Setya Novanto juga mengucapkan selamat kepada Trump atas terpilihnya dia sebagai Presiden AS
- keren989
- 0
Setya Novanto mengatakan Trump mengapresiasi Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia
JAKARTA, Indonesia – Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto turut mengucapkan selamat kepada Donald Trump atas terpilihnya dirinya sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45. Ia berharap dengan terpilihnya raja real estate tersebut, hubungan Indonesia dan Amerika Serikat akan semakin baik, khususnya di bidang perdagangan.
“Sebagai sahabat dan sahabat tentunya saya bersyukur atas kemenangan Donald Trump. “Bisa menjadi sesuatu yang sangat baik bagi saya dan tentunya bagi negara,” kata Setya yang ditemui di kantor DPP Partai Golkar, Rabu 9 November.
Setya bertemu dengan Presiden terpilih Partai Republik itu pada September 2015. Setya yang didampingi sejumlah anggota dan delegasi DPR menghadiri Konferensi Ketua Parlemen Dunia ke-4 di New York pada 31 Agustus hingga 2 September.
Usai menghadiri acara tersebut, delegasi Indonesia bertemu dengan Trump di Trump Tower pada Kamis, 3 September sekitar pukul 1 siang waktu setempat. Setya yang dikenalkan dengan pendukungnya di Trump Tower mengaku sudah berbicara dengan suami Melania.
“Beliau sangat mengapresiasi Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar dan beliau sangat ingin memberikan kontribusi yang besar dalam investasi. (Tapi) saat itu dia masih pengusaha,” kata Setya.
Menurutnya, hubungan baik yang terjalin dengan berbagai politisi Indonesia bisa menjadi langkah awal mendekatkan hubungan kedua negara di bawah pemerintahan Trump ke depan. Setya mengaku tak khawatir hubungan ekonomi kedua negara akan memburuk setelah Trump terpilih.
Komitmen yang ditunjukkan Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk menjalin kerja sama ekonomi dengan Negeri Paman Sam sudah dilakukan sejak awal. Bahkan sebelum Trump terpilih.
“Di luar itu, Indonesia tidak hanya bekerja sama dengan Amerika Serikat, tapi juga dengan negara lain seperti Jepang dan China,” ujarnya.
Hubungan historis tidak berpengaruh
Rekan Setya dari Partai Golkar, Tantowi Yahya pun menilai, di bawah pemerintahan Trump, hubungan bilateral kedua negara sebenarnya bisa semakin kuat. Berdasarkan pengalaman pada pemerintahan Presiden Barack Obama, Negeri Paman Sam tidak memberikan perhatian khusus terhadap Indonesia.
“Sebenarnya Obama berlatar belakang Indonesia, masih bersekolah dan bisa sedikit berbahasa Indonesia. Namun kenyataannya, banyak kebijakan Amerika yang tidak menguntungkan Indonesia. Artinya, kedekatan sejarah ini tidak ada sangkut pautnya dengan hubungan Presiden AS dengan Indonesia, kata Tantowi saat dihubungi Rappler, Selasa, 8 November melalui telepon.
Perlakuan lebih istimewa justru diterima oleh Tiongkok, negara yang kerap dianggap sebagai rival Amerika Serikat dalam bidang ekonomi. Tantowi mengaku sempat tergabung dalam kelompok Setya pada tahun lalu, namun tak sempat bicara banyak.
Ia menilai apa yang diucapkan Trump saat kampanye dan debat publik tidak selalu mencerminkan dirinya. Tantowi memilih mencermati pemikiran dan gagasan Trump melalui bukunya yang berjudul “Crippled America: How to Make America Great Again”.
Buku tersebut, kata Tantowi, banyak memuat gagasan orisinal Trump.
“Kebanyakan yang disampaikan media menyimpang sehingga pemberitaannya cenderung negatif,” ujarnya.
Menurut Tantowi, Trump tidak anti imigran. Yang tidak diterima adalah imigran yang masuk ke AS secara ilegal.
“Karena biasanya mereka akan menetap di sana, mencari pekerjaan sehingga mengurangi lapangan kerja bagi warga sekitar,” kata Tantowi.
Kunjungan Setya, Tantowi, dan delegasi DPR lainnya menuai protes masyarakat karena mereka diketahui datang ke AS sebagai wakil DPR RI. Namun, di saat yang sama, mereka bersedia tampil di acara kampanye dan mengomentari sosok Trump. (MEMBACA: Donald Trump: Apakah masyarakat Indonesia menyukai saya?)
“Apakah mereka menyukai saya di Indonesia?” tanya Trump kepada Setya tahun lalu.
Setya menjawab: “ya, sangat. Terima kasih banyak,”. – dengan pelaporan oleh Santi Dewi/Rappler.com