• May 13, 2025
66 ribu personel gabungan akan mengamankan Pilkada DKI

66 ribu personel gabungan akan mengamankan Pilkada DKI

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Untuk mencegah kemungkinan terjadinya intimidasi, setiap TPS akan dijaga empat petugas keamanan.

JAKARTA, Indonesia – Dua hari lagi pemilihan Gubernur DKI akan digelar. Untuk menjaga keamanan, polisi dan TNI mengerahkan 66 ribu personel gabungan untuk memantau proses pemungutan suara.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, 20 ribu personel berasal dari kepolisian, 15 ribu orang lagi dari TNI, dan sisanya personel Linmas Kementerian Dalam Negeri dan Pemda. Tito menjamin dengan banyaknya aparat keamanan, masyarakat Jakarta dapat menggunakan hak pilihnya secara bebas sesuai pilihannya masing-masing dan aman.

Sementara itu, Polri sendiri telah mengeluarkan pengumuman kepada seluruh Kapolda di Pulau Jawa dan Sumatera. Disebutkan bahwa polisi mempunyai kewenangan diskresi yang dilindungi undang-undang untuk memeriksa apakah ada pergerakan massa dari luar daerah ke Jakarta.

Saya perintahkan mereka melakukan pemeriksaan tujuannya (datang ke Jakarta) termasuk pemeriksaan senjata tajam dan lain-lain, kata Tito saat ditemui di Istana Kepresidenan, Senin, 17 April.

Salah satu mobilisasi massa yang dimaksud adalah kegiatan bernama Tur Al-Maidah. Ketua Panitia Wisata Al-Maidah Ustadz Ansufri Idrus mengatakan setiap TPS rencananya akan dijaga sekitar 100 orang. Dengan jumlah TPS se-DKI yang mencapai 15.059, Ansufri berencana mengerahkan 1,3 juta warga ke Jakarta pada 19 April mendatang.

Orang-orang ini rencananya akan dikerahkan dari luar Kota Jakarta. Sementara itu, menurut Tito, mobilisasi massa seperti yang dilakukan Komite Pariwisata Al-Maidah tidak diperlukan. Sebab mekanisme pemilunya sudah ada. Khususnya di Jakarta.

“Di Jakarta, mekanismenya melibatkan Bawaslu, saksi, dan pemantau independen. Belum lagi media juga ikut terlibat, kata Tito merujuk pada pihak-pihak yang terlibat dalam proses Pilkada DKI 2017.

Melihat hal tersebut, tidak masuk akal jika perlu adanya ratusan orang lainnya yang datang dari luar kota dan ikut memantau proses pemungutan suara di setiap TPS. Namun Tito mengaku informasi yang diterimanya belum menjangkau 1,3 juta orang yang akan dikerahkan. Faktanya, tak kurang dari 15 ribu TPS yang tersebar di wilayah DKI.

“Katanya massa dikerahkan ke TPS tertentu yang berpotensi menimbulkan kecurangan di sana,” ujarnya lagi.

Meski demikian, Tito menegaskan pihaknya tidak akan membiarkan oknum yang bermaksud mengintimidasi pemilih. Tito mengatakan Polri punya keleluasaan dalam menerapkan hukum tersebut.

“Bahkan dalam bahasa yang lebih kuat kita bisa mengamankan yang bersangkutan minimal 24 jam. Tindakan tegas akan segera diambil jika terbukti ada yang membawa senjata tajam dan melakukan tindakan kekerasan, kata mantan Kapolda Metro Jaya itu.

Prosedur keamanan TPS

Sementara itu, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, pihaknya telah menyiapkan langkah preventif terhadap kemungkinan adanya tindakan intimidasi. Polri akan menempatkan empat anggota staf di setiap TPS di seluruh wilayah DKI.

Saat ini (terdiri dari) satu polisi, satu TNI, dan dua linmas (di TPS),” kata Boy.

Selain itu, Polri juga telah memberitahukan tim yang berjumlah sekitar 20 personel dan akan bergerak secara individu Seluler seluruh wilayah Jakarta. Hal ini dilakukan untuk mencegah potensi konflik yang tidak diinginkan.

“Jumlah personelnya satu tim, mereka akan melakukan pengamanan keliling selain petugas yang juga ada di TPS. Jadi supresif, preventif dan deteksi dini semua berhasil, ujarnya. – Rappler.com

HK Hari Ini