Tidak ada anggaran, ada peraturan
- keren989
- 0
Tim sinkronisasi Anies-Sandi tidak akan mengenakan anggaran untuk 100 hari pertama
JAKARTA, Indonesia – Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno menunjuk Sudirman Said sebagai ketua tim sinkronisasi. Ia memimpin 7 anggota yang profesional dari berbagai latar belakang.
Tim ini diberi nama sinkronisasi karena tugas anggotanya adalah menerjemahkan janji kampanye dan visi misi Anies-Sandi ke dalam kebijakan. Bagaimana menyinkronkan apa yang disiapkan dengan janji kampanye Pak Anies dan Pak Sandi, ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa, 16 Mei 2017.
Sudirman dan rekan-rekannya akan berkoordinasi dengan pejabat Pemprov DKI Jakarta yang saat ini masih bertugas. Termasuk di dalamnya Plt. Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan Para Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Terkait.
Mereka akan menyiapkan kerangka agar saat Anies-Sandi resmi dilantik Oktober mendatang, keduanya bisa langsung tancap gas.
“Kenapa tidak Anies-Sandi saja?
“Mereka membutuhkan bantuan tim yang bisa meringankan beban dan menjangkau lebih luas,” kata Sudirman. Tim ini akan menjadi jembatan yang mempermudah segalanya.
Salah satu tugas yang akan diemban tim sinkronisasi adalah memasukkan program Anies-Sandi ke dalam APBDP-P 2017 dan APBD 2018 yang sedang disusun. Jika tidak, maka pada 3 bulan pertama masa jabatan pemerintah hanya melanjutkan program kerja periode sebelumnya.
Selama masa kampanye, Anies-Sandi mempunyai 23 program kerja yang direncanakan. Beberapa yang akan diprioritaskan antara lain program DP rumah 0 rupiah, kartu Jakarta Pintar Plus, kartu Jakarta Sehat dan OK-Oce. Mereka tak punya banyak waktu karena pembahasan APBD-P 2017 akan mencapai batas waktu pada akhir Mei.
Bagaimana Sudirman menyikapi hal tersebut meski belum bertemu secara resmi dengan Djarot dan SKPD lainnya? Pertama, ia menyoroti proses-proses yang terjadi pasca pelantikan.
Gubernur baru akan dilantik pada bulan Oktober, dan pada minggu pertama mereka harus mengenal SKPD, melapor ke pemerintah pusat, dan bersilaturahmi ke DPRD. Rangkaian proses ini diperkirakan memakan waktu 2-3 minggu.
“Sisa dua bulan tidak banyak yang bisa dilakukan. Mulailah sisa waktu dengan anggaran sebelumnya. “Kalau ternyata programnya masih sama, jalankan saja,” ujarnya.
Sembari menggarap warisan Ahok-Djarot, tim akan menyusun regulasi kebijakan baru Anies dan Sandi. Sudirman mengatakan, program tersebut tidak hanya soal uang, tapi juga ada regulasinya.
“Yang saya bayangkan Anies-Sandi akan melihat semua regulasi di bulan pertama, kalau perlu. Misalnya OK-Oce, DP 0 rupiah, KJP plus. “Kalau begitu, regulasinya bisa diperbaiki,” ujarnya. Jika rampung, Sudirman menilai pemerintahan baru sudah bekerja tanpa mengganggu anggaran 2017.
Menurut dia, masyarakat tidak boleh hanya fokus pada 100 hari pertama karena masa jabatan gubernur berlangsung selama 5 tahun. Program-program tersebut dapat diakomodasi pada anggaran tahun 2018.
Sudirman melihat timnya masih mempunyai peluang untuk memasukkan program tersebut ke dalam anggaran dan rencana kerja tahun depan. Mereka akan mulai berkomunikasi dengan SKPD dan Djarot dalam waktu dekat.
“Kalau prosesnya bagus, APBD 2018 harusnya benar-benar mengakomodir program gubernur baru. “Saya tidak bisa membayangkan pemerintah membongkar (anggaran) setiap periode,” ujarnya.
Sedangkan untuk anggaran tahun depan, Sudirman menyatakan akan mendorong 23 program untuk dimasukkan. Menurut dia, program-program tersebut bisa dimulai bersamaan, namun penyelesaiannya berbeda.
“Semuanya dipindahkan ke anggaran program, hanya biayanya saja,” ujarnya.
Saat ini tim belum bisa benar-benar efektif karena masih menunggu pertemuan formal dengan Djarot. Sandi mengatakan, pertemuan antara Djarot dan tim sinkronisasi dijadwalkan pada Selasa, 16 Mei. Namun dibatalkan karena jadwal mereka tidak sesuai.
Selain menghadiri acara di Ancol, Djarot juga mengunjungi Ahok di Mako Brimob Kelapa Dua bersama Sekda DKI Jakarta Saefullah dan SKPD lainnya. Meskipun mereka telah memesan pekerjaan, tim sinkronisasi tidak dipesan.
Sudirman bisa memahami hal ini. “Aku sedang mencari waktu. Saya memahami betapa sibuknya Plt. (Djarot) tanpa kehadiran Wakil Gubernur. “Solidnya (acaranya),” ucapnya.
Sekadar informasi, tim yang baru dibentuk pekan lalu ini beranggotakan Edriana Noerdin, Hanief Arie Setanto, Rikrik Rizkiyana, Fadjar Panjaitan, Marco Kusumawijaya, Eko Prasojo, dan Untoro Hariadi. Selain itu, terdapat juga tim pengarah dan tim penasihat ahli yang memiliki prestasi berbeda. –Rappler.com