• May 8, 2025

Sekilas tentang keseharian TMC Polda Metro Jaya

Jakarta, Indonesia – Ledakan bom yang mengguncang pusat perbelanjaan di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, terlihat jelas di salah satu layar pemantauan Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya pada pertengahan Januari lalu. Operator yang bertugas saat itu langsung menginstruksikan polisi lalu lintas di lapangan untuk menutup akses kendaraan ke kawasan tersebut.

“Saat itu polisi yang berada di lapangan langsung menghentikan kendaraan dan mengalihkan arus lalu lintas,” kata petugas Tim A TMC Polda Metro Jaya, Wakil Kompol Heri Priyatno, kepada Rappler di kamarnya, Selasa, 5 April 2016. Ruangan itu berjumlah 9 orang. layar yang menampilkan kondisi jalanan Ibu Kota dari pantauan kamera CCTV.

Mata sepuluh anggota Tim A yang sedang bertugas saat itu jarang lepas dari layar. Maklum, tim mereka perlu sigap mengantisipasi pengaturan lalu lintas ketika kondisi jalan berubah.

“Kalau ada protes, kecelakaan, kemacetan, atau teror seperti Thamrin kemarin, kita harus siap,” kata Heri.

Sistem terintegrasi

TMC Polda setiap harinya memiliki tiga tim yang bekerja bergantian setiap 12 jam. Setiap anggota mempunyai tugas yang berbeda-beda.

Pertama, ada petugas operator yang tugasnya memberikan instruksi berdasarkan kondisi jalan. Saat Rappler berkunjung, operator yang bertugas adalah Kasno.

“Kalau ada kemacetan, saya harus beritahu arus mana jalan yang ditutup dan mana yang terbuka. Nanti teman-teman di lapangan segera melaksanakannya, ujarnya. Di mejanya terdapat HT yang berbunyi bip terus menerus dan melaporkan kondisi lalu lintas dari seluruh penjuru ibu kota. Dia memiliki dua rekan lain yang bekerja bersama.

Setelahnya juga ada petugas yang memberikan informasi kepada masyarakat. Masyarakat Jakarta tentunya sudah tidak asing lagi dengan akun Twitter @TMCPoldaMetro. Akun dengan 5,3 juta pengikut pengguna Laporan ini melaporkan situasi jalanan Jakarta secara detail dari waktu ke waktu.

Ada dua petugas yang menyebarkan informasi tersebut kepada masyarakat. “Kami mengambil dari laporan masyarakat, pantauan CCTV dan laporan petugas lapangan. Biasanya lewat HT, atau lewat WhatsApp, kata Indra, petugas saat itu.

Informasi yang akan disebarkan dipilih berdasarkan kualitas foto dan relevansi waktu. Mereka memilih foto dengan kualitas gambar jernih dan menampilkan kondisi jalan dengan jelas, menambahkan waktu pengiriman, dan mengedit bahasa laporan. Tak hanya foto, terkadang video juga dikirimkan.

Selain Twitter, TMC Polda juga bisa ditemukan di Path dan Instagram. Heri mengatakan, mereka sengaja memanfaatkan antusiasme masyarakat Indonesia yang sangat fasih bermedia sosial. Penyebaran informasi dinilai lebih efektif dengan cara ini.

Jika terjadi kecelakaan atau pencurian kendaraan, petugas yang bertugas juga akan menyampaikan laporan kepada masyarakat. Tak jarang, laporan orang hilang juga disampaikan.penempatan. Indra mengatakan, pernah ada kasus anak hilang yang terselesaikan berkat informasi dari TMC Polda.

“Jadi ibu siaran di radio El Shinta, anak lapor ke TMC Polda. Akhirnya mereka bertemu lagi. “Seperti di film-film,” katanya sambil tertawa.

Untuk kasus pidana dan kecelakaan, TMC Polda Metro Jaya juga dapat membantu memberikan informasi mengenai kendaraan yang terlibat. Bagian informasi dapat mengetahui biodata pengemudi dan pemegang SIM, cukup dengan memasukkan plat nomor mobil.

“Itu penting, misalnya ada kecelakaan, perampokan dengan kendaraan bermotor. Pelaku bisa dilacak, kata Heri. Namun informasi baru akan diberikan setelah mendapat izin dari Polsek atau Polres setempat.

