Indonesia merupakan mitra utama pembangunan Timor Leste
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Jokowi memilih Timor Leste sebagai negara pertama yang dikunjunginya pada tahun 2016 untuk menunjukkan komitmen Indonesia dalam membangun hubungan ekonomi yang lebih kuat.
JAKARTA, Indonesia — Presiden Joko “Jokowi” Widodo menegaskan bahwa Indonesia akan menjadi mitra utama Timor Leste dalam pembangunan.
Saya ingin menegaskan komitmen Indonesia sebagai mitra pembangunan terpenting di Timor-Leste dan dalam meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, kata Jokowi dalam pidato makan siang bersama Presiden Timor-Leste Taur Matan Ruak di Palacio Presidencial, Selasa, di Ibu Kota. Dili, kata. 26 Januari.
Lanjut Jokowi, ia sengaja memilih Timor Leste sebagai negara pertama yang dikunjungi pada tahun 2016 untuk menunjukkan komitmen Indonesia dalam membangun hubungan bilateral yang lebih kuat, membangun ikatan ekonomi yang lebih kuat, dan membangun masa depan yang lebih kuat dengan Timor Leste.
Lebih lanjut, kedua kepala negara membahas hubungan bilateral yang saat ini berjalan sangat baik. Keduanya berkomitmen tinggi untuk meningkatkan hubungan bilateral di masa depan.
pemerintah Indonesia sebelumnya telah menyatakan komitmennya untuk meningkatkan perdagangan dan pembangunan infrastruktur yang saling menguntungkan di Timor Leste.
Menindaklanjuti hal tersebut, Menteri Pekerjaan Umum, Perhubungan dan Komunikasi Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), Gastao Franscisco de Sousa, bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia, Basuki Hadimuljono pada 10 April 2015 membahas pembangunan infrastruktur di Timor Leste.
Basuki mengatakan, sektor infrastruktur yang diminta Timor Timur adalah pengembangan sumber daya air, jalan dan jembatan, perumahan dan permukiman, penyediaan dan pembiayaan perumahan, pembangunan gedung, jasa konstruksi, pembangunan infrastruktur perkotaan, penelitian dan pengembangan, serta pengembangan sumber daya manusia.
“Saya yakin kerja sama ini akan berjalan baik mengingat sejak tahun 2011-2015, penyedia jasa konstruksi Indonesia mengikuti lelang dan mengerjakan pekerjaan dengan total nilai kontrak sebesar USD 344,2 juta,” kata Basuki. Jika dirupiahkan Rp4,7 triliun.
Proyek ini dikerjakan oleh 11 kontraktor dan 2 konsultan Indonesia. Sementara jumlah pekerja manual (teknis) Indonesia yang terlibat sekitar 1.000 orang. —Rappler.com
BACA JUGA