• September 24, 2024

132 orang tewas di Paris dalam penembakan dan ledakan bom

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Saksi mengira suara tembakan itu adalah kembang api

PARIS, Prancis (UPDATE ke-2) – Sebanyak 132 orang dilaporkan dalam serangan terhadap sebuah gedung Pusat Seni Bataclan, Jumat 13 November. Lainnya menderita luka serius.

Bagaimana kronologinya?

Peristiwa tersebut bermula dari penyanderaan pada pukul 23.35 waktu setempat di gedung pusat seni Bataclan, sebelah timur Paris. Menurut laporan, seorang pria menembaki penonton konser band rock Elang Death Metal satu per satu. Seorang saksi mengatakan seorang penembak berteriak Allahu Akbar kemudian melepaskan tembakan ke arah kerumunan penonton. (FOTO: Serangan 13 November di Paris)

Lalu polisi datang ke lokasi. Paris mengirimkan sedikitnya 1.500 tentara segera setelah serangan itu Bataclan hanya berjarak sekitar 200 meter dari bekas kantor Charlie Hebdo yang pernah menjadi sasaran teroris. (SAKSI; Serangan teroris di Paris)

Selain penembakan di Bataclan, juga terjadi tiga ledakan di dekat Stadion Nasional Stade de France, tempat Prancis bermain sepak bola dengan Jerman dan disaksikan langsung oleh Presiden Francois Hollande. Akibat ledakan tersebut, lima orang tewas dan Hollande yang berada di dalam stadion langsung dievakuasi. Dari tiga ledakan tersebut, menurut sumber, satu ledakan merupakan bom bunuh diri. (Dubes: Tidak ada laporan WNI menjadi korban di Paris)

Selain tempat konser dan stadion, sebuah restoran Kamboja juga diserang, dan beberapa orang dilaporkan tewas.

Presiden Hollande sangat marah

Melihat serangan dan ledakan sporadis di tiga tempat tersebut, Hollande langsung angkat bicara. (KBRI mengimbau WNI di Paris tetap waspada)

“Teroris menyerang secara tidak terduga melalui kota Paris,” ujarnya dengan nada emosional. “Ini mengerikan.”

Hollande kemudian menyatakan negaranya dalam keadaan darurat, ia juga membatalkan kunjungannya ke pertemuan G20 yang akan berlangsung akhir pekan ini di Turki. (Selebriti Indonesia, politisi menghibur korban serangan teror Paris)

Kesaksian warga

Julien Pierce, warga yang berada di area konser Bataclan mengaku melihat mayat tergeletak.

“Saya melihat sekitar 20-25 mayat tergeletak di lantai, orang-orang terluka parah, ada luka tembak,” katanya kepada Radio 1 Europe.

“Ada yang meninggal, ada yang berdarah. Penuh darah.”

Dianggap sebagai kembang api

Sementara itu, Pierre Montfort, warga yang tinggal di dekat restoran Kamboja tersebut, mengatakan ledakan tersebut seperti kembang api.

“Kami mendengar suara tembakan, sekitar 30 menit, tanpa henti, kami kira kembang api,” ujarnya.

“Semua orang tergeletak di lantai, dan tidak ada yang bergerak,” tambah saksi lainnya.

Seorang gadis diambil oleh seorang pria muda. Dia sekarat.”

Para pemimpin dunia berduka

Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Uni Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan mereka sangat terkejut dengan serangan tersebut.

Prancis sebelumnya menyiagakan diri setelah serangan Chalie Hebdo pada bulan Januari dan sebuah supermarket Yahudi yang menewaskan 17 orang.

Keamanan di Paris sebenarnya telah diperketat sejak 30 November, dengan kontrol di perbatasan sejak Jumat lalu, seiring dengan digelarnya sejumlah pertemuan penting seperti perubahan iklim global di sana.

Presiden Joko “Jokowi” Widodo bahkan berencana menghadiri acara tersebut.

Siapa yang bertanggung jawab atas serangan ini?

Belum ada pihak yang secara resmi dinyatakan bertanggung jawab atas serangan ini. Namun Presiden Hollande pada Sabtu 14 November menyalahkan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) atas insiden berdarah tersebut.

“Sebuah tindakan perang yang dilakukan teroris, ISIS, melawan Prancis, melawan kita sebagai negara bebas,” kata Hollande.

Bukannya membantah, ISIS malah menyetujui pernyataan Hollande. Secara online, organisasi tersebut mengatakan mereka bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan ratusan orang tak bersalah.

“Delapan rekannya mengenakan ikat pinggang yang dilengkapi bahan peledak dan senjata dalam serangan yang diberkati di Prancis,” klaim ISIS. Eric Randolph, AFP/Rappler.com

BACA JUGA:

SDy Hari Ini