Selain itu, ada juga bagian informasi yang bertugas menerima laporan dari masyarakat. TMC Polda menerima laporan masyarakat melalui pesan singkat, pusat panggilan, fax, ke media sosial. Ada lima saluran telepon yang aktif 24 jam sehari.

Petugas kemudian wajib meneruskan informasi tersebut jika diperlukan. “Biasanya kalau ada yang sengaja mengacau, kita abaikan saja,” kata Indra menanggapi pengikut @TMCPoldaMetro yang sering bertanya dan melontarkan pernyataan aneh.

Menyegarkan ala TMC Polda

Menatap layar komputer setiap hari tentu membuat mata dan pikiran menjadi tumpul. Heri mengatakan, setiap petugas punya caranya masing-masing untuk menjernihkan pikiran.

“Ada yang membaca Al-Quran, atau bermain permainan,” ucapnya. Asalkan tidak berlebihan dan mengganggu waktu kerja. Heri sendiri mengaku suka melukis. Namun karena tak memungkinkan membawa peralatan ke kantor, ia memilih ngobrol dan bercanda dengan rekan-rekannya.

Jakarta tidak memiliki CCTV

Tidak mudah memantau kendaraan dan peristiwa yang terjadi di jalanan ibu kota. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta memiliki 16.350.381 kendaraan bermotor yang terdaftar. Total ruas jalan tersebut sepanjang 6.955,8 kilometer.

Sementara CCTV yang memantau hanya 87 unit; beberapa belum mulai bekerja. Diakui Heri, angka tersebut belum cukup untuk menutupi Jakarta.

Keberadaan kamera pengintai sangatlah penting, terutama di kawasan yang masih sepi. “Kecelakaan dan kejahatan sering terjadi di daerah seperti itu,” katanya.

Rekaman CCTV dapat memudahkan polisi mengidentifikasi pelaku kejahatan. Kamera yang digunakan saat ini mampu memperbesar gambar hingga 300 kali lipat. Nomor STNK terlihat jelas, namun wajah orang memang akan terlihat rusak. Data gambar ini, kata Heri, akan disimpan selama 7 hari.

Oleh karena itu, penting untuk terus menambah jumlah kamera pengintai. Meski enggan menyebutkan angka pastinya, Heri memperkirakan Jakarta membutuhkan ribuan kamera pengintai. “Saya ikuti saja apa yang disampaikan Pak Gubernur yang ingin menambah 3 ribu unit CCTV di Jakarta,” ujarnya.

Kebanyakan kamera didapat dari hibah berbagai pihak. Kalau berharap dari anggaran Polda sendiri, pasti memakan waktu lama. Heri mengaku tidak tahu menahu soal anggaran tersebut. Dia meminta Rappler menanyakan langsung kepada Korlantas atau penegak hukum. Namun harga satu unit kamera ini cukup mahal, sekitar Rp 300 jutaan per unit.

Begitu pula dengan pemeliharaan CCTV. Banyak kamera mulai rusak karena usia, cuaca, atau komponen rusak. Permasalahan anggaran kembali menjadi kendala mengapa alat-alat tersebut belum direstorasi.

Ia mengatakan, ke depan ada rencana penambahan jumlah CCTV, mengikuti perkembangan di wilayah-wilayah di Jakarta. Area seperti jalan kecil dan ruang terbuka yang mulai ramai akan dipasang kamera pengawas untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. “Seperti di Waduk Ria-Rio dan Pluit di sana,” ujarnya.

Selain jumlah kamera, Heri mengatakan sistem TMC Polda cukup baik. Dari segi kualitas peralatan, dia mengaku tertinggal jauh dibandingkan negara lain. “Di luar sana, seperti Jerman, kamera bisa melihat menembus bodi mobil. “Tapi tentu saja merekalah yang memiliki teknologinya,” katanya.

Keunggulan TMC terletak pada integrasi sistem pelacakan nomor polisi. Menurut Heri, belum ada negara lain yang menerapkan sistem serupa. “Di sana mereka menghormati privasi dan melindungi informasi pribadinya,” kata Heri. -Rappler.com

Toto HK