuasa hukumnya menggelar jumpa pers pada pekan lalu. Dalam keterangannya, Yusri mengatakan akan menggugat musisi sekaligus produser eksekutif film Surat Dari Praha, Glenn Fredly, jika film tersebut tetap dilanjutkan perilisannya. Yusri mengatakan, skenario dalam film tersebut tidak orisinal dan dituding menjiplak isi cerita pendek yang diterbitkannya pada tahun 2012.
Melalui tuntutannya, Yusri berharap ada apresiasi terhadap seniman daerah. Sebab selama ini banyak karya seniman daerah yang diolah dan diambil tanpa ada apresiasi.
Yusri membenarkan dirinya pernah bertemu dengan Visinema Pictures pada Agustus 2015. Namun, saat berdialog dengan penulis skenario, kemiripan media, huruf, lokasi, dan isi cerita dengan cerpen itu dinilai hanya kebetulan belaka.
Film Surat Dari Praha akan resmi tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 28 Januari. – Rappler.com
BACA JUGA